KHUTBAH JUMAT “ MASA MUDA “ DALAM RANGKA HARI SUMPAH PEMUDA
Disampaikan Oleh : Dr.Abdur Rohman.S.Ag,MEI tanggal 27 Oktober 2017 di Masjdi Al-TAKBIR Perumnas kamal Bangkalan Khutbah Pertama: ...
https://rohman-utm.blogspot.com/2017/10/khutbah-jumat-masa-muda-dalam-rangka.html
Disampaikan Oleh : Dr.Abdur Rohman.S.Ag,MEI tanggal 27 Oktober 2017
di Masjdi
Al-TAKBIR Perumnas kamal Bangkalan
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا
هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا .
أَمَّا بَعْدُ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ:
اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى حَقَّ تَقْوَاهُ فِي السِّرِّ وَالْعَلَنِيَةِ
وَالغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَإِنَّ تَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلَا هِيَ خَيْرُ زَادٍ
يُبلِّغُ إِلَى رِضْوَانِ اللهِ.
Ibadallah,
Pemuda merupakan pusat perhatian dan
tumpuan harapan masyarakat, sebagai obor penyemangat masa kini dan insan-insan
pembangun masa depan. Dari sinilah pentingnya mereka perlu mendapatkan
bimbingan islami secara khusus dan komprehensif.
Firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا [
التحريم / 7 ]
Hai orang-orang yang beriman jagalah diri
kalian dan keluarga kalian dari api neraka (Qs At-Tahrim : 6)
Masa muda waktu berharga yang tak dapat
tergantikan, bunga elok yang tak ada bandingnya, maka setiap yang menginginkan
kesuksesan harus mengisi dan memakmurkan masa mudanya untuk taat beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah –subhanahu wa ta’ala-. Disamping harus
bersungguh-sungguh dan tidak pernah kendur dalam melawan hawa nafsu dan setan.
Sabda Nabi – shallallahu ‘alaihi wa sallam
– :
”
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ ”
“Raihlah lima perkara sebelum datangnya
lima perkara lainnya”, dalam hadis ini beliau menyebutkan :
” شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ”
“Dan masa mudamu sebelum masa tuamu”. HR
Ahmad dan lainnya.
Maka, wahai pemuda Islam, manfaatkanlah
waktu yang agung ini untuk beribadah kepada Allah, tumbuh kembanglah di bawah
naungan perintahNya, menjauhi larangan-laranganNya, niscaya Anda meraih akibat
yang baik dan kesuksesan yang besar di sisi Tuhan yang Maha Pemurah.
Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam –
:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ الله فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظلَّ إلاَّ ظلَّهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi
oleh Allah dalam naunganNya di hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya”,
beliau menyebutkan di antaranya ialah
” وَشَا بٌّ نَشَأ في عِبَا دَةِ الله ” [ رواه البخاري]
“pemuda yang tumbuh berkembang dalam
beribadah kepada Allah”. HR Bukhari.
Kaum muslimin,
Anugerah terbesar ialah ketika Allah
memberi kesempatan kepada hambaNya dalam usia muda untuk beribadah kepadaNya,
berpacu dalam meraih ridhaNya, menjauhi larangan-laranganNya sebagai seorang
muslim yang wajib mempertanggung jawabkan nikmat usia muda itu yang kelak akan
diaudit.
Imam Tirmizi meriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud, Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- bersabda :
لا تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن خمس ، عن عمره فيما أفناه وعن شبابه
فيما أبلاه ، و عن ماله من أين اكتسبه وفيما أنفقه ، وماذا عمل فى ما عَلِمَ ”
“Dua kaki manusia kelak hari kiamat tidak
akan bergeser sebelum dirinya mempertanggung-jawabkan lima perkara ; tentang
usianya, untuk apa ia menghabiskannya ? tentang masa mudanya, dalam hal apa ia
mengisinya ? tentang harta bendanya, dari mana dan dalam hal apa ia
mengelurkannya ? Dan apa dia amalkan dari ilmunya?.”
Saudara-saudara sesama muslim!
Kesuksesan anak-anak muda adalah
kesuksesan umat, tidak mungkin suatu umat mencapai kebahagiaan, kejayaaan,
kemapanan, kebesaran dan ketenteraman kecuali manakala kaum mudanya berpegang
teguh pada ajaran yang dijalankan oleh generasi pertama umat ini. Ketika itulah
kejayaan agama dan kemakmuran hidup terlihat pada setiap karya yang produktif
dan pengabdian yang positif.
Anas – radhiyallahu anhu – berkata :
“Ada 70 orang pemuda Anshar yang disebut
sebagai ‘Al-Qurra’ (pakar baca Al-Quran)tinggal di masjid. Ketika waktu sudah
sore, mereka menuju ke pinggiran kota Madinah untuk belajar dan melaksanakan
shalat, sehingga jama’ah mesjid menyangka mereka sudah pulang ke rumah mereka,
dan keluarga mereka di rumah menyangka mereka masih di mesjid. Manakala waktu
pagi hari merekapun mencari air dan kayu bakar untuk mereka hadirkan ke rumah
Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-“. HR Ahmad.
Sesungguhnya para pemuda sangat butuh
untuk waspada dari sebab-sebab yang bisa menjerumuskan mereka, masyarakat
mereka, dan umat mereka ke lembah-lembah hawa nafsu dan langkah-langkah
syaitan. Yang hal ini akan mengantarkan kepada kesudahan yang buruk dan
kemudorotan yang besar. Allah berfirman
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنَوُا خُذُوا حِذْرَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, waspada
dan bersiagalah” (QS An-Nisaa : 71)
Pemuda Islam haruslah menjadi insan yang
cerdas dan tanggap, tidak merespon apapun yang tidak jelas tujuannya bagi
kepentingan Islam dan yang tidak membuat panji-panji kebenaran berkibar.
Betapa besar ambisi lawan-lawan Islam
untuk menjerumuskan para pemuda Islam ke dalam jurang kebinasaan dan jalur
kesesatan serta menjauhkan mereka dari norma-norma keluhuran dan
prinsip-prinsip toleransi yang menjadi watak Islam yang moderat, pertengahan
dan yang dapat membimbing mereka bagaimana cara memelihara kemaslahatan dan
mendatangkan kemanfaatan bagi diri mereka, bangsa, negara dan masyarakat.
Firman Allah :
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ [
المائدة / 77 ]
( Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah
kamu melampaui batas ( bersikap ekstrim ) dengan cara tidak benar dalam agamamu
).Qs Al-Maidah : 77
Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam –
:
”
إياكم والغلو فإنما أهلك من قبلكم الغلو ”
“Waspadailah sikap ekstrim, karena
sesungguhnya kebinasaan umat-umat sebelum kalian adalah akibat sikap ekstrim
mereka”.
Pemuda Islam mempunyai tanggung jawab
besar, mengemban obor keimanan dan ideologi ( akidah ) yang benar serta
membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih demi kecerahan akal
pikiran mereka, kejernihan mata hati mereka, ketajaman intelektual mereka dan
ketepatan gagasan-gagasan mereka. Dengan demikian mereka menjadi bagian dari
upaya perbaikan dan pengaman dari kekacauan kejahatan, dampak buruk fitnah dan
keganasan gelombang bencana.
Firman Allah :
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى ، وَرَبَطْنَا
عَلَى قُلُوبِهِمْ [ الكهف/ 13]
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda
yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
Dan Kami meneguhkan hati mereka “. Qs Al-Kahfi : 13 – 14
Saudara-saudara sesama muslim!
Para pemuda islam dewasa ini
terombang-ambing oleh ombak besar pemikiran yang menyimpang dan aliran yang
menyesatkan, ambisi yang bias dan serangan ideologi yang tidak jelas ujung
tepinya. Maka sangat penting bagi pemuda kita menyatu dengan para ulama yang
telah diakui kredibilitasnya oleh masyarakat dalam keilmuan, kepatuhan,
keberagaman, keshalihan, kegeniusan, intelektualitas, ketegaran dan ketulusan hati,
terutama dalam menyelesaikan persoalan-persoalan genting, yang manakala keliru
dalam menyikapinya akan menimbulkan dampak yang buruk sepanjang sejarah umat,
seperti halnya problematika pengkafiran, loyalitas (hanya kepada Islam) dan
lepas tangan (dari hal-hal yang diluar Islam), masalah pengingkaran,
pembaiatan, jihad dan persoalan-persoalan genting lainnya.
Firman Allah :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ [ الأنبياء / 7 ]
“ maka tanyakanlah olehmu kepada
orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”. Qs Al-Anbiya : 7
Para ulama bertanggung jawab terhadap
amanat ini. Karena itu para Ulama dan para da’i harus pandai menyampaikan
informasi dan berimbang dalam menangani persoalan umat serta tidak tergesa-gesa
mengeluarkan fatwa, kecuali setelah memahami duduk persoalan secara tepat dan
cermat serta memilih bahasa yang santun. Sebab tidak sedikit fatwa dan himbauan
yang justru menyeret umat kepada kedustaan dan kesesatan.
Pemuda Islam harus sadar bahwa ketika
dirinya sedang enjoy dengan emosional keagamaannya yang menggebu-gebu,
terpujilah hal itu di dunianya dan akhiratnya, selama terkontrol oleh ilmu
syariat dan petunjuk Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-. Jika tidak demikinan,
maka betapa banyak orang yang bermaksud mengatasi penyakit flu, namun justru
menimbulkan penyakit kusta (lepra) sehingga mendatangkan berbagai malapetaka
dan penderitaan yang tidak kunjung berakhir bagi umat Islam dan masyarakat
luas.
Kaum muslimin!
Kita semua di awal semester pengajaran
perlu mengingatkan para pendidik yang budiman bahwa mereka adalah insan-insan
pembela nilai-nilai keutamaan dan pembina rasio pemikiran. Hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dalam menanamkan prinsip-prinsip Islam yang autentik dan
moral akhlak yang mulia ke dalam jiwa generasi muslim. Menghindarkan mereka
dari upaya-upaya penggelinciran yang membahayakan, dan dari berbagai jalur
bengkok yang tidak menguntungkan apa-apa, baik urusan agama maupun dunia.
Sabda Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-
:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap
kalian akan diminta pertanggung jawaban tentang bawahan yang dipimpinnya”.
Wahai kawula muda negeri ini!
Puji syukur ke hadirat Allah atas aneka
macam nikmatNya. Kalian semua merasa enjoy dengan penghidupan yang menyenangkan
dan keamanan serta ekonomi yang mapan. Maka jadilah kalian sebaik-baik pembela
dua tanah suci (Al-Haramain) dan mempertahankan kedaulatannya. Allah –subhanahu
wa ta’ala – berfirman :
“َوَتَعاَونُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ ” [ المائدة / 2 ]
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
kebajikan dan ketakwaan, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran”. Qs Al-Maidah : 2
Satukanlah kalimat dan rapatkanlah barisan
serta tetaplah pada jalur perbaikan dan peningkatan diri. Janganlah kalian
memisahkan diri dari jamaah kaum muslimin lalu menyendiri dari masyarakat.
Ingatlah bahwa tangan Allah selalu menggandeng orang-orang yang bersatu padu.
Wahai kaum muslimin!
Setan bekerja keras memikat manusia dengan
memoles dan memperindah keburukan dan lubang-lubang jalan kesesatan dan
kedurjanaan, lalu memasang perangkap untuk memperdayakannya dari jalur
kebenaran dan merintanginya dari jalan yang lurus. Firman Allah :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ [ فاطر / 6]
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh
bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS.
Fathir: 6).
Terutama ketika menghadapi anak muda,
setan lebih keras permusuhannya untuk mengarahkan mereka ke dalam iring-iringan
( konvoi ) kebatilan yang menuju neraka. Allah berfirman :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو
حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ [ فاطر / 6]
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh
bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak
golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS.
Fathir: 6).
Pahamilah segala sarana dan prasarana
setan dengan perangkapnya. Waspadalah terhadap tipudaya setan dan trik-trik
kejahatannya.
Firman Allah :
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ
أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا
سَوْآتِهِمَا
[ الأعراف / 27 ]
[ الأعراف / 27 ]
“Wahai anak cucu Adam ! Janganlah kalian
tertipu oleh setan ! sebagaimana dia telah mengeluarkan ibu bapak kalian dari
surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat
keduanya”. al-A’râf :27
Syaitan menggoda para pemuda yang ta’at
beragama melalui pintu mengajak kepada sikap berlebih-lebihan dan melampaui
batas serta keluar dari petunjuk yang shahih dan manhaj yang hak.
Setan memangsa para pemuda dengan
menghiasi kerusakan menjadi keindahan, dan melalaikan mereka dengan angan-angan
yang panjang serta indahnya masa muda, sehingga akhirnya ia menjerumuskan para
pemuda ke dalam dosa-dosa yang membinasakan, perbuatan-perbuatan keji dan
kemaksiatan-kemaksiatan.
Ibnul Qoyyim berkata :
“Sebagian salaf berkata ; Tidaklah Allah
ta’ala memerintahkan suatu perintah kecuali setan memiliki dua godaan terhadap
perintah tersebut, godaan untuk kurang dalam melaksanakan perintah tersebut
atau godaan untuk bersikap berlebihan dan melampaui batas dalam melaksanakan
perintah tersebut. Dan setan tidak perduli dengan mana ia berhasil menggoda”
Penanganan yang bermanfaat dan obat yang
menyembuhkan dari bahaya setan dan godaannya adalah mengarahkan diri kepada
ilmu yang bermanfaat dan menyibukkan diri dengan amal shalih dalam urusan agama
dan dunia, serta memperbanyak membaca al-Qur’an dan mentadaburinya, demikian
juga memperbanyak dzikir kepada Allah dan berlindung kepadaNya dari syaitan
yang terkutuk.
إِنَّ عِبَادِي لَيۡسَ لَكَ عَلَيۡهِمۡ سُلۡطَٰنٌ إِلَّا مَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ
ٱلۡغَاوِينَ [ الحجر/ 42 ]
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada
kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu
orang-orang yang sesat”. Qs Al-Hijr : 42
إِنَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ
رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ [ النحل / 99]
“Sesungguhnya syaitan itu tidak ada
kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya”. Qs
An-Nahl : 99
Para pemuda sekalian!
Anak muda memiliki cahaya dan kekuatan,
maka hendaknya engkau –wahai pemuda muslim- jadilah seorang yang lembut
hatinya, lembut akhlaknya, baik perangainya, mencerminkan akan kasih sayang dan
keindahan Islam.
فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ
فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ [ آل عمران / 159
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah
kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. Qs Ali Imron
: 159
Hendaknya keutamaan sikap mengasihi selalu
menyertaimu bahkan meski dalam kondisi paling sulit dan krisis yang paling
berat. Jadilah engkau termasuk orang-orang yang berhati pengasih, jauh dari
hati yang keras dan tabi’at yang kasar, jauh dari sikap keras dan kasar serta
kata-kata keji dan kotor. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“لاَ
تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلاَّ مِنْ شَقِيٍّ” حديث حسن صحيح
“Tidaklah dicabut sifat pengasih kecuali
dari orang yang celaka”. HR At-Tirmidzi dan ia berkata : Hadits Hasan.
Hendaknya engkau mencerminkan
perangai-perangai Islam yang mulia dan ajaran-ajarannya yang tinggi, maka
engkau akan hidup di tengah-tengah masyarakat dengan terhiaskan seluruh akhlak
yang mulia, engkau memiliki sifat penyayang yang tinggi kandungannya. Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ
كَمَثَلِ الْجَسَدِ الْوَاحِدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ
سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Perumpamaan kaum mukminin dalam sikap
saling mencintai, saling menyayangi, dan saling lembut adalah seperti
perumpamaan tubuh yang satu, jika salah satu anggota tubuh sakit maka anggota
tubuh yang lain juga ikut menyerukan rasa sakit dengan begadang dan demam”.
Jadilah engkau di masyarakatmu termasuk
orang-orang yang penyayang, pengasih, dan berakhlak yang mulia dan suka berbuat
baik kepada orang lain, cerminkan perangai yang mulia dan budi pekerti yang
indah serta sifat-sifat yang terpuji. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنُكُمْ أَخْلاَقًا
“Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah
yang terbaik akhlaknya”. HR Al-Bukhari dan Muslim
Nabi bersabda :
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ
حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada sesuatupun yang lebih berat di
timbangan seorang mukmin pada hari kiamat dari pada akhlak yang mulia” .
HR At-Tirmidzi dan ia berkata : Hadits
hasan shahih.
Abu Dawud meriwayatkan
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin dengan
akhlaknya yang mulia mendapati derajat orang yang puasa sunnah dan sholat
malam”
Hendaknya engkau senantiasa bertutur kata
yang terarah, senantiasa tersenyum yang memancarkan kasih sayang, berhati yang
lembut dan bermu’amalah yang baik, dan berperilaku yang sopan, sembari berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk bisa memberi sumbangsih bagi kebaikan, suka dengan
kebajikan dan menebarkan kemuliaan, salam, dan keharmonisan dan memberi
kemanfaatan bagi masyarakat, maka niscaya engkau akan meraih kebaikan yang
besar dan kemenangan yang agung.
Rasul kita – shallallahu ‘alaihi wasallam-
di antara sifat-sifat beliau yang agung adalah beliau menyambung silaturahmi,
membantu orang yang tidak mampu, bekerja untuk membantu orang yang tidak
memiliki apa-apa, memuliakan tamu, dan menolong orang-orang yang terkena
musibah. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sungguh telah bersabda ;
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Orang yang paling dicintai oleh Allah
adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.
HR At-Thabrani dengan sanad yang hasan.
Waspadalah wahai saudaraku pemuda!
Janganlah sampai engkau mengganggu
masyarakatmu, memberi kemudhorotan kepada tetanggamu, maka menjaga anggota
tubuh agar tidak mengganggu orang lain termasuk dari perbuatan kebajikan dan
amalan sholih. Dari Jundub bin Junaadah –radhiallahu ‘anhu- beliau berkata ;
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ ضَعُفْتُ عَنْ بَعْضِ الْعَمَلِ؟
قَالَ: ” تَكُفُّ شَرَّكَ عَنِ النَّاسِ فَإِنَّهَا صَدَقَةٌ مِنْكَ عَلَى
نَفْسِكَ”رواه مسلم
“Aku berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana
menurutmu jika aku lemah tidak mampu melaksanakan sebagian amal, maka amal
kebajikan apa yang aku lakukan?’. Nabi berkata, “Engkau menahan dirimu tidak
mengganggu orang lain, maka itu adalah sedekah darimu untuk dirimu”. HR Muslim.
أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ؛ وَأَسْتَغْفُرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ
المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ
الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ .
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَارَكاً فِيْهِ كَمَا
يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى
اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ:
Ibadallah,
Sesungguhnya diantara kerusakan yang
paling parah yang terjadi di hari ini pada umat ini adalah kedengkian yang
terpendam dan kebencian yang tersembunyi yang disimpan oleh sebagian umat ini
kepada sebagian yang lain. Hal ini menyebabkan munculnya tindakan-tindakan
kriminal dan kejahatan yang sangat buruk yang dibangun di atas menumpahkan
darah orang-orang yang tak bersalah serta merajalelanya kejahatan dan
pengrusakan di atas muka bumi.
Allah berfirman :
أَنَّهُۥ مَن قَتَلَ نَفۡسَۢا بِغَيۡرِ نَفۡسٍ أَوۡ فَسَادٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ ٱلنَّاسَ جَمِيعٗا [ المائدة/32]
‘Bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang
manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena
membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
seluruhnya. Qs Al-Maidah : 32
Allah juga berfirman :
وَمَن يَقۡتُلۡ مُؤۡمِنٗا مُّتَعَمِّدٗا فَجَزَآؤُهُۥ جَهَنَّمُ خَٰلِدٗا فِيهَا وَغَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهُۥ
وَأَعَدَّ لَهُۥ عَذَابًا عَظِيمٗا [ النساء / 93 ]
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan
Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya”. Qs An-Nisaa : 93
Musibah apa yang menimpa kalian wahai
putra-putra Islam? Sebagian kalian membunuh sebagian yang lain, dan menjadikan
mereka merasakan berbagai macam penderitaan dan siksaan, pengepungan,
pengusiran, pembunuhan, pengeboman, yang menjadikan alam semesta gempar dengan
dahsyatnya kengerian itu semua, matahari dan bulan pun berlindung dari ini
semua.
Kemana larinya mereka (para pembuat onar
tersebut-pen) dari Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa?
Mana pengamalan firman Allah penguasa alam
semesta?, mana penerapan wasiat-wasiat Nabi Muhammad pemimpin seluruh manusia
yang awal hingga yang akhir?.
Al-Bukhari meriwayatkan dari Nabi
-shallallahu ‘alaihi wasallam- ;
لاَ يَزَالُ الْعَبْدُ فِي فُسْحَةٍ مِنْ دِيْنِهِ مَا لَمْ يُصِبْ دَمًا
حَرَامًا
“Senantiasa seorang hamba dalam kelapangan
pada agamanya selama ia tidak menumpahkan darah yang diharamkan untuk
ditumpahkan”.
Beliau juga bersabda :
لاَ تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ
“Janganlah setelahku kalian kembali
menjadi kufur, dimana sebagian kalian memukul leher sebagian yang lain”. HR
Al-Bukhari dan Muslim.
Sesungguhnya Islam mengagungkan perkara
darah, dan Islam tidak memberikan kesempatan untuk mentakwil (mencari alasan)
bagaimanapun sebabnya untuk menumpahkan darah. Dalam hadits :
أَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي الدِّمَاءِ
“Perkara pertama yang diputuskan diantara
manusia pada hari kiamat adalah pada urusan darah”. HR Al-Bukhari dan Muslim.
Di dalam sunan At-Tirmidzi dan Ibnu Maajah
;
لَقَتْلُ مُسْلِمٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ مِنْ زَوَالِ الدُّنْيَا
“Sungguh terbunuhnya seorang muslim lebih
besar di sisi Allah dari pada hilangnya dunia”
Bahkan Islam mengharamkan membunuh kafir
mu’ahad yang telah diberikan janji keamanan dan amanah atas dirinya di negeri
islam, bahkan meskipun yang memberikan jaminan keamanan baginya adalah salah
seorang dari kaum muslimin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ، وَإِنَّ رِيْحَهَا
لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةِ أَرْبَعِيْنَ عَامًا
“Barangsiapa yang membunuh kafir mu’ahad
maka ia tidak akan mencium harumnya surga, dan sesungguhnya harumnya surga
tercium dari jarak 40 tahun perjalanan”.
Maka hendaknya kalian –wahai umat
al-Qur’an- bertakwalah kepada Allah, jangan sampai kalian dijerumuskan oleh
syaitan pada jalan-jalan yang menyimpang dari kebenaran, ke lembah-lembah
keburukan. Jadilah kalian orang-orang yang berhenti pada batasan-batasan Allah,
dan jangan sampai kalian mengganggu kaum muslimin, memberikan rasa takut kepada
kaum mukminin. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ أَخَافَ مُؤْمِنًا كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ لاَ يُؤَمِّنَهُ مِنْ
أَفْزَاعِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang memberi ketakutan kepada
seorang mukmin maka Allah berhak untuk tidak memberikannya keamanan dari
dahsyatnya kengerian hari kiamat”. HR At-Thabrani di Al-Awshath.
Kemudian ketahuilah, bahwasanya termasuk
amalan yang tersuci yang dilakukan dalam kehidupan kita adalah menyibukan diri
untuk bersholawat kepada Nabi yang termulia.
وَاعْلَمُوْا أَنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ، وَخَيْرَ الهُدَى
هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا،
وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعُةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَعَلَيْكُمْ
بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ .
وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا رَعَاكُمُ اللهُ عَلَى مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ
كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦] ، وَقَالَ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا
عَشْرًا)) .
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ،
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَارْضَ اللَّهُمَّ
عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةَ المَهْدِيِيْنَ؛ أَبِيْ بَكْرِ
الصِّدِّيْقِ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِيْ
الحَسَنَيْنِ عَلِيٍّ, وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَعَنِ
التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، وَعَنَّا
مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ
الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ،
اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا
المُسْلِمِيْنَ المُسْتَضْعَفِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ
فِي أَرْضِ الشَامِ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ كُنْ لَنَا وَلَهُمْ
حَافِظاً وَمُعِيْنًا وَمُسَدِّداً وَمُؤَيِّدًا،
اَللَّهُمَّ وَاغْفِرْ لَنَا ذُنُبَنَا كُلَّهُ؛ دِقَّهُ وَجِلَّهُ، أَوَّلَهُ
وَآخِرَهُ، سِرَّهُ وَعَلَّنَهُ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا
وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ
اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ حُبَّكَ،
وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَحُبَّ العَمَلَ الَّذِيْ يُقَرِّبُنَا إِلَى حُبِّكَ.
اَللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِيْنَةِ الإِيْمَانِ وَاجْعَلْنَا هُدَاةَ مُهْتَدِيْنَ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا، وَاهْدِنَا
سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ. اَللَّهُمَّ
آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ
وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عباد الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي
الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ* وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا
تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ
كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ) [النحل:90-91]، فاذكروا اللهَ
يذكرْكم، واشكُروه على نعمِه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبرُ، واللهُ يعلمُ ما
تصنعون.