NASEHAT TENTANG GEMPA
Diambil dari berbagai sumber [Gempa Bumi, Di Antara Tanda Kekuasaan Allah] [1] Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahu...

https://rohman-utm.blogspot.com/2018/12/nasehat-tentang-gempa.html

Diambil dari berbagai sumber
[Gempa Bumi, Di Antara Tanda
Kekuasaan Allah][1]
Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap
semua yang dilaksanakan dan ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana
dan Maha Mengetahui terhadap semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Allah
menciptakan berbagai tanda-tanda kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dia
pun menetapkannya untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Dengan tanda-tanda tersebut,
Allah mengingatkan kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak Allah
‘azza wa Jalla. Hal ini untuk mengingatkan para hamba dari perbuatan
syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا
“Dan tidaklah Kami
memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.”
(QS. Al-Israa: 59)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى
يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga
jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup
(bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu.”
(QS. Fushilat: 53)
Allag Ta’ala pun
berfirman,
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا
مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا
وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ
“Katakanlah (Wahai Muhammad) : “Dia (Allah) Maha
Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah
kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling
bertentangan), dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebahagian yang
lain” (QS. Al-An’am: 65)
Imam Bukhari meriwayatkan di dalam kitab shahihnya, dari Jabir
bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, tatkala turun firman Allah Ta’ala dalam
surat Al An’am [قُلْ
هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ],
beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a: “Aku berlindung dengan wajah-Mu”.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan
(membaca) [أَوْ مِنْ تَحْتِ
أَرْجُلِكُمْ], beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a
lagi, “Aku
berlindung dengan wajah-Mu.” [2]
Diriwayatkan oleh Abu Syaikh Al Ash-bahani, dari Mujahid tentang
tafsir surat Al An’am ayat 65 [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ
عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ], beliau mengatakan bahwa yang dimaksudkan
adalah halilintar, hujan batu dan angin topan. Sedangkan firman Allah [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ],
yang dimaksudkan adalah gempa dan tanah longsor.
Jelaslah, bahwa musibah-musibah yang terjadi pada masa-masa ini
di berbagai tempat termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah guna menakut-nakuti
para hamba-Nya.
[Musibah Datang Dikarenakan
Kesyirikan dan Maksiat yang Diperbuat]
(Perlu diketahui), semua musibah yang terjadi di alam ini,
berupa gempa dan musibah lainnya yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta
menimbulkan berbagai macam penderitaan, itu semua disebabkan oleh perbuatan
syirik dan maksiat yang diperbuat. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka
disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian
besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. Asy-Syuura: 30)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ
سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
“Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah,
dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.”
(QS. An-Nisaa: 79)
Allah Ta’ala menceritakan
tentang umat-umat terdahulu,
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا
عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ
خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan
dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu
krikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur
(halilintar), dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di
antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”
(QS. Al-Ankabut: 40)
[Kembali pada Allah Sebab Terlepas dari
Musibah]
Oleh karena itu, wajib bagi setiap kaum muslimin yang telah
dibebani syari’at dan kaum muslimin lainnya, agar bertaubat kepada Allah ‘Azza
wa Jalla, konsisten di atas agama, serta menjauhi larangan Allah
yaitu kesyirikan dan maksiat. Sehingga dengan demikian, mereka akan selamat
dari seluruh bahaya di dunia maupun di akhirat. Allah pun akan menghindarkan
dari mereka berbagai adzab, dan menganugrahkan kepada mereka berbagai kebaikan.
Perhatikan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا
عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا
فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96)
Allah Ta’ala pun
mengatakan tentang Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani),
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ وَمَا
أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ
أَرْجُلِهِمْ
“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan
(hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari
Rabb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah
kaki mereka.” (QS. Al-Maidah: 66)
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا
وَهُمْ نَائِمُونَ, أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى
وَهُمْ يَلْعَبُونَ, أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ
إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang
tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggahan naik ketika mereka
sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak
terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang
yang merugi.” (QS. Al-A’raaf : 97-99)
[Perkataan Para Salaf Ketika Terjadi Gempa]
Al ‘Allaamah Ibnul
Qayyim –rahimahullah- mengatakan,
”Pada sebagian waktu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan
izin kepada bumi untuk bernafas, lalu terjadilah gempa yang dahsyat. Akhirnya,
muncullah rasa takut yang mencekam pada hamba-hamba Allah. Ini semua sebagai
peringatan agar mereka bersegera bertaubat, berhenti dari berbuat maksiat,
tunduk kepada Allah dan menyesal atas dosa-dosa yang selama ini diperbuat.
Sebagian salaf mengatakan ketika terjadi goncangan yang dahsyat, ”Sesungguhnya
Allah mencela kalian”.
‘Umar bin Khatthab -radhiyallahu ’anhu-, pasca gemba di Madinah
langsung menyampaikan khutbah dan wejangan. ‘Umar -radhiyallahu ’anhu-
mengatakan, ”Jika
terjadi gempa lagi, janganlah kalian tinggal di kota ini”. Demikian
yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim -rahimahullah-. Para salaf memiliki perkataan
yang banyak mengenai kejadian semacam ini.
[Bersegera Bertaubat dan Memohon
Ampun pada Allah]
Saat terjadi gempa atau bencana lain seperti gerhana, angin
ribut dan banjir, hendaklah setiap orang bersegera bertaubat kepada Allah subhanahu
wa ta’ala, merendahkan diri kepada-Nya dan memohon keselamatan
dari-Nya, memperbanyak dzikir dan istighfar (memohon ampunan pada Allah).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ketika
terjadi gerhana bersabda, “Jika kalian melihat gerhana, maka
bersegeralah berdzikir kepada Allah, memperbanyak do’a dan bacaan istighfar.”[3]
[Dianjurkan Memperbanyak Sedekah
dan Menolong Fakir Miskin]
Begitu pula ketika terjadi musibah semacam itu, dianjurkan untuk
menyayangi fakir miskin dan memberi sedekah kepada mereka. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ارْحَمُوا تُرْحَمُوا
“Sayangilah (saudara
kalian), maka kalian akan disayangi.”[4]
Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِى
الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
“Orang yang menebar
kasih sayang akan disayang oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang di
muka bumi, kalian pasti akan disayangi oleh Allah yang berada di atas langit”[5]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لاَ يَرْحَمُ لاَ يُرْحَمُ
“Orang yang tidak memiliki kasih sayang, pasti tidak
akan disayang.”[6]
Diriwayatkan dari ‘Umar bin Abdul Aziz –rahimahullah- bahwasanya
saat terjadi gempa, beliau menulis surat kepada pemerintahan daerah bawahannya
agar memperbanyak shadaqah.
[Yang Mesti Diperintahkan Pemimpin
Kaum Muslimin kepada Rakyatnya]
Di antara sebab terselamatkan dari berbagai kejelekan adalah
hendakanya pemimpin kaum muslimin bersegera memerintahkan pada rakyat
bawahannya agar berpegang teguh pada kebenaran, kembali berhukum dengan
syari’at Allah, juga hendaklah mereka menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar.
Allah ‘Azza
wa Jalla berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ
الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ
سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijakasana”
(QS. At-Taubah: 71)
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ
عَزِيزٌ, الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الأرْضِ أَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا
الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ
عَاقِبَةُ الأمُورِ
”Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong
(agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu)
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya
mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan
mencegah dari perbuatan yang mungkar ; dan kepada Allah-lah kembali segala
urusan.” (QS. Al-Hajj : 40-41)
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rizki dari arah yang
tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah,
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaaq:
2-3)
Ayat-ayat semacam ini amatlah banyak.
[Anjuran untuk Menolong Kaum Muslimin
yang Tertimpa Musibah]
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ فِى حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِى حَاجَتِهِ
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا
نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ
عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ
سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى
عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ
”Barangsiapa yang
membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka
Allah akan melepaskannya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan
akhirat. Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka
Allah akan memudahkan dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib
seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah
akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”.[8] Hadits
ini diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya.
Hadits-hadits yang mendorong untuk menolong sesama amatlah
banyak.
Hanya kepada Allah kita memohon agar memperbaiki kondisi kaum
Musimin, memberikan pemahaman agama, menganugrahkan keistiqomahan dalam agama,
dan segera bertaubat kepada Allah dari setiap dosa. Semoga Allah memperbaiki
kondisi para penguasa kaum Muslimin. Semoga Allah menolong dalam memperjuangkan
kebenaran dan menghinakan kebathilan melalui para penguasa tersebut. Semoga
Allah membimbing para penguasa tadi untuk menerapkan syari’at Allah bagi para
hamba-Nya. Semoga Allah melindungi mereka dan seluruh kaum Muslimin dari
berbagai cobaan dan jebakan setan. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa untuk hal
itu.
Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para
sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari
pembalasan.
Mufti ‘Aam Kerajaan
Saudi Arabia
Ketua Hai-ah Kibaril
‘Ulama’, Penelitian Ilmiah dan Fatwa
‘Abdul ‘Aziz bin
‘Abdillah bin Baz[9]
Sumber:
Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 9/148-152, Majmu’ Fatawa wa Maqolaat
Mutanawwi’ah Li Samahah As Syaikh Ibnu Baz, Mawqi’ Al Ifta’.
[1] Yang mengalami tanda kurung semacam
ini “[…]” di awal paragraf adalah tambahan judul dari penerjemah untuk
memudahkan pembaca dalam memahami tulisan.
[2] Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Tafsir Al Qur’an no. 4262 dan At Tirmidzi dalam Tafsir Al
Qur’an no. 2991
[3] Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Al Jumu’ah no. 999 dan Muslim dalam Al Kusuf no. 1518
[4] Diriwayatkan
oleh Ahmad dalam musnadnya no. 6255.
[5] Diriwayatkan
oleh At Tirmidzi dalam Al Birr wash Shilah no. 1847.
[6] Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 5538 dan At Tirmidzi dalam Al Birr wash
Shilah no. 1834.
[7] Diriwayatkan
oleh Al Bukhari dalam Al Mazholim dan Al Ghodhob no. 2262 dan Muslim no. 4677
dengan lafazh yang disepakati oleh keduanya.
[8] Diriwayatkan
oleh Muslim dalam Adz Dzikr, Ad Du’aa dan At Taubah no. 4867 dan At Tirmidzi
dalam Al Birr wash Shilah no. 1853.
[9] Syaikh
‘Abdul ‘Aziz bin Baz lahir pada tahun 1330 H di kota Riyadh. Dulunya beliau
memiliki penglihatan. Kemudian beliau tertimpa penyakit pada matanya pada tahun
1346 H dan akhirnya lemahlah penglihatannya. Pada tahun 1350 H, beliau buta
total. Beliau telah menghafalkan Al Qur’an sebelum baligh. Beliau sangat
perhatian dengan hadits dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu tersebut.
Beliau pernah menjabat sebagai Mufti ‘Aam Kerajaan Saudi Arabia dan Ketua Al
Lajnah Ad Da-imah Lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (Komisi Fatwa di Saudi
Arabia). Beliau meninggal dunia pada hari Kamis, 27/1/1420 H pada umur 89
tahun.