Gempa bumi kembali menguncang Indonesia, tepatnya di Lombok Nusa Tenggara barat Tgl 5 Agustus 2018 lalu. berkekuatan 7 M w pada 5 Agus...
Gempa bumi kembali menguncang Indonesia, tepatnya di
Lombok Nusa Tenggara barat Tgl 5 Agustus
2018 lalu. berkekuatan 7 Mw pada 5 Agustus 2018, pukul 19.46 WITA dan sebelumnya pernah
terjadi pada tanggal 28 Juli 2018 berkekuatan 6,4 Mw pada 29 Juli
2018, pukul 06.47. Mengapa Ini bisa terjadi ?
Tulisan ini tidak menjawab pertanyaan diatas, hanya ingin
menggali lebih dalam tentang Gempa bumi dan ada apa dibalik peristiwa tersebut
dalam prespektif Islam, yang sengaja penulis diambil diambil dari berbagai
sumber.
Gempa Bumi, Di Antara Tanda Kekuasaan Allah
Sesungguhnya Allah
Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan
ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap
semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Allah menciptakan berbagai
tanda-tanda kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dia pun menetapkannya
untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Dengan tanda-tanda tersebut, Allah mengingatkan
kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak Allah ‘azza wa Jalla.
Hal ini untuk mengingatkan para hamba dari perbuatan syirik dan melanggar
perintah serta melakukan yang dilarang. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا نُرْسِلُ
بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا
“Dan tidaklah Kami
memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” (QS. Al-Israa: 59)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي
أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ
بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan
pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu
benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Fushilat: 53)
Allag Ta’ala pun
berfirman,
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ
عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ
يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ
“Katakanlah (Wahai
Muhammad) : “Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian,
dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam
golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebagian
kalian keganasan sebahagian yang lain” (QS. Al-An’am: 65)
Imam Bukhari
meriwayatkan di dalam kitab shahihnya, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu
‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala turun
firman Allah Ta’ala dalam surat Al An’am [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ
عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ], beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a: “Aku berlindung dengan wajah-Mu”.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan
(membaca) [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ], beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam berdo’a lagi, “Aku berlindung dengan wajah-Mu.” [2]
Diriwayatkan oleh Abu
Syaikh Al Ash-bahani, dari Mujahid tentang tafsir surat Al An’am ayat 65 [قُلْ
هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ],
beliau mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah halilintar, hujan batu dan
angin topan. Sedangkan firman Allah [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ], yang
dimaksudkan adalah gempa dan tanah longsor.
Jelaslah, bahwa
musibah-musibah yang terjadi pada masa-masa ini di berbagai tempat termasuk
tanda-tanda kekuasaan Allah guna menakut-nakuti para hamba-Nya.
[Musibah Datang Dikarenakan Kesyirikan dan Maksiat
yang Diperbuat]
(Perlu diketahui), semua
musibah yang terjadi di alam ini, berupa gempa dan musibah lainnya yang
menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai macam
penderitaan, itu semua disebabkan oleh perbuatan syirik dan maksiat yang
diperbuat. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala,
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa
saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri,
dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS.
Asy-Syuura: 30)
Allah Ta’ala juga
berfirman,
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ
“Nikmat apapun yang
kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu
karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An-Nisaa: 79)
Allah Ta’ala menceritakan
tentang umat-umat terdahulu,
فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنْبِهِ فَمِنْهُمْ مَنْ
أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُمْ
مَنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُمْ مَنْ أَغْرَقْنَا وَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
“Maka masing-masing
(mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami
timpakan kepadanya hujan batu krikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa
suara keras yang mengguntur (halilintar), dan di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan
Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang
menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al-Ankabut: 40)
[Kembali
pada Allah Sebab Terlepas dari Musibah]
Oleh karena itu, wajib
bagi setiap kaum muslimin yang telah dibebani syari’at dan kaum muslimin
lainnya, agar bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla, konsisten di
atas agama, serta menjauhi larangan Allah yaitu kesyirikan dan maksiat.
Sehingga dengan demikian, mereka akan selamat dari seluruh bahaya di dunia
maupun di akhirat. Allah pun akan menghindarkan dari mereka berbagai adzab, dan
menganugrahkan kepada mereka berbagai kebaikan. Perhatikan firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf: 96)
Allah Ta’ala pun
mengatakan tentang Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani),
وَلَوْ أَنَّهُمْ أَقَامُوا التَّوْرَاةَ
وَالْإِنْجِيلَ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ مِنْ رَبِّهِمْ لَأَكَلُوا مِنْ
فَوْقِهِمْ وَمِنْ تَحْتِ أَرْجُلِهِمْ
“Dan sekiranya
mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur’an) yang
diturunkan kepada mereka dari Rabb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan
dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.” (QS. Al-Maidah: 66)
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ
بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ, أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ
يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ, أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ
فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah
penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk
negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di
waktu matahari sepenggahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah
mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang
merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS.
Al-A’raaf : 97-99)
Semoga bermanfaat....