SUKSES ITU BUTUH PENGORBANAN
Menggali Hikmah dari Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail Meraih Kesuksesan Sesunguhnya manusia selalu mengharapkan hidup penuh ketenangan ag...

https://rohman-utm.blogspot.com/2018/08/sukses-itu-butuh-pengorbanan.html
Menggali Hikmah dari Kisah Nabi
Ibrahim dan Ismail Meraih Kesuksesan

Sesunguhnya manusia selalu
mengharapkan hidup penuh ketenangan agar ia dapat berpikir jernih. Sedang berpikir
jernih diperlukan agar ia dapat menjalani hidup ini dengan benar.
Manusia sering mendapati masalah
dalam hidupnya. Dan masalah-masalah itu sering membuatnya tidak tenang. Mereka
ingin masalah-masalah itu cepat teratasi.
Sebagian manusia berpikir
mengatasi masalah itu dengan cara kesenangan. Mereka lantas menghabiskan waktu
dengan berbuat maksiat. Mereka meminum-minuman keras, menghisap sabu-sabu,
traping di diskotik, berzina dengan wanita, meminum obat-obatan penenang,
bermalas-malasan dalam beramal, dan melakukan kemaksiatan lainnya. Betul mereka
tenang tapi itu hanya sesaat! Setelah itu mereka kembali tidak tenang, bahkan
stres atau depresi mereka bertambah!
Bila lawan dari ketenangan adalah
kesenangan, maka ketenangan itu sama dengan pengorbanan. Ketenangan hanya bisa
diraih melalui pengorbanan. Buktinya pendahulu kita melawan penjajah, bukannya
bersenang-senang dengan penjajah. Meskipun akibatnya nyawa melayang dan harta
benda menjadi korban tapi kesudahannya adalah kemerdekaan. Karena tidak mungkin
dapat meraih ketenangan selama masih dijajah. Begitupun yang terjadi pada
rakyat Palestina. Mereka ingin hidup tenang. Dan satu-satunya cara adalah
dengan meraih kemerdekaan. Untuk menebus kemerdekaan itu mereka korbankan jiwa
harta dan tenaga.
Seorang miskin ingin hidup tenang
maka dia berkorban mengejar impiannya menjadi orang yang sukses dan kaya harta.
Dia belajar menjadi orang yang sukses. Dia berusaha terapkan ilmunya dalam
kehidupannya sehari-hari. Dia rajin menabung atau berinvestasi. Dia lupakan
segala kesenangan untuk meraih kesuksesan. Dia lawan kemalasan dengan ketekunan
dan kerja keras.
Seorang pelajar ingin hidup
tenang maka dia berkorban dengan cara tekun belajar untuk mendapatkan prestasi
dan nilai yang baik.
Itulah sunnatullah. Bila ingin
hidup tenang jangan melalui kesenangan tapi raihlah melalui pengorbanan.
Korbankanlah diri anda untuk tilawah. Korbankanlah diri anda untuk doa dan
dzikrullah. Korbankanlah diri anda untuk shalat. Korbankanlah diri anda untuk
kebaikan, menundukkan hawa nafsu anda, dan menjauhi segala maksiat dalam hidup
anda.
Berakit-rakit ke hulu,
berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Sesudah
kesulitan akan datang kemudahan.
Sabar dan Pengorbanan demi Kesuksesan
Hampir setiap manusia ingin
kehidupannya lebih baik, bisnisnya lebih berkembang menguntungkan, keluarganya
jauh lebih harmonis dan tentram, karir juga lebih terus menanjak bahkan
kehidupan spiritual yang jauh lebih khusuk. Kunci agar manusia mendapatkan itu
semua adalah harus BERUBAH, harus ada perubahan dalam hidup pada saat ini,
sehingga masa depan akan menjadi jauh lebih baik.
Tapi tidak semua orang siap dan
mau untuk berubah. Banyak orang ternyata hanya sekedar ingin, tapi ia tak mau
berubah, sehingga ia pun tak mendapatkan apa yang dia harapkan. Kalau pun sudah
berani berubah, ternyata ia tak sampai di ujungnya. Akhirnya ia kandas di
tengah jalan, ia pun tak mendapatkan yang diharapkan. Mengapa? Karena ia tidak
mau BERSABAR dan BERKORBAN untuk kehidupannya.
Nah, hari ini, di hari Idul Adha
ini, ada inspirasi luar biasa dari kisah Ibrahim as, Ismail as dan ibundanya
Siti Hajar terkait dengan PERUBAHAN, yaitu bahwa hidup ini selalu membutuhkan
dua hal KESABARAN dan PENGORBANAN. Dan agar kehidupan kita lebih baik, kita
harus berubah, dan agar perubahan itu sempurna kita wajib untuk SABAR dan siap
BERKORBAN.
Dikisahkan bahwa di usia yang
sudah senja Ibrahim as belum juga dikaruniai buah hati. Menurut Anda, bagaimana
perasaan sebuah keluarga yang sudah puluhan tahun membina rumah tangga tapi
belum juga punya buah hati? Ya, pasti berharap buah hati itu segera diberi.
Nah, itu pula yang dialami Ibrahmi as. Ia selalu berdoa, “Ya Tuhanku,
anugrahkanlah kepadaku [seorang anak] yang termasuk orang shaleh.” Demikian
doa Ibrahim. Ia sangat berharap. Meski ia berada di puncak kenabiannya, ia
tetaplah seorang manusia biasa yang juga menginginkan kehadiran seorang anak.
Meski usianya kian senja, nabi Ibrahim terus berharap. Akhirnya, doa Ibrahim
Allah kabulkan dengan hadirnya buah hati yang dinanti, Ismail as.
Kesabaran akan mengantarkan
seseorang pada harapan. Kesabaran bukan diam, itu salah. Sabar itu bergerak,
berupaya sekuat tenaga mengejar yang didamba. Sabar ketika sakit itu berobat.
Sabar ketika bangkrut itu bangkit. Sabar ketika sulit itu mencari jalan keluar.
Sabar itu bukan diam. Dan hadiah terindah dari kesabaran adalah kebahagiaan
yang diberikan atas kesabaran yang dilakukan.
Ketika Ibrahim dalam suka cita
mendapatkan buah hati, ujian datang. Bagi Ibrahim, Ismail tentu bukan hanya
seorang anak. Ismail adalah buah hati, harapan dan kecintaannya, yang telah
sangat lama didambakan. Ismail bak satu-satunya pohon hijau yang tumbuh di
kebun gersang milik seorang petani tua. Ismail mendatangkan kebahagiaan dalam
hidup Ibrahim. Ismail pun merasakan penuhnya kasih sayang dan cinta ayahnya.
Akan tetapi, di tengah rasa bahagia itu, tanpa diduga-duga, turun perintah
Allah kepada Ibrahim untuk menyembelih putera kesayangannya itu.
Betapa goncangnya jiwa Ibrahim
ketika menerima wahyu yang luar biasa beratnya ini. Tapi wahyu itu adalah
perintah Allah. Dalam kondisi seperti yang dialami Ibrahim, ini adalah
keputusan yang teramat sulit. Siapakah yang lebih disayangi, Allah atau Ismail?
Siapakah yang lebih dicintai, Allah atau anaknya sendiri? Ketika doa-doanya
terkabulkan, ketika harapannya diwujudkan, malah ia akan diambil kembali. Tapi
karena kesabaran dan keikhlasan hati dalam ibadah, Ibrahim dan Islail rela
mengikuti perintah Sang Pencipta. Tapi apa yang terjadi? Ketika hendak
dilakukan, Allah mengganti kesabaran dan pengorbanan mereka berdua dengan
kemuliaan. Ismail digantikan dengan seekor kambing. Buah hatinya tetap
dipelukan Ibrahim.
Hidup kita juga terkadang
demikian. Di saat kebahagiaan itu tiba, disaat kesuksesan itu kita nikmati terkadang
ujian datang menghampiri. Di situlah kesabaran dan pengorbanan diuji kembali.
Apakah kita akan tetap mengupayakan kehidupan terbaik kita atau malah
sebaliknya, kita mundur lalu menyerah begitu saja.
Ketika bisnis sedang berkembang,
Allah uji dengan kerugian. Ketika karir kita sedang menanjak, Allah uji dengan
fitnah. Ketika keluarga sedang bahagia, Allah uji dengan kesulitan dan lain
sebagainya. Itulah kehidupan. Tak ada yang mulus-mulus saja. Guru saya pernah
mengajarkan, “Pelaut yang ulung tidak lahir di laut yang tenang. Orang yang
hebat itu tidak lahir dari kehidupan yang tenang-tenang saja, ia harus bersiap
dan terbiasa menghadapi ombak menjlang dan terjangan badai.”
Maka, agar perubahan kehidupan
kita terus lebih baik, kuncinya adalah SABAR dan PENGORBANAN.
Bersiaplah untuk sabar, dan bersiaplah untuk berkorban. Sabar menjalani
kehidupan dengan penuh keyakinan dan totalitas upaya. Maka, pantaskanlah diri
kita dengan kesabaran dan siap berkorban untuk kehidupan di masa depan kita
yang jauh lebih bahagia dan penuh kemuliaan.
Kesuksesan tanpa pengorbanan akan
hambar
Benarkah tidak ada sukses tanpa
pengorbanan? Jawabannya “betul”. Kenyataan memang tidak ada sukses tanpa
pengorbanan. Pengorbanan sama artinya dengan membayar sesuatu. Anda bisa membayar
sekarang dan bermain nanti, atau Anda bisa bermain sekarang dan membayar nanti.
Yang mana pun, kamu tetap harus membayar. Ketika Anda membayar di depan, Anda
sebenarnya membayar lebih sedikit, dan Anda jarang kekurangan waktu atau sumber
secara tak terduga. Tetapi ketika Anda membayar lebih dulu, upahnya biasanya
lebih besar, dan jumlah pilihan Anda bertambah. Anda tinggal memilihnya.
Sukses benar-benar butuh
pengorbanan. Seorang yang sukses biasanya harus berlatih secara intensif dan
konsisten sejak kecil sampai dia berhasil mencapai apa yang dicita-citakannya.
Tak ada kesuksesan yang datang begitu saja atau jatuh dari langit. Tak ada
kesuksesan yang didapatkan secara instan, jika pun ada kesuksesan itu biasanya
tak akan berlangsung lama. Tak ada orang yang sukses di bidangnya tanpa kerja
keras dan latihan bertahun-tahun. Tak ada yang sukses tanpa pengorbanan.
Yang menjadi pertanyaan, seberapa
besarkah sudah kita berkorban untuk kesuksesan kita? Apakah kita sudah pantas
untuk sukses. Besarnya pengorbanan kita akan setara dengan kesuksesan itu.
Bahkan, terkadang sukses akan datang jauh lebih besar.
Kenapa Kita Butuh pengorbanan
Untuk Sukses?
Kalau kita ingin mendapatkan
sesuatu, kita harus membelinya terlebih dulu. Itulah hukum alam. Kalau kita
hari ini punya banyak uang di rekening bank kita. Tentu atas keputusan masa
lalu kita. Mungkin karena kita pada masa lalu rajin menabung dan suka bekerja
keras, sehingga punya banyak tabungan. Tentunya ini berasal dari pengorbanan
dimasa lalu kita.
Tidak ada orang yang sejak lahir langsung bisa menjadi pengusaha, atlit, seniman, atau ilmuwan yang hebat. Kita hanya akan meraih kesuksesan melalui kerja keras yang cukup panjang selama bertahun-tahun. Semua hasil besar itu harus diawali dengan pengorbanan terlebih dahulu.
Entah itu seberapa besar
pengorbanannya. Dan biasanya kesuksesan akan sebanding dengan besarnya
pengorbanan anda.
Untuk sukses dalam bidang bisnis maupun bidang kehidupan lainnya minimal anda harus siap mengorbankan tiga hal yaitu mengorbankan kesenangan, waktu dan uang. Meski anda berkorban bukan berarti anda akan kehilangan ketiganya. Justru ini adalah modal anda untuk meraih sukses anda.
Untuk sukses dalam bidang bisnis maupun bidang kehidupan lainnya minimal anda harus siap mengorbankan tiga hal yaitu mengorbankan kesenangan, waktu dan uang. Meski anda berkorban bukan berarti anda akan kehilangan ketiganya. Justru ini adalah modal anda untuk meraih sukses anda.
Orang sukses akan menuda
kesenangan. Meskipun mereka tidak suka melakukannya, tetapi mereka tetap
melakukannya. Itulah perbedaan orang sukses dengan orang tidak sukses. Orang
sukses melakukan sesuatu yang sama-sama tidak disukainya dengan orang tidak
sukses. Hanya saja mereka tetap melakukannya.
Sukses juga berarti berlatih dan belajar lebih keras dan itulah yang dilakukan oleh mereka yang akhirnya meraih kesuksesan dan keberhasilan yang lebih baik dan mengorbankan banyak waktu. Jadi, sukses juga perlu pengorbanan waktu.
Meskipun tidak semua sukses harus berarti mengorbankan uang, tetapi ada kalanya kita mesti tidak harus berani keluar uang, untuk bisa meraih apa yang kita inginkan. Untuk berhasil dalam kehidupan, kadang kita harus rela membayar uang sekolah agar mendapatkan ilmu yang akan menunjang kemampuan kita akhirnya.
Memantaskan Diri untuk Sukses
Sukses juga berarti berlatih dan belajar lebih keras dan itulah yang dilakukan oleh mereka yang akhirnya meraih kesuksesan dan keberhasilan yang lebih baik dan mengorbankan banyak waktu. Jadi, sukses juga perlu pengorbanan waktu.
Meskipun tidak semua sukses harus berarti mengorbankan uang, tetapi ada kalanya kita mesti tidak harus berani keluar uang, untuk bisa meraih apa yang kita inginkan. Untuk berhasil dalam kehidupan, kadang kita harus rela membayar uang sekolah agar mendapatkan ilmu yang akan menunjang kemampuan kita akhirnya.
Memantaskan Diri untuk Sukses
Jika Anda memang benar-benar
ingin sukses, maka jalan yang harus anda lakukan adalah berkorban untuk
memantaskan anda untuk sukses. Jika anda ingin sukses lebih besar maka imbangi
dengan pengorbanan yang besar pula. Tanyakan pada diri anda, pantaskah anda
mendapatkannya? Jika belum pantas, maka pantaskan! Tingkatkan lagi pengorbanan
anda jika anda ingin sukses lebih besar.
Bukankah Gagal dan Sukses sama sama memebutuhkan pengorbanan ? Silahkan direnungkan bersama. Dimana perbedaanya ? silahkan komen.