rohmans

EKONOMI KALAJENGKING Antara Canda, Fakta dan Bisnis Gharar

rohman-utm . Judul diatas tidak langsung muncul begitu aja, sesungguhnya mengenai racun kalajengking menjadi hangat belakangan ini dan ...

Terkait Pidato Jokowi Soal Racun Kalajengking, Warganet Ramai Cari-cari Info, Ini yang Didapat

rohman-utm. Judul diatas tidak langsung muncul begitu aja, sesungguhnya mengenai racun kalajengking menjadi hangat belakangan ini dan mendadak viral di medsos. Bermula dari pidato Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, awal pekan ini.  Presiden Jokowi menjelaskan jika bisa atau racun kalajengking menjadi komoditas termahal dunia jauh mengalahkan emas. Beberapa orang menanggapinya dengan bercanda akan ikut beternak kalajengking, dan beberapa yang lain serius mencari cara beternak kalajengking yang menghasilkan pundi pundi uang milyaran.
Menurut Hasto Sejen PDIP menilai, bahwa apa yang disampaikan oleh Jokowi tersebut karena memang kalajengking termasuk salah satu sumber daya yang ada di Indonesia. Dengan ungkapan  "Pak Jokowi kan memberikan contoh bahwa berbagai sumber daya ekonomi kerakyatan itu bisa dikelola. Ada ternak ayam buras, ternak lele dan berbagai hal yang ditawarkan pemerintah,"
Tidak ada yang salah, dengan imbauan Presiden Jokowi soal kalajengking itu. Hasto menilai, justru di situlah pemahaman seorang kepala negara terhadap kondisi ekonomi yang dihadapi rakyatnya. Menurutnya “presiden kita ini memahami persoalan rakyat, sehingga yang disampaikan adalah persoalan-persoalan yang mendasar terhadap apa yang bisa dilakukan oleh rakyat Indonesia,"
Dari pidato Jokowi dan tanggapan Hasto Tulisan ini tidak bermaksud untuk memperkeruh suasana, penulis hanya ingin menunjukkan beberapa fakta menarik terkait dengan budidaya kalajengking. Benarkah ada peluang usaha dalam budidaya  kalajengking, jangan-jangan hanya sebatas rumor candaan yang bermuara sebuah bisnis gharar (berbahaya) yang akan menguntungkan segelintir orang yang pertama saja.
Antara Praktek Penipuan dan bayang bayang ekonomi
Masih tergiang ditelinga rakyat Indonesia bagaimana harga tokek yang melambung tinggi. siapa yang diuntungkan ?  Tentu jawabanya sangat jelas, mereka adalah mafia tokek. Bagaimana mungkin misalnya bunyi suara tokek kerap dijadikan alat taruhan dengan menghitung jumlah bunyi yang khas dari binatang tersebut.
Konon, tokek ini banyak dicari karena bisa dijadikan obat mujarab sejumlah penyakit berat. Seperti kanker dan bahkan AIDS. Pembelinya, kabarnya, banyak berada di luar negeri yang justru tidak memiliki stok tokek sebanyak di Indonesia.
Nilai tokek yang konon bisa mencapai miliaran rupiah inilah yang kemudian membuat banyak orang yang tergiur untuk ikut berkecimpung. Padahal, nilai tinggi tersebut hanya berlaku untuk tokek yang berukuran di atas 40 cm. Sementara, tokek dengan ukuran sebesar ini jelas sangat sulit ditemukan.
Hasrat yang besar untuk bisa mendapatkan uang besar dalam waktu singkat, membuat sebagian masyarakat menjadi lengah. Mereka inilah yang kemudian menjadi sasaran para penipu yang memanfaatkan pengetahuan masyarakat yang masih sedikit soal tokek.
Solusi
Oleh karena itu, sikap penulis dalam menanggapi persoalan pidato Jokowi dan tanggapan Hasto dapat penulis simpulkan dalam berapa catatan saran sebagai berikut:
1.     Seharusnya Presiden Joko Widodo lebih berhati-hati dalam bersikap dan mengeluarkan statmen, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan pada masyarakat bawah. Penulis dengan haqqul yaqin beliau tidak tidak niat untuk menciptakan mavia kalajengking, seperti yang pernah terjadi pada model bisnis tokek, yang hanya menguntungkan segelintir orang.
2.     Seharusnya Presiden Jokowi sebelum menyampaikan pidatonya, didukung sejumlah fakta dan data terkait dengan bisnis budidaya kalajengking. Misalnya saja menyebut seseorang yang sukses bisnis budidaya kalajengking hingga beromset milyaran rupiah dan lain-lain.
3.     Dalam kontek ekonomi Islam bisnis yang belum jelas dianggap Gharar menurut Ibn Taimiyah memandang bahwa Gharar merupakan bisnis yang belum jelas hasilnya. Artinya bisnis budidaya kalajengking sangat rentan pada spekulatif dan al-jahalah ( ketidakjelasan).
Terakhir, masyarakat Indonesia khususnya masyarakat bawah, yang secara ekonomi belum sejahtera harus mulai berhati-hati dalam menangkap informasi dan peluang bisnis. Wallahu a’lamu bi al-shawabi ( amans_07)

Related

Artikel 6100021048311002932

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Profile

About Me
Dr. Abdurrohman S.Ag. M.EI
Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura. . Selengkapnya

Total Pageviews

Recent Posts

Random

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *

Populer

item