STRATEGI DAGANG RASULULLAH
Nabi Muhammad SAW merupakan seorang Nabi dan Rasul akhir zaman, dan ia sebagai penutup Nabi-nabi. Nabi Muhammad orang yang memiliki akh...
https://rohman-utm.blogspot.com/2017/10/strategi-dagang-rasulullah.html
Nabi
Muhammad SAW meskipun telah dijamin masuk surga oleh Allah SWT, namun ia tetap
merasa dirinya harus patuh dan tunduk serta menjalankan segala perintah Allah.
Selain sebagai Nabi dan Rasul yang membawa ajaran dan kitab akhir zaman yaitu
Al- Quran, Rasulullah tetap merasa dirinya sama dengan manusia-manusia lain
yang harus memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Sejak kecil Nabi Muhammad telah ikut Pamannya berdagang. Paman Rasul yang
bernama Abdul Muthalib adalah orang yang merawat Muhammad sejak berusia delapan
tahun. Meskipun Abdul Muthalib merupakan seorang yang disegani oleh masyarakat
Quraisy dan hidup dalam kecukupan, Nabi Muhammad tetap membantu meringankan
beban pamannya, dengan ikut berdagang. Nabi pun telah ikut dengan para khafilah
dagang Arab untuk berdagang hingga ke luar negeri seperti negara Syam (Syria
sekarang) sejak usianya telah memasuki usia 12 tahun.
Setelah
usianya memasuki 15 tahun, Nabi Muhammad memutuskan untuk berdagang sendiri
seperti berdagang pakaian. Dalam berdagang rasulullah telah dikenal sebagai
pedagang yang jujur, amanah, sopan santun, menghormati pelanggan, tepat janji,
dan tidak pernah menjual barang dagangan yang tidak layak jual.
Semua
transaksi yang dilakukan oleh Nabi dengan para pelanggannya selalu atas dasar
sukarela, dengan ijab dan kabul. Kejujurannya tersebut dan integritasnya
sehingga ia pun diberi gelar Al Amin, yaitu orang yang dapat dipercaya.
Dalam
buku Muhammad
A Trader, penulis Afzalur Rahman mengatakan bahwa, menginjak
usia 17 tahun Rasulullah telah memimpin khalifah dagang hingga ke luar negeri.
Reputasi dan integritasnya sangat cemerlang. Dia dikenal di Syam, Yaman,
Yordania, Irak, dan pusat-pusat perdagangan lain. Tercatat 17 negara telah ia
kunjungi untuk berdagang. Reputasi Nabi Muhammad sebagai pedagang yang jujur
dan amanah telah ia sematkan sejak usia belia.
Kejujuran
Muhammad dalam berdagang menarik perhatian seorang pedagang kaya raya yang juga
janda bernama Siti Khadijah. Khadijah telah meminta Muhammad untuk memutarkan
modal yang dimilikinya. Kepercayaan yang diberikan Khadijah tidak di sia-siakan
oleh Nabi. Terbukti Rasulullah berhasil dalam melipat gandakan kekayaan
Khadijah.
Satu
hal yang istimewa dari cara Rasulullah berbisnis ialah tidak mencari laba
semata, melainkan terjalinnya hubungan silahtuhrahmi dan keridhaan dari Allah.
Bahkan ia sangat sering memberikan barang dagangannya kepada orang-orang yang
memang benar-benar tidak sanggup untuk membayar.
Seringnya
Nabi Muhammad memberikan utang kepada orang-orang yang lemah dan tak sanggup
membayar tidak membuatnya rugi dalam berdagang. Semua pihak sangat senang
melakukan transaksi bisnis dengan Muhammad. Walaupun tanpa menggunakan
cara-cara licik dan melakukan penipuan, keuntungan yang Rasulullah raih selalu
besar. sejarah mencatat bahwa Muhammad adalah pedagang paling sukses dalam
masyarakat Qurasy pada zamannya.
Strategi
Bisnis Rasulullah
Kesuksesan
Nabi Muhammad SAW dalam berdagang tidak pernah meninggalkan nilai-nilai
kejujuran, keadilan, dan amanah. Strategi tersebut sebagai refleksi dari empat
sifat utama Rasul yakni Siddiq, Amanah, tabligh, dan Fathonah.
Rasulullah
SAW berbisnis tanpa memiliki modal dan tanpa memiliki koneksi. Dalam kondisi
tersebut Nabi Muhammad SAW memulai bisnis dengan menjualkan barang-barang milik
orang lain.
Dalam
menjalankan bisnisnya Nabi Muhammad tidak pernah menjelekkan bisnis orang lain.
Hal inilah yang dikatakan oleh Rasulullah kepada para pengikutnya. Nabi
Muhammad memegang prinsip bisnis dengan memuaskan pelanggan, bukan mematikan
bisnis orang lain. Rasulullah juga selalu membayarkan gaji kepada pekerjanya
secara tepat waktu. Bahkan Rasulullah berkata “Berikanlah upah kepada karyawan
sebelum kering keringatnya.’
Selain
itu Nabi mengajarkan kepada seluruh umat agar berdagang jangan sampai menganggu
ibadah. Karena Allah sangat tidak menyukai orang yang sibuk berdagang atau
berbisnis sehingga melupakan kewajibannya untuk beribadah.
Kesuksesan
Nabi Muhammad dalam berdagang ditunjukkannya ketika ia ingin menikah dan telah
mengumpulkan cukup banyak harta. Kekayaan Muhammad dapat diukur dari kemampuan
memberikan mas kawin kepada Khadijah seperti yang dikisahkan sebanyak 125 ekor
unta terbaik.
Meskipun
Muhammad telah menikah dengan saudagar kaya Siti Khadijah, yang telah
memberikannya modal dan menggapai kesuksesan sebagai pengusaha yang kaya raya
di wilayah semenanjung Arabia. Muhammad bukanlah tipe manusia manja yang
menumpang hidup di atas kekayaan sang istri.
Setelah
menikah dengan Khadijah, Muhammad semakin gigih untuk berdagang. Kesungguhannya
terlihat dari banyaknya memiliki mitra usaha di seluruh jazirah Arab. Di
samping memiliki pengusaha asuhan yang semakin berkembang pesat.
Sebelum
menapak karier sebagai seorang pemimpin dan pendakwah, Nabi Muhammad SAW adalah
seorang yang kaya raya dengan usaha perdagangan yang dijalankan secara serius.
Ketika beliau menjadi pemimpin dakwah dan pergerakan Islam, beliau tidak
sidikitpun mengambil manfaat material dari perjuangannya karena beliau sudah
kaya raya.