Khutbah Idul Adha BELAJAR DARI PRINSIP HIDUP NABI IBRAHIM
Dr. Abdur Rohman.S.Ag.MEI ( Disampaikan pada khutbah idul adha Hari Jumat di Masjid Graha Kamal Bangkalan Madura) الله أكبر الله ...
https://rohman-utm.blogspot.com/2017/08/khutbah-idul-adha-belajar-dari-prinsip.html
Dr. Abdur
Rohman.S.Ag.MEI
( Disampaikan pada
khutbah idul adha Hari Jumat di Masjid Graha Kamal Bangkalan Madura)
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
الله 3x
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Segala puji untuk Allah SWT yang telah memberi kesempatan kepada kita
sekali lagi untuk menikmati ibadah shalat Idul Adha setelah kita berpuasa
Arafah hari kemarin. Kenikmatan ibadah amat dirasakan oleh sekitar 3-4 juta
umat Islam dari seluruh dunia yang tengah menyelesaikan tahap akhir ibadah haji
di tanah suci. Kita doakan semoga jamaah haji kita meraih mabrur, sehat dan
bisa kembali ke Tanah air masing-masing dengan warna keislaman yang menyeluruh
dan memiliki semangat perjuangan menegakkan ajaran Islam setelah berada di
tempat bersejarah dari tumbuh dan berkembangnya Islam.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.
Takbir, tahlil dan tahmid kembali menggema di seluruh muka bumi ini
sekaligus menyertai saudara-saudara kita yang datang menunaikan panggilan agung
ke tanah suci guna menunaikan ibadah haji, rukun Islam yang kelima. Bersamaan
dengan ibadah mereka di sana, di sini kitapun melaksanakan ibadah yang
terkait dengan ibadah mereka, di sini kita melaksanakan ibadah yang terkait
dengan ibadah haji yaitu puasa hari
Arafah yang bersamaan dengan wuquf di Arafah, pemotongan hewan qurban setelah
shalat idul Adha ini dan menggemakan takbir, tahlil dan tahmid selama hari
tasyrik. Apa yang dilakukan itu maksudnya sama yaitu mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
Allahu
Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum
Muslimin Yang Berbahagia.
Dalam kehidupan ini, ada banyak sekali prinsip-prinsip hidup yang harus
kita jalani dan kita pegang teguh. Belajar dari kehidupan Nabi Ibrahim AS dan
keluarganya, pada kesempatan ini paling tidak, ada empat prinsip hidup yang
harus kita wujudkan dalam kehidupan kita, baik secara pribadi, keluarga maupun
masyarakat dan bangsa.
Pertama, berdoa. Salah satu yang amat penting
untuk kita lakukan dalam hidup ini adalah berdoa kepada Allah SWT. Doa bukan
hanya menunjukkan kita merendahkan diri kepada Allah, tapi memang kita merasa
betul-betul memerlukan bantuan dan pertolongan-Nya, karena Allah adalah
segala-galanya, sedangkan kita amat memerlukan dan tergantung kepada-Nya. Di
antara doa Nabi Ibrahim AS adalah agar negeri yang ditempati diri dan
keluarganya dalam keadaan aman . Allah SWT berfirman menceritakan doa Nabi
Ibrahim as:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ
هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ
Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah),
negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala. (QS Ibrahim [14]:35).
Selain itu, Nabi Ibrahim
juga berdoa agar selain aman, negeri ini juga diberikan rizki yang cukup, doa
yang dimaksud dikemukakan Allah SWT:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ
هَـَذَا بَلَداً آمِناً وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُم
بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, sebagai
negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada
penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kiamat.”
(QS Al-Baqarah [2]:126)
Berdoa kepada Allah SWT
adalah untuk kepentingan bersama, termasuk mereka yang tidak beriman sekalipun,
karenanya Allah SWT menegaskan kepada Nabi Ibrahim as:
قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً
ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Allah
berfirman: “Dan kepada orang kafirpun, aku beri kesenangan sementara, kemudian
aku paksa ia menjalani siksa neraka. Dan itulah seburuk buruk tempat kembali.”
(QS. Al-Baqarah [2]:126)
Dalam konteks kehidupan negara kita yang mengalami krisis, maka sudah
seharusnya kita berdoa untuk kebaikan negeri kita agar menjadi negeri yang aman
sentosa dan para pemimpin kita diberi petunjuk dan mau menerima petunjuk jalan
hidup yang benar agar bisa melaksanakan tugas kepemimpinan dengan benar.
Doa yang amat penting dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim adalah agar diri dan
keturunannya terhindar dari kemusyrikan, yakni menuhankan dan mengagungkan
selain Allah SWT. Menurut Sayyid Quthb dalam
tafsirnya: “Doa ini menampakkan adanya kenikmatan lain dari nikmat-nikmat
Allah. Yakni nikmat dikeluarkannya hati dari berbagai kegelapan dan
kejahiliyahan syirik kepada cahaya beriman, bertauhid kepada Allah SWT.” Karena
itu, iman atau tauhid merupakan nikmat terbesar yang Allah SWT berikan kepada
kita semua sehingga iman merupakan sesuatu yang amat prinsip dalam Islam,
dengan iman yang kokoh kita memiliki kemerdekaan jiwa dalam arti tidak
terbelenggu oleh apapun dan siapapun juga kecuali kepada Allah SWT.
Iman juga membuat kita memiliki kekuatan jiwa sehingga ketiga hidup senang
kita tidak lupa diri dan ketika susah kita tidak putus asa, sesulit apapun
keadaannya. Dan dengan iman membuat kita memiliki ketenangan jiwa karena kita
yakin bahwa pasti ada jalan keluar dari problematika hidup.
Allahu
Akbar 3x Walillahilhamdu.
Kaum
Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Prinsip hidup Kedua adalah
memiliki semangat berusaha sehingga mau berusaha semaksimal mungkin. Hal ini
karena sesulit apapun keadaan, peluang mendapatkan sesuatu tetap terbuka lebar.
Siti Hajar telah membuktikan kepada kita betapa ia berusaha mencari rizki meski
berada di daerah yang saat itu belum ada kehidupan, inilah yang dalam ibadah
haji dan umrah dilambangkan dengan sai yang artinya usaha. Karena itu, ketika
kita sudah berdoa, jangan sampai kita mengkhianati doa kita sendiri. Berdoa
minta ilmu tapi tidak mau belajar, berdoa minta anak shalih tapi tidak
mencontohkan keshalihan dan tidak mendidik mereka, berdoa minta sehat tapi
mengonsumsi sesuatu yang mendatangkan penyakit, berdoa minta rizki tapi tidak
mau berusaha meraih yang halal, begitulah seterusnya. Ini yang kita maksud
dengan mengkhianati doa sendiri.
Kadang ada orang salah paham, dia tidak mau berusaha karena katanya “rizki
kan di tangan Tuhan.” Kalimat itu tidak salah, yang banyak orang salah adalah
memahaminya; seolah-olah rizki itu akan kita dapat secara otomatis, mereka
berkata: “sekalipun usaha, kalau bukan rizki kita tetap saja tidak dapat.”
Padahal Allah SWT memang sudah menyediakan rizki buat kita, bahkan tidak ada
makhluk di muka bumi ini, kecuali sudah ada rizkinya. Karena sudah ada dan
disediakan, maka kita tinggal mengambilnya, bukan berpangku tangan. Kambing itu
bisa menjadi rizki kita, tapi kitapun harus berusaha dengan menyembelihnya
secara benar, membersihkannya, memasaknya untuk selanjutnya memakannya, baru
jadi rizki kita. Apa yang sudah di depan mata, kita masih harus berusaha agar
menjadi rizki kita, apalagi rizki yang Allah sediakan di laut, di gunung hingga
di pulau lain dan di belahan bumi yang lain.
Siti Hajar telah mencontohkan kepada kita bahwa meskipun ia berbaik sangka
kepada Allah SWT Yang Maha Pemberi Rizki, tapi ia tetap berusaha untuk mencari
rizki, namun ketika mencari rizki, perhatian dan tanggung jawab utama
kepada pendidikan anak tetap dilaksanakan hingga Ismail menjadi anak yang
shalih dan selalu menunjukkan ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT dan
orang tuanya. Bangunan berupa pilar setengah lingkaran di dekat Ka’bah
merupakan monumen bersejarah yang disebut dengan hijr Ismail (pangkuan Ismail), di situlah dulu
Ismail diasuh oleh ibunya.
Karena itu, berjalan dalam rangka berusaha mencari rizki secara halal untuk
bisa menafkahi diri dan keluarga termasuk berada di jalan Allah SWT, Rasulullah
SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ
الْعَبْدَ الْمُحْتَرِفَ، وَمَنْ كَدَّ عَلَى عِيَالِهِ كَانَ كَاالْمُجَاهِدِ فِى
سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ.
Sesungguhnya
Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil. Barang siapa yang bersusah
payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid
di jalan Allah azza wa jalla (HR. Ahmad).
Allahu
Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah
Shalat Id Yang Dirahmati Allah.
Prinsip hidup Ketiga yang
harus kita wujudkan sebagaimana telah dimiliki oleh Nabi Ibrahim AS dan keluarganya
adalah memiliki hati yang bersih dan tajam. Seperti halnya badan dan
benda-benda, hati bisa mengalami kekotoran, namun kotornya hati bukanlah dengan
debu, hati menjadi kotor bila padanya ada sifat-sifat yang menunjukkan
kesukaannya kepada hal-hal yang bernilai dosa, padahal dosa seharusnya dibenci.
Oleh karena itu, bila dosa kita sukai apalagi sampai kita lakukan, maka jalan
terbaik adalah bertaubat sehingga ia menjadi bersih kembali, Rasulullah SAW
bersabda:
التاَّ ئِبُ مِنَ الذَنْبِ
كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
Orang
yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak menyandang dosa (HR.
Thabrani).
Hati yang bersih akan membuat seseorang menjadi sangat sensitif terhadap
dosa, karena dosa adalah kekotoran yang sangat merusak jiwa. Karena itu, Nabi
Ibrahim AS sampai berdoa agar jangan sampai hatinya kotor, karena hal itu hanya
akan membuatnya menjadi terhina, apalagi pada hari kiamat:
وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ. يَوْمَ
لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ. إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Dan janganlah
engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan
anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan
hati yang bersih (QS Asy Syu’araa [26]:87-89).
Setelah hati bersih, maka hatipun menjadi tajam sehingga orang yang hatinya
tajam amat mudah membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang
diperintah dan mana yang dilarang. Karena itu, Nabi Ibrahim AS dan anaknya Nabi
Ismail cepat paham dan nyambung terhadap perintah Allah SWT untuk menyembelih
Ismail meskipun hanya dengan isyarat mimpi. Dalam kehidupan sekarang, banyak
orang yang hatinya tumpul karena sudah berkarat dengan dosa, sehingga jangankan
bahasa isyarat, bahasa yang terang, jelas dan tegas saja bahwa hal itu
diperintah atau dilarang tetap saja tidak paham atau tidak mau dipahami.
Allahu
Akbar 3x Walillahilhamdu.
Jamaah
Shalat Id Yang Berbahagia.
Keempat yang merupakan prinsip hidup yang
kita ambil dari Nabi Ibrahim AS dan keluarganya adalah Tidak Menyombongkan diri
atas kebaikan yang dilakukannya. Dalam kehidupan manusia, banyak orang baik
merasa paling baik, bahkan merasa sebagai satu-satunya orang atau kelompok yang
baik. Begitu pula ada orang yang berusaha menjadi orang yang benar tapi merasa
sebagai orang yang paling benar atau satu-satunya yang benar. Ini merupakan
kesombongan atas kebaikan dan kebenaran yang dipegangnya. Sikap seperti ini
merupakan sesuatu yang tidak baik sekaligus menunjukkan bahwa dia orang yang
tidak memahami sejarah. Karena itu, Nabi Ismail AS menegaskan kepada ayahnya
Nabi Ibrahim AS ketika diceritakan mimpi ayahnya dengan mengatakan:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي
الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ
مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka
tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash Shaffat [37]:102).
Apa yang dikemukakan Nabi Ismail AS menunjukkan ia seorang remaja dengan
kepribadian yang matang. Ia langsung menangkap perintah Allah SWT dari cerita
mimpi ayahnya, bahkan ia siap melaksanakannya dengan segala konsekuensinya.
Yang amat mengagumkan adalah ia mengatakan insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang yang sabar. Itu artinya ia memang siap menunjukkan kesabaran,
tapi ia tidak mengklaim sebagai anak yang paling sabar apalagi mengklaim
sebagai satu-satunya orang yang sabar, karena ia tahu bahwa dahulu banyak orang
yang sabar, bahkan mereka jauh lebih sabar dari dirinya. Ini berarti, Ismail
bukan hanya punya pemahaman sejarah bahwa dulu banyak orang yang sabar, tapi
juga begitu tawadhu atau rendah hati dengan mengatakan termasuk orang yang sabar.
Karena itu, ibadah haji yang sedang dilaksanakan oleh kaum muslimin dari
seluruh dunia mengisyaratkan bahwa kita tidak pantas berlaku sombong, termasuk
sombong atas kebaikan yang kita lakukan, ini diisyaratkan dengan pakaian ihram
yang dikenakan, kain yang sama ketika dikenakan saat membungkus tubuh kita
menjelang dikuburkan.
Demikian khutbah Idul Adha kita pada hari ini, semoga menjadi
poin-poin penting dalam upaya memperbaiki kualitas hidup kita masing-masing,
baik sebagai pribadi, anggota keluarga maupun masyarakat dan bangsa. Akhirnya
marilah kita sudahi ibadah shalat Id kita pagi ini dengan sama-sama berdoa:
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ
وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ
وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang zhalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ
الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا
مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ
الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا
مِنْ كُلِّ شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng
bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup
kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah
kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan
kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ
مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ
جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ
عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا
أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ
يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan
kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan
maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke
surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami
segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan
melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami masih hidup dan
jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami
dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami
terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami
orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa
kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun
yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan
Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ حَجًّا مَبْرُوْرًا
وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا
Ya Allah, jadikanlah
mereka (para jamaah haji) haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang
diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah
kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan
hindarkanlah kami dari azab neraka.