UTM, GARAM DAN SUNAH RASULULLAH – Tulisan kedua
Tulisan ini merupakan lanjutan pada tulisan sebelumnya, sekedar mengisi ruang kosong ditengah-tengah kesibukan Universitas Trunojoyo Ma...
https://rohman-utm.blogspot.com/2018/06/utm-garam-dan-sunah-rasulullah-tulisan.html
Tulisan ini merupakan
lanjutan pada tulisan sebelumnya, sekedar mengisi ruang kosong ditengah-tengah
kesibukan Universitas Trunojoyo Madura memperjuangan pulau garam. Penulis
sengaja mengahadirkan sejumlah hadis yang memuat tentang garam, sekalipun
banyak hadis yang mengungkap tentang garam adalah hadis palsu. Sungguhpun
demikian, sampai detik ini kebenaran tentang keberadaan GARAM sungguh sangat
luar biasa. Bahkan tidak ada yang dipertentangan hingga tulisan ini diturunkan.
Setelah dua hadis pada tulisan sebelumnya. Ada sejumlah hadis lainnya yang cukup fenomenal dan selalu menjadi bahan
referensi kaum muslimin dalam menggali ciptaan Allah berupa GARAM. Diantara
hadis tersebut adalah
Sekalian hadis ini
dalam redaksinya hampir sama dengan sebelumnya, pada hadis pertama menggunakan عليكم (artinya hendaknya/ wajib), sedang pada hadis
berikutnya menggunakan kata yang membedakan pada kalimat awal فَابْدَأْ (mulailah) dan kata وَاخْتِمْ
( dan akhirilah) sama-sama
menggunakan fiil amr (kata perintah) sebagai bentuk penekakan tentang
pentingnya menggunakan GARAM.. Berikut hadis selengkapnya dibawah ini.
وَإِذَا أَكَلْتَ
فَابْدَأْ بِالْمِلْحِ , وَاخْتِمْ بِالْمِلْحِ؛ فَإِنَّ فِي الْمِلْحِ شِفَاءٌ
مِنْ سَبْعِينَ دَاءً أَوَّلُهَا الْجُذَامُ وَالْجُنُونُ وَالْبَرَصُ وَوَجَعُ
الْأَضْرَاسِ وَوَجَعُ الْحَلْقِ وَوَجَعُ الْبَصَرِ
“Apabila
kamu makan, maka mulakan dengan garam dan akhirilah dengan garam juga.
Sesungguhnya dalam garam itu ada penawar bagi 70 jenis penyakit. Pertamanya
kusta, gila, sopak, sakit gigi, sakit tekak dan sakit mata.”
Hadis ini
diriwayatkan oleh Ibnu Abi Usamah dalam Musnad
al-Harith (469).
Sedang Penilaian tentang hadis ini
a. Al-Hafiz al-Busiri dalam Ithaf
al-Khairah al-Maharah (3/413): “Sanad ini berantai dengan
perawi yang daif. Al-Sari, Hammad dan Abdul Rahim perawi yang daif.”
b. Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam al-Mathalib
al-‘Aliyah (2/252): “Hadis ini sangat daif.”
Selanjutnya Hadis senada adalah
مَنِ ابْتَدَأَ
غَدَاءَهُ بِالْمِلْحِ، أَذْهَبَ عَنْهُ سَبْعِينَ نَوْعًا مِنَ الْبَلَاءِ
“Sesiapa yang memulakan makanannya
dengan garam, dijauhkan darinya 70 jenis bala.”
Hadis diriwayatkan
oleh al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman (5553).
Sedang penilaian tentang hadis ini adalah
a. Al-Muttaqi al-Hindi dalam Kanz
al-Umal (10/86) mengenai perawi sanad ini:
"Isa bin al-Asy'ath, kata (al
Iraqi) dalam al-Mughni: tidak dikenali. Dan Juwaibir, matruk."
b. Ibnu ‘Arraq dalam Tanzih
al-Syari’ah al-Marfu’ah (2/243): “Dan athar Ali (sangat) daif.
Dalam sanadnya ada Juwaibir, seorang yang matruk. Dan (meriwayatkan)
daripadanya (Juwaibir) ialah ‘Isa bin al-Asy’ath, seorang yang tidak dikenali
(majhul).”
استفتحوا طَعَامكُمْ
بالملح فوالذي نَفسِي بِيَدِهِ إِنَّه ليرد ثَلَاثًا وَسبعين من الْبلَاء، أَو
قَالَ من الدَّاء
“Mulakanlah
makanan kamu dengan garam. Demi diriku yang berada dalam kekuasaan-Nya, ianya
akan menolak 73 jenis bala atau penyakit.”
Hadis
diriwayatkan oleh Ibnu Mandah dalam Akhbar
Asbahan sebagaimana yang disebutkan oleh al-Sayuthi dalam al-Laali’
al-Masnu’ah (2/179). Sedang penilaian tentang hadis ini.
a. Ibnu ‘Arraq dalam Tanzih
al-Syair’ah al-Marfu’ah (2/243): “Ia (diriwayatkan) melalui
jalur Ibrahim bin Hayyan bin Hakim.”
Ketiga hadis diatas, menekankan bahwa GARAM tidak saja hanya
sebatas merupakan bumbu dapaur semata, tetapi juga memiliki manfaat secara medis.
Untuk membuktikan benarkah GARAM memiliki manfaat medis, silahkan teman-teman
dosen dan mahasiswa kedokteran atau mungkin mahasiswa kimia, bisa membuktikan
dengan penelitian. Karena tulisan ini
hanya masih bersifat overview , sehingga perlu kajian mendalam tentang
kebenaran manfaat GARAM.
Akhirnya, semoga tulisan ini bisa
bermanfaat. Wallahu a’lam bi
al-showab (Abdur Rohman-FkiS UTM)
>>>>>>>>>>>>>>
Berlanjut pada
tulisan ketiga. Insya Allah