FENOMENA DIMAS KANJENG DAN MENJAMURNYA BUDAYA TADLIS
Oleh : Dr.Abdur Rohman.S,Ag.MEI ( Ketua Pusat Studi Ekonomi Syariah Universitas Trunojoyo Madura) Masyarakat Indonesia bulan ini dihebo...

https://rohman-utm.blogspot.com/2017/02/fenomena-dimas-kanjeng-dan-menjamurnya.html
Oleh : Dr.Abdur Rohman.S,Ag.MEI
( Ketua Pusat Studi Ekonomi Syariah
Universitas Trunojoyo Madura)
Masyarakat
Indonesia bulan ini dihebohkan dengan berita soal padepokan Dimas Kanjeng Taat
Pribadi. Ada yang percaya bahwa Taat
Pribadi bisa menggandakan uang. Ada juga yang tidak percaya dan menilai Taat
Pribadi melakukan penipuan. Disisi lain yang
perlu diwaspadai adalah munculnya budaya tadlis (arab) penipuan
yang mulai menjamur ditengah-masyarakat, karena pada saat yang bersamaan
bermunculan tokoh-tokoh tadlis seperti
yang dilakukan oleh Taat Pribadi seperti dikabarkan disejumlah media.
Memahami Tadlis dalam kontek Fiqh dan Ekonomi
Dalam kajian fiqh Tadlis. Tadlis adalah sebuah situasi di mana salah
satu dari pihak yang bertransaksi berusaha untuk menyembunyikan informasi dari
pihak yang lain (unknown to one party) dengan maksud untuk menipu pihak
tersebut atas ketidaktahuan atas informasi tersebut. Hal ini jelas-jelas
dilarang dalam Islam, karena melanggar prinsip “an taraddin minkum”
(sama-sama ridlo). Informasi yang disembunyikan tersebut bisa berbentuk
kuantitas (quantity), kualitas (quality), harga (price), ataupun waktu
penyerahan (time of delivery) atas objek yang ditransaksikan.
Sedang dalam ekonomi bisa disebut A.Game Theory Dominant
Strategy adalah strategi dalam sebuah permainan yang memberikan hasil yang
lebih baik daripada strategi apa pun yang diambil oleh pihak lain. Nash Equibilirium adalah kombinasi
strategi-strategi dalam suatu permainan dimana tidak ada satupun pemain yang
memiliki insentif untuk mengubah strategi yang di ambil pihak lain. Mixed Stategy adalah strategi diman
kedua belah pihak membuat pilihan random dari dua atau lebih pilihan yang
berdasarkan probability
Sebagai bahan renungan bagi
pembaca berikut penulis sampaikan macam-macam tadlis penipuan diantaranya:
1.Tadlis dalam Kuantitas Tadlis (penipuan) dalam kuantitas
termasuk juga kegiatan menjual barang kuantitas sedikit dengan harga barang
kuntitas banyak. Misalnya menjual baju sebanyak satu container karena jumlah
banyak dan tidak mungkin untuk menghitung satu persatu penjual berusaha
melakukan penipuan dengan mengurangi jumlah barang yang dikirim kepada pembeli. Perlakuan penjual yang tidak jujur
selain merugikan pihak penjual juga merugikan pihak pembeli. Apapun tindakan
penjual maupun pembeli yang tidak jujur akan mengalami penurunan utility.
2.Tadlis dalam Kualitas Tadlis (penipuan) dalam kualitas
termasuk juga menyembunyikan cacat atau kualitas barang yang buruk yang tidak
sesuai dengan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Contoh tadlis dalam
kualitas adalah pada pasar penjualan computer bekas. Pedagang menjual computer
bekas denagn kualifikasi Pentium III
dalam kondisi 80% baik dengan harga Rp. 3.000.000,- pada kenyataanya tidak
semua penjual menjual computer bekas dengan kualifikasi yang sama. Sebagian
penjual menjual computer dengan kualifikasi dengan kualifikasi yang lebih
rendah tetapi menjualnya dengan harga yang sama, pembeli tidak dapat membedakan
mana computer denagn kualitas rendah mana computer dengan kulaitas yang lebih
tinggi, hanya penjual saja yang mengetahui dengan pasti kualifikasi computer
yang dijualnya.
3.Tadlis dalam Harga Tadlis (penipuan) dalam harga
ini termasuk menjual harga yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasar
karena ketidaktahuan pembeli atau penjual. Telah terjadi di zaman Rasulullah
SAW terhadap tadlis dalam harga yaitu: diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Umar “
kami pernah keluar mencegat orang-orang yang datang membawa hasil panen mereka
dari luar kota, lalu kami mmembelinya dari mereka. Rasulullah SAW melarang kami
membelinya sampai nanti barang tersebut dibawa kepasar”.
Hikmah di Balik fenomena Dimas Kanjeng
Sungguhpun
demikian, Fenomena Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebenarnya cerminan kemorosotan
ekonomi dan kedangkalan pemahaman tentang agama atau salah memahami agama
sebagai way of live. Oleh karena itu setidak ada beberapa hal yang bisa
diambil hikmah dari peristiwa tersebut:
Pertama,
evaluasi dan pemantapan program keagamaan ( Tarbiyah al-diniyah al-shohihah).
Pendidikan agama yang benar sehingga membuat perubahan di masyarakat. Perubahan
yang dimaksud berkaitan dengan pemantapan akidah dan tauhid, ibadah yang tekun
dan akhlak yang mulia sebagai buah dari akidah dan ibadah. Pendidikan agama
yang benar tidak sekedar formalistik tapi satu di antaranya harus mampu
mencegah ketertarikan masyarakat terhadap hal-hal yang bertentangan dengan
akidah dan iman.
Kedua : Program pendidikan masyarakat juga harus dievaluasi
dan dimantapkan dan menekankan pada hal
yang paling penting dalam pendidikan adalah membentuk kecerdasan logika dan
emosi untuk memahami berbagai fenomena aneh. Sehingga, publik bisa terbebas
dari penipuan-penipuan berkedok agama dan mistis.
Ketiga "Pendidikan harus membangun jiwa secara utuh karena
dalam berbagai kasus termasuk dalam kasus Kanjeng Dimas melibatkan beberapa
kaum intelek. Artinya kecedasan intelektual harus diimbangi dengan kecedasan
sprituil.
Keempat : Program pengentasan kemiskinan juga harus kembali
dievaluasi oleh pemerintah. Sebab, peristiwa Dimas Kanjeng dan kasus serupa
lainnya, selalu membawa daya tarik ekonomi bagi masyarakat miskin yang hidup
dalam tekanan ekonomi. Para korban bahkan cenderung lebih tertarik pada hal
tersebut ketimbang dengan program-program pengentasan kemiskinan yang dimiliki
pemerintah.
Jika program-program
tersebut belum dilaksanakan sungguh-sungguh dan terpadu, lanjut Maka amanat
Undang-Undang Dasar 1945 dalam meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesejahteraan
umum masih belum dapat diwujudkan.Artinya Negara masih membiarkan masyarakat
tetap dalam kondisi keterbelakangan yang selalu menjadi sasaran empuk berbagai macam
tadlis penipuan berciri agama,mistis dan iming-iming uang...Bahkan lebih
mengkwattirkan adalah jika hal tersebut dibiarkan berlangsung akan menjadi
budaya tadlis yang semakin parah. Wallahu a’lamu bi al-shawab (ES-FKis-UTM)