KHUTBAH JUMAT Persiapan Menghadapi Ramadhan
Disampaikan di Masjid Al-Iklas Kamal Bangkalan Madura Nisfu Sya’ban (Pertengahan Sya'ban ) sudah berlalu. Bulan Ramadhan 143...
https://rohman-utm.blogspot.com/2018/05/khutbah-jumat-persiapan-menghadapi.html
Disampaikan di Masjid Al-Iklas Kamal Bangkalan Madura
Nisfu Sya’ban (Pertengahan Sya'ban ) sudah berlalu. Bulan
Ramadhan 1439 H tinggal beberapa hari lagi. Tamu istimewa itu akan
datang dan membersamai pada kaum muslimin Mereka yang siap dengan kedatangannya
insya Allah akan lebih optimal dalam mengisi Ramadhan 1439 H. Oleh
karenanya persiapan (al-isti’dad li
muqobalati syarhri ramadlan al-mubarak
)adalah suatu keniscayaan. Karenanya Khutbah Jum'at Terbaru kali ini ingin
berusaha membahas persiapan menghadapai bulan Ramadhan tahun ini insya Allah
bertepatan pad hari kamis tanggal 17 Mei 2018. Dengan harapan, semoga kaum
muslimin siap mensukseskan Ramadhan yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
KHUTBAH PERTAMA
Hadirin Sidang Jamaah Jum’at yang
dirahmati Allah,
Waktu terus berjalan, tanpa pernah berhenti. Hari yang berganti hari, bulan yang berganti bulan, dan tahun yang berganti tahun, dalam semua perputaran waktu itu Allah SWT senantiasa memberikan kenikmatan kepada kita. Setelah kenikmatan terbesar berupa iman, maka kenikmatan-kenikmatan lainnya dianugerahkan kepada kita tanpa bisa kita hitung jumlahnya, bahkan seringkali tidak kita sadari kehadirannya. Maka, marilah kita berusaha mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Marilah kita bersama-sama berupaya menjadi hamba-Nya yang bersyukur.
Dengan bersyukur kita akan lebih mudah menjadi hamba-Nya yang bertaqwa.
Sebagaimana pesan khatib yang senantiasa diulang pada setiap kesempatan khutbah
jum'at seperti saat ini. Lihatlah bagaimana ketika Rasulullah SAW berdiri
begitu lama dalam shalat malamnya hingga kaki beliau bengkak. Saat Aisyah
bertanya dengan menyebutkan keutamaan beliau yang telah dijamin ampunan atas
segala dosanya, beliau justru menjawab dengan sabdanya yang mulia:
أَفَلاَ أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
Tidak bolehkah aku menjadi hamba-Nya yang bersyukur?
Jadi, syukur sangat erat kaitannya dengan taqwa. Bahkan keduanya identik. Tiada
orang yang mampu mencapai derajat taqwa tanpa bersyukur. Sebaliknya, syukur
akan mengantarkan seorang hamba mencapai ketaqwaan. Tentunya dengan taqwa yang
sebenar-benarnya (haqqqa tuqatihi). Dlahiran wa bathinan, Secara
dhohir kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan secara
bathin hendaknya kita selalu merasa diawasi
oleh Allah, bahkan tidak ada sejengkal langkahpun tanpa pantuan Allah.
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Diantara kenikmatan itu adalah sampainya usia kita di
akhir bulan Sya'ban ini. Sebentar lagi kita akan memasuki bulan istimewa. Bulan
yang penuh dengan keutamaan. Yakni bulan Ramadhan yang mulia. Pertanyaannya
adalah, sudahkah kita siap dalam menyambutnya? Jika para sahabat dan
salafusshalih telah mempersiapkan diri dua bulan sebelum Ramadhan tiba,
sebagaimana doa yang masyhur, yang mengisyaratkan persiapan ini:
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Ya Allah, berkahilan kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta pertemukanlah kami dengan Ramadhan (HR. Baihaqi)
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِى رَمَضَانَ
Ya Allah, berkahilan kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta berkahilah kami di bulan Ramadhan (HR. Ahmad)
Maka kita yang tinggal 11-12 hari lagi mengakhiri Sya'ban ini pantaslah jika
mengevaluasi persiapan kita menghadapi Ramadhan. Bagi yang telah siap,
alhamdulillah. Bagi yang belum, kita segera bangkit untuk memenuhi
persiapan-persiapan ini.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,
Setidaknya ada empat persiapan bagi kaum muslimin untuk menghadapai bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1439 H ini.
Persiapan pertama, adalah persiapan ruhiyah. Persiapan ruhiyah yang kita
perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga
melahirkan niat yang ikhlas. Pengokohan aqidah adalah pondasi utama dalam
persiapan ruhiyah ini. Tanpa aqidah yang benar, bisa jadi seseorang justru
terjatuh dalam syirik. Dan kesyirikan selamanya takkan berbuah keikhlasan.
Aqidah yang benar adalah kuncinya. Karenanya surat di dalam Al-Qur'an yang
kesemuanya membahas aqidah dinamakan surat Al-Ikhlas.
Membersihkan hati atau tazkiyatun nafs
juga hal yang urgen dilakukan dalam menyambut tamu Allah yang istimewa ini.
Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam
firman-Nya:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya (QS. Asy-Syams : 9)
Maka dalam waktu 11-12 hari ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri
(muhasabah) apakah penyakit-penyakit aqidah masih menjangkiti diri kita.
Selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu.
Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita benar-benar dalam kondisi ikhlas
menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh tamu mulia itu.
Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT.
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
Jama'ah jumat yang dirahmati Allah,
Persiapan kedua adalah persiapan fikriyah. Agar Ramadhan kita
benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah.
Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama
terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan.
Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa,
hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih,
I'tikaf, zakat, dan sebagainya.
Untuk itu kita bisa banyak membaca buku terkait dengan keutmaan bulan ramadlan seperti
mengkaji Fiqih Sunnah-nya Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa-nya Dr. Yusuf Qardahawi,
dan lain-lain. Kita pun bisa mengikuti taklim di lingkungan kita, baik majelis
taklim yang diadakan di masjid, di pondok pesantren, maupun tempat-tempat yang
lain.
Inilah rahasia mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan
judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal).
Tanpa ilmu bagaimana kita bisa beramal selama bulan Ramadhan dengan benar?
Pemahaman ilmu syar'i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang
(ilmu) agama (Muttafaq 'Alaih)
Selanjutnya, persiapan yang kita perlukan adalah persiapan jasadiyah.
Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai
kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini
karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan
sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing
meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi
yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.
Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara
teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika
akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi:
المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف
Jama'ah jumat yang dirahmati Allah,
Persiapan keempat adalah persiapan maliyah. Persiapan maliyah yang
diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru,
menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru
memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa)
orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki
harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakat maal-nya. Bahkan,
jika kita mampu berumrah di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar
biasa; seperti nilai haji bersama Rasulullah SAW.
Rasulullah mencontohkan bahwa beliau yang begitu dermawan di hari-hari biasa, bertambah sangat dermawan di bulan Ramadhan mengalahkan angin yang berhembus.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur'an. Maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin (HR. Bukhari)
Kedermawanan Rasulullah SAW bertambah hebat ketika bulan Ramadhan. Ini mengajarkan kepada umat beliau bahwa Ramadhan sebagai bulan yang paling utama dengan pelipatgandaan pahala amal kebajikan hendaklah dioptimalkan dengan memperbanyak infaq dan meningkatkan kualitasnya.
KHUTBAH KEDUA