EKONOMI KALAJENGKING Antara Canda, Fakta dan Bisnis Gharar
rohman-utm . Judul diatas tidak langsung muncul begitu aja, sesungguhnya mengenai racun kalajengking menjadi hangat belakangan ini dan ...
https://rohman-utm.blogspot.com/2018/05/ekonomi-kalajengking-antara-canda-fakta.html
rohman-utm. Judul diatas tidak langsung muncul begitu
aja, sesungguhnya mengenai racun kalajengking menjadi hangat belakangan ini dan
mendadak viral di medsos. Bermula dari pidato Presiden Joko Widodo saat membuka
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Grand
Sahid Jaya, Jakarta, awal pekan ini. Presiden Jokowi menjelaskan jika bisa atau
racun kalajengking menjadi komoditas termahal dunia jauh mengalahkan emas.
Beberapa orang menanggapinya dengan bercanda akan ikut beternak kalajengking,
dan beberapa yang lain serius mencari cara beternak kalajengking yang menghasilkan pundi
pundi uang milyaran.
Menurut Hasto Sejen PDIP menilai, bahwa apa yang disampaikan
oleh Jokowi tersebut karena memang kalajengking termasuk salah satu sumber daya
yang ada di Indonesia. Dengan ungkapan "Pak Jokowi kan memberikan contoh bahwa berbagai sumber daya
ekonomi kerakyatan itu bisa dikelola. Ada ternak ayam buras, ternak lele dan
berbagai hal yang ditawarkan pemerintah,"
Tidak ada yang salah, dengan imbauan Presiden Jokowi soal
kalajengking itu. Hasto menilai, justru di situlah pemahaman seorang kepala
negara terhadap kondisi ekonomi yang dihadapi rakyatnya. Menurutnya “presiden kita ini memahami persoalan rakyat,
sehingga yang disampaikan adalah persoalan-persoalan yang mendasar terhadap apa
yang bisa dilakukan oleh rakyat Indonesia,"
Dari
pidato Jokowi dan tanggapan Hasto Tulisan ini tidak bermaksud untuk memperkeruh
suasana, penulis hanya ingin menunjukkan beberapa fakta menarik terkait dengan
budidaya kalajengking. Benarkah ada peluang usaha dalam budidaya kalajengking, jangan-jangan hanya sebatas
rumor candaan yang bermuara sebuah bisnis gharar
(berbahaya) yang akan
menguntungkan segelintir orang yang pertama saja.
Antara Praktek Penipuan dan bayang
bayang ekonomi
Masih
tergiang ditelinga rakyat Indonesia bagaimana harga tokek yang melambung tinggi.
siapa yang diuntungkan ? Tentu jawabanya
sangat jelas, mereka adalah mafia tokek. Bagaimana mungkin misalnya bunyi suara
tokek kerap dijadikan alat taruhan dengan menghitung jumlah bunyi yang khas
dari binatang tersebut.
Konon, tokek ini banyak dicari karena bisa dijadikan obat mujarab
sejumlah penyakit berat. Seperti kanker dan bahkan AIDS. Pembelinya, kabarnya,
banyak berada di luar negeri yang justru tidak memiliki stok tokek sebanyak di
Indonesia.
Nilai tokek yang konon bisa mencapai miliaran rupiah inilah yang
kemudian membuat banyak orang yang tergiur untuk ikut berkecimpung. Padahal,
nilai tinggi tersebut hanya berlaku untuk tokek yang berukuran di atas 40 cm.
Sementara, tokek dengan ukuran sebesar ini jelas sangat sulit ditemukan.
Hasrat yang besar untuk bisa mendapatkan uang besar dalam waktu
singkat, membuat sebagian masyarakat menjadi lengah. Mereka inilah yang
kemudian menjadi sasaran para penipu yang memanfaatkan pengetahuan masyarakat
yang masih sedikit soal tokek.
Solusi
Oleh
karena itu, sikap penulis dalam menanggapi persoalan pidato Jokowi dan
tanggapan Hasto dapat penulis simpulkan dalam berapa catatan saran sebagai
berikut:
1. Seharusnya
Presiden Joko Widodo lebih berhati-hati dalam bersikap dan mengeluarkan
statmen, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan pada masyarakat bawah. Penulis dengan
haqqul yaqin beliau tidak tidak niat untuk menciptakan mavia kalajengking,
seperti yang pernah terjadi pada model bisnis tokek, yang hanya menguntungkan
segelintir orang.
2. Seharusnya
Presiden Jokowi sebelum menyampaikan pidatonya, didukung sejumlah fakta dan
data terkait dengan bisnis budidaya kalajengking. Misalnya saja menyebut seseorang
yang sukses bisnis budidaya kalajengking hingga beromset milyaran rupiah dan
lain-lain.
3. Dalam
kontek ekonomi Islam bisnis yang belum jelas dianggap Gharar menurut Ibn Taimiyah memandang bahwa Gharar merupakan bisnis
yang belum jelas hasilnya. Artinya bisnis budidaya kalajengking sangat rentan
pada spekulatif dan al-jahalah (
ketidakjelasan).
Terakhir,
masyarakat Indonesia khususnya masyarakat bawah, yang secara ekonomi belum
sejahtera harus mulai berhati-hati dalam menangkap informasi dan peluang
bisnis. Wallahu a’lamu bi al-shawabi (
amans_07)