SYACHONA CHOLIL BANGKALAN DAN ROKOK 234 ( DJI SAM SOE)
( Benarkah Sejarah Rokok, bermula dari Tokoh Ulama Besar Syaichona Cholil Bangkalan) Kebutulan saya selain mengajar di Kampus Universit...
https://rohman-utm.blogspot.com/2018/05/syachona-cholil-bangkalan-dan-rokok-234.html
( Benarkah Sejarah Rokok, bermula dari Tokoh Ulama Besar Syaichona
Cholil Bangkalan)
Kebutulan saya selain mengajar di Kampus Universitas Trunojoyo
Madura, saya diminta bantuan untuk mrngajar ekonomi Islam di STIS Syaichona
Kholil Bangkalan, beberapa kali saya
memberikan judul tentang pemikiran ekonomi islam syachoina Kholil disejumlah
karyanya, ternyata kitab syachona Cholil tidak banyak tercetak, sehingga
mahasiswa sedikit kesulitan untuk mencari kitab-kitab beliau, sehinggga hanya
ditemukan satu kitab, itupun hanya membahas tentang zakat.. Akhirnya skripsi
ini sebenarnya jauh dari sempurna, sungguhpun demikian, karena skripsi ini
merupakaan penelitian pertama yaang membahas tentang pemikiran Syachona Cholil
tentang ekonomi islam, maka penelitian ini menjadi layak dan menarik.
Disela membimbing skripsi, saya mencoba untuk mencari referensi
tentang Syaichona Cholil, ada yang cukup menarik perhatian saya tentang
syaichona cholil dan sejarah rokok 234. Sesungguhnya penulis kurang begitu yakin
apakah sumbernya valid atau tidak...Wallahu a’lamu . Berikut ceritanya.
Suatu ketika saat para kiai dan habaib menghadap Syaichona Kholil Bangkalan Madura ingin menanyakan
status hukum rokok. Sebelum ditanya, Syaichona Kholil Bangkalan yang baru keluar hendak menyambut para tamu
tiba-tiba dawuh singkat:
وَيُسَنُّ بَعْدَ أَنْ تَأْكُلَ أَنْ تَأْدُدَ
“Disunnahkan setelah makan untuk udud (merokok).”
Akhirnya para kiai dan habaib merasa terkejut, dan hanya mampu
terdiam tidak jadi mengutarakan pertanyaan tentang status hukum rokok. Mereka
semua taslim (menerima) dan paham atas dawuh singkat Syaichona Kholil tersebut.
ROKOK 234, NU dan SYACHONA KHOLIL BANGKALAN
Daam berbagai sumber tentang sejarah rokok 234 kenapa
diidentikan dengan warga NU ? Begini ceritanya saat itu mbah kholil memberikan
amanat kepada muridnya dengan memberi sebuah kitab, di antaranya kepada kyai Ahmad
Dahlan (pendiri Muhammadiyah), dan kyai Hasyim Ashari (pendiri NU). Kepada
murid yg lain ada yangg diberi cincin dan yg terakhir yang akan di bahas yaitu
ada murid yg minta arahan sekiranya usaha apa yang cocok di Indonesia, maka sang
murid tadi, oleh Syaikhona Kholil di suruh jualan Rokok /produksi rokok. dengan
syarat tembakau asli Madura.
Singkatnya muncullah rokok 234, tenyata memiliki filosofi
tersendiri diakalangan warga NU. Berikut adalah makna lambang dan angka dalam
rokok 234.
Pertama ; Bintang sembilan dibungkus 234 sama dengan lambang
NU dengan bintang sembilan.
Kedua : Kata dji, sam dan soe (234) mengisyaratkan : 2 berarti 2 rokaat
sholat subuh, 3 berarti 3 rokaar yaitu sholat magrib, dan 4 berarti 4 rokaat
yaitu sholat isya. Ashar dan dhuhur. ditambahi tulisan “fatsal 5” dikemasannya
yang bisa diartikan dengan hal yang simbolik dengan angka 5. Sholat lima waktu,
rukun Islam, Pancasila dan lain sebagainya.( dikutip dari berbagai sumber,
termasuk cerita dari Cak Nun. Silahkan dicek di You tube