UPAYA MENEGUHKAN RUH TARBAWI ( Tulisan 1)
Muqaddimah ( Refleksi Dies Natalis ke-3 Fakultas Keislaman UTM ) Oleh Dr.Abdur Rohman.S.Ag.MEI Tanpa terasa tiga tahun sudah usia F...

https://rohman-utm.blogspot.com/2017/05/meneguhkan-ruh-tarbawi.html
Muqaddimah
(Refleksi Dies Natalis ke-3 Fakultas Keislaman UTM)
Oleh Dr.Abdur Rohman.S.Ag.MEI

Tanpa terasa tiga tahun sudah usia Fakultas Keislaman Universitas Trunojoyo Madura, kelahirannya diwarnai perdebatan dan perselisihkan, bahkan mungkin kelahirannya tidak diinginkan, ada yang beranggapan Fakultas ini terlalu dipaksakan, Sehingga selama tiga tahun ini nama fakultas Keislaman, setidaknya berganti nama hingga 3 kali. Pada awalnya bernama Fakultas Agama Islam (FAI), kemudian berubah menjadi Fakultas Ilmu-ilmu Keislaman (FIIK) dan terakhir berubah Fakultas Keislaman ( FKis), maaf bukan FK nanti dikira Fakultas Kedokteran.
Ok. Mari kita tinggalkan perdebatan kelahiran Fakultas, kini FKis sudah berusia 3 tiga tahun, andai manusia, maka FKis masih bayi dengan setumpuk keinginan dan Impian. Misalnya saja ia ingin selalu berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi baik secara verbal maupun non verbal yaitu dengan tulisan, bacaan dan tanda atau symbol. Manusia berkomunikasi lewat bahasa memerlukan proses yang berkembang dalam tahap-tahap usianya. Bagaimana manusia bisa menggunakan bahasa sebagai cara berkomunikasi selalu menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas sehingga memunculkan banyak teori dalam komunikasi..Bahasa digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara yang mengacu pada simbol verbal.
Jika diambil hikmah dari proses kelahirannya, maka FKis pada usia ke 3 ini dengan segudang impin dan keinginan, harus lebih banyak menekankan pada komunikasi yang baik (komunikasi yang beretika), Mengapa demikian? Karena Menurut berbagai survei, sekitar 85% persen dari kesuksesan dalam hidup berkaitan secara langsung dengan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan membina hubungan.
Jika kominikasi dijaga dengan baik, akan agar tercipta RUH TARBAWI yang kuat dan yatarasahu fi al-qolbi ( mendarah daging dalam hati yang paling dalam), dengan cara meninggalkan segala bentuk prilaku yang dianggap dapat merusak ruh tarbawi seperti prilaku egosentris (seenaknya sendri), sibuk mencari kejelakan orang lain, prilaku negatif thinking, menjegal kawan, memanfatkan orang lain untuk kepentingan pribadi, berbuat dhalim dan tidak adil, apalagi menjaga sampai menjaga kedhaliman, memutuskan sendiri padahal seharusnya perlu musyawarah, menyukai konflik, berpolitik adu domba, tidak mau dikritik, berfikir dirinya yang paling benar, merawat energy dendam, merawat budaya lempat batu sembunyi tangan, serakah pada jabatan, dan semua prilaku dapat merusak dan membuat semakin jauh dari ruh tarbawi harus dibuang jauh-jauh.
Berangkat dari sejumlah argumentasi diatas, penulis mencoba untuk mengepresikan dalam beituk tulisan sebagai refleksi Milad FKis III, dengan tema besar " Meneguhkan kembali Ruh Tarbawi, Temukan Prestasi" Tulisan ini bertujuan untuk menemukan indikator ruh tabawi diantaranya adalah mengoptimalkan ruh al jamaah, strategi menciptakan ruh al-jamaah, membangun ruh tawazun, menggali ruh al-adalah, dan lain-lain. yang akan penulis terbitkan selama bulan Mei sekalipun tidak berurutan.
Berlanjut...Bagaimana memaknai Milad