Keunggulan Mata Uang Emas dan Perak
Keunggulan Mata Uang Emas dan Perak Syaikh Abdul Qadim Zallum menerangkan setidaknya terdapat 6 (enam) keunggulan mata uang emas dan pe...

https://rohman-utm.blogspot.com/2013/04/keunggulan-mata-uang-emas-dan-perak.html
Keunggulan
Mata Uang Emas dan Perak
Syaikh Abdul Qadim Zallum menerangkan
setidaknya terdapat 6 (enam) keunggulan mata uang emas dan perak sebagai
berikut. Pertama: emas dan
perak adalah komoditi, sebagaimana komoditi lainnya, semisal unta, kambing,
besi, atau tembaga. Untuk mengadakannya perlu ongkos eksplorasi dan produksi.
Komoditi ini dapat diperjualbelikan apabila ia tidak digunakan sebagai uang.
Jadi, emas dan perak termasuk uang komoditi/uang barang (commodity money).
(Nasution, 2008: 241). Artinya, emas dan perak mempunyai nilai intrinsik (qîmah
dzatiyah) pada dirinya sendiri. Beda dengan uang kertas yang tidak memiliki
nilai intrinsik pada barangnya sendiri. (Thabib, 2003: 326).
Kedua: sistem emas
dan perak akan menjamin kestabilan moneter. Tidak seperti sistem uang kertas
yang cenderung membawa instabilitas dunia karena penambahan uang kertas yang
beredar secara tiba-tiba. Emas biasanya tidak mudah ditemukan dalam jumlah
berlimpah. Ketiga:
sistem emas dan perak akan menciptakan keseimbangan neraca pembayaran
antar-negara secara otomatis untuk mengoreksi ketekoran dalam pembayaran tanpa intervensi bank
sentral. (Zallum, 2004: 226). Mekanisme ini disebut dengan automatic adjustment (penyesuaian otomatis) yang akan
bekerja menyelesaikan ketekoran dalam perdagangan (trade imbalance)
antar negara. (Hamidi, 2007: 137; Nurul Huda dkk, 2008: 103).
Keempat: sistem emas
dan perak mempunyai keunggulan yang sangat prima, yaitu berapapun kuantitasnya
dalam satu negara, entah banyak atau sedikit, akan dapat mencukupi kebutuhan
pasar dalam pertukaran mata uang. (Zallum, 2004: 227). Jika jumlah uang tetap,
sementara barang dan jasa bertambah, uang yang ada akan mampu membeli barang
dan jasa secara maksimal. Jika jumlah uang tetap, sedangkan barang dan jasa
berkurang, uang yang ada hanya mengalami penurunan daya beli. Walhasil, berapa
pun jumlah uang yang ada, cukup untuk membeli barang dan jasa di pasar, baik
jumlah uang itu sedikit atau banyak. (Yusanto, 2001: 144).
Hal yang sama tidak dapat dikatakan
untuk sistem uang kertas. Jika negara
mencetak semakin banyak uang kertas, daya beli uang itu akan turun dan
terjadilah inflasi. Jelaslah, sistem emas dan perak akan menghapuskan inflasi.
Sebaliknya, sistem uang kertas akan menyuburkan inflasi. (Zallum, 2004:
227).
Kelima: sistem emas
dan perak akan mempunyai kurs yang stabil antar negara. Ini karena mata uang
masing-masing negara akan mengambil posisi tertentu terhadap emas atau perak.
Dengan demikian, di seluruh dunia hakikatnya hanya terdapat satu mata uang,
yaitu emas atau perak, meski mata uang yang beredar akan bermacam-macam di
berbagai negara (Zallum, 2004: 227).
Konsekuensinya, spekulasi mata uang
asing (valas) tidak akan dapat lagi dilakukan dan perdagangan internasional pun
akan makin bergairah, karena emas dan perak telah menghindarkan para
eksportir/importir dari sumber ketidakpastian yang terbesar, yaitu kurs yang
tidak tetap (fluktuatif) (El-Diwany, 2003:97).
Keenam: sistem
emas dan perak akan memelihara kekayaan emas dan perak yang dimiliki oleh
setiap negara. Jadi, emas
dan perak tidak akan lari dari satu negeri ke negeri lain. Negara manapun tidak
memerlukan pengawasan untuk menjaga emas dan peraknya. Sebab, emas dan perak
itu tidak akan berpindah secara percuma atau ilegal. Emas dan perak tidak akan
berpindah kecuali menjadi harga bagi barang atau jasa yang memang hal ini
dibolehkan syariah (Zallum, 2004: 227; An-Nabhani, 2004:277).
Muhaimin iqbal menyebutkan, walaupun
redenominasi dipandang perlu untuk menyederhanakan nominal rupiah, tetapi mata
uang yang tahan inflasi dan tidak perlu diredenominasi adalah dinar emas.
Sekali Dinar digunakan, nilai/daya belinya stabil – 1 Dinar satu kambing tetap
sampai akhir zaman, maka tidak akan lagi pernah diperlukan Redenominasi atau
bahkan Sanering.
Disinilah sebenarnya keunggulan dan
kebenaran Islam itu dapat terbukti dengan jelas. Kita tidak perlu kehilangan
orientasi dalam hal apapun dan kapanpun – karena tuntunannya, arahannya,
nilai-nilainya berlaku baku sepanjang zaman. Seperti sholat yang kita tidak
perlu lagi bertanya menghadap kemana, tinggal kita tahu dimana kita berada dan
dimana Ka’bah berada – maka seluruh umat sepakat ke situlah kita menghadap.
Demikian pula dalam hal nilai, kita
bisa dengan mudah dan jelas dengan timbangan yang tidak pernah berubah untuk
menimbang siapa yang kaya dan siapa yang miskin dengan nishab zakat yang 20
Dinar. Yang kaya wajib membayar zakat, yang miskin berhak menerima zakat –
betapa kacaunya hak dan kewajiban ini seandainya nilai nishab tersebut perlu
Sanering ataupun Redenominasi dari waktu ke waktu.
Anonymous:
Nama :MustafidaNim : 230721100130Kelas : 1 E Ekonomi Syariah Email : mustafidatoufa@gmail.com
Anonymous:
Nama : Ahmad Farhan AthaullahNim : 230721100201Kelas : 1E Ekonomi SyariahEmail : ahmadfarhanathaullah@gmail.com
Anonymous:
Nama : Rivangga Nur ArdiansyahNIM : 230721100221Kelas : 1E Ekonomi SyariahEmail : rivangganurardiansyah@gmail.com
Anonymous:
Nama : Lailatul IstiqomahNIM : 203721100078Kelas : 1E Ekonomi syariah Email : istiqomaglailatul5@gmail.com
Kripik Singkong:
Nama : Khairun Nafi'ahNIM : 230721100061Kelas : 1E Ekonomi SyariahEmail : fialemper@gmail.com