rohmans

Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Pemikiran ekonomi Islam lahir dari kenyataan  bahwa Islam adalah sitem yang diturunkan Allah kepada seluruh manusia untuk menata seluru...


Pemikiran ekonomi Islam lahir dari kenyataan  bahwa Islam adalah sitem yang diturunkan Allah kepada seluruh manusia untuk menata seluruh aspek kehidupan dalam ruang dan waktu Karakter agama yang paling kuat adalah fungsi system dan penataan. Objek dari system inilah  seluruh aspek kehidupan, individu , keluarga social pendidikan, budaya, potik termasuk ekonomi politik. Ia juga menata aspek spritual dari kehidupan manusia.
Zat yang menurunkan system ini adalah zat yang menciptakan manusia sebagai pelaku kehidupan, serta bumi dan waktu sebagai landscap ruang dan waktu diatas manusia bergerak menjalani kehidupannya. Kesatuan sumber ini  telah melahirkan satu karakteristik tertentu  yang memebedakan antara Islam dan yang lain. Yaitu  bahwa system itu memiliki kesesuaian yang akurasintnya bersifat mutlak – antara manusia dengan fungsi gandanya; subjek dan objek dan dengan realitas  sebagai realitas  serta waktu sebagai batasan masa kerja. Sistem ini serasa dan sebangun  dengan structural kepribadian manusia., sama seprti ia serasi dan sebangun dengan structural ruang dan waktu di mana manusia hidup.
Selain cirri keserasian, system ini juga memiliki cirri yang lain yaitu, bahwa ia juga memberi porsi penambahan yang seimbang anatara semua aspek kehidupan manusia. Ia memandang manusia  suatu kesatuan, dan bahwa aspek-aspek  parsialnya bukanlah sesuatu  yang berdiri sendiri dan tidak saling terkait . Ia adalah realitas yang sama dan terkait, dan dengan posisisnya masing-masing, seluruh aspek itu memebentuk kerangka kehidupan yang utuh bagi yang utuh bagi manusia. Itulah sebabanya Islam tidak mengenal ekstrimisme dimensional, dalam arti bahwa ia memberikan penekanan yang kuat terhadap  suatu dimensi kehidupan melebihi porsi yang sebenarnya  dalam keseluruhan struktur kehidupan manusia.
Islam dengan begitu merupakan konsep  tentang sebuah proyek peradaban. Dan peradaban itu  meliputi  berdiri diatas empat kerangka ini: bumi ( tanah), waktu, manausia dan sistem. Tanah merupakan lanscap peradaban ummat manusia sepanjang masa. Jika manusia berasal dari tanah, dan seluruh kehidupan biologusnya untuk survive secara keseluruhan disuplay dari tanah, maka hubungan antara manusia dengan tanah merupakan suatu yang azali dan primer.  Dalam pengertiannya yang sangat natural, ekonomi sesungguhnya membahas hubungan anatara manusia dengan tanahnya dalam proses mempertahankan dan melanjutkan serta menikmati kehidupannya. Harta kemudian menjadi hasil yang tercipta dari hubngan anatar amanusia dengan tanahnya.
Dalam kontek itulah kita menemukan bahwa sejak awalnya, al-Quran telah menyorott masalah-masalah ekonomi secara intern dalam deratan ayat-ayatnya, baik pada masa Mekkah apalagi pada masa Madinah. Demikian pula dalam sunah Rasulullah, baik yang bersifat Qauliyah ( perkataan ), atau fi`liyah ( perbuatan ) atau taqririyah ( persetujuan/ penegasan ), atau pada perjalanan panjang kehidupan beliau membangun masayarakat muslim, kita bertemu dengan deretan hadith yang membahas ini secara rinci.
Al-Quran dan sunah, dalam kontek ini menyertai dengan proses intern pertumbuhan masayarakat muslim, dimana petnjuk-petunjuknya kemudian seperti menjadi alur sungai dalam mana gerakan pertumbuhan masyarakat muslim adalah air yang mengalir deras. Petunjuk-petunjuk al-Quran dan sunah telah memberi arah dan bingkai bagi ruang gerak masyarakat muslim tersebut.
Perhatian yang  begitu besar dari al-Quran dan sunah selanjutnya telah menjadi pendorong bagi para ulama Islam untuk mendalami mnasalah ini lebih jauh dalam tulisan-tulisan mereka, Maka disamping mewarisi al-Quran dan sunayang tyelah memebahas masalah ekonomi, kita juga mewarisi I;lmiyah dari para ulama` Islam dalam bidang ekonomi. Dan sekarang, ketika kebangkitan Islam telah menjadi fenomena internasional, kita juga menjyaksikan deretan buku-buku Islam uang memebahas masalah ini dalam pustaka pemikiran dunia Islam modern. Para pemikir dan ulama kebangkitan Islam, dari berbagaio belahan dunia Islam, sejak awal telah memberi perhatian yang sangat serus terhadap masalah ini.
Tetapi, bila masalah ini kita urut secara histories maka urutan kronologis berkut ini mungkin akan memudahkan kita memahaminya.
Masa Wahyu
            Wahyu adalah al-quran dan al-Sunah yang keduanya merupakan sumber utama ( grand teori ) agama Islam  Kandungan kedua sumber ini adalah petunjuk bagi manusia dalam menata berbagai aspejk kehidupannya, karena ekonomi merupakan bagaian vital dari kehidupan manusia. Maka kedua sumber itu memberi ruang yang luas terhadap masalah ini.
            Namun demikian, untuk hikmah tertentu al-Quran tidak diturunkan sekaligus, melainkan diturunkan secara bertahap menmgkuti perkembangan masyarakat muslim yang tumbuh dibawah bimbingan wahyu dari langit.[1] Runtut tema wahyu yang turun mengikut tahapan pertumbuhan masyarakat muslim dalam egala kebutuhan yang has pada setiap fase pertumbuhannya.[2]
            Secara tematis, ayat-ayat Makiyah berisiskan pandangan ummat Islam  tentang berbagai masalah fundamental  bagi kehidupan manusia, khususnya maslah-maslah Tuhan, manusia, alam,  dan kehidupan. Al-Quran menjelaskan masalah ke-Tuhanan ( Tauwhid ) sebagai dasar aqidah dan keimanan amnusia muslim. Al-Quran juga menjelaskan masalah penciptaan manusia makana kehadirannya dimuka bumi, hakikat hidup dan tujuannya serta bagaimana seharusnya ia menjalani hidup. Al-Quran juga menjelaskan hubungan manusia dengan alam sekitarnya dalam suatu istilah yang dsebut dengan hubiungan pendayagunaan.Semua tema itu secara keseluruhan membentuk paradiqma Islam yang sebagai system kehidupan yang komprehensif. Islam dengan begitu memilki karakter sebagai system yang Ilahi ( Rabbaniyah  atau berbasis dari Allah ),  Universal  ( berlaku untuk semua waktu, teempat dan memasuki semua aspek kehidupan manusia), integral, seimbang dan permanen.
            Dari paradiqma itu, al-Quran selanjutmnya melangkah lebih jauh menjabarkan [paradiqma kedalam prisip-prinsip umum yang eklak menjadi aqidah diatas mana system Islam dibangun.  Prinsip-umum itu ada berada pada setiap aspek kehidupan dan berfungsi, dismaping sebagai dasar system atau hokum yang datyang kemudian juga membentuk bingkai etiuka kehidupan manusia muslim dalam berbagai aspek.
Masa Ekpansi Islam
Pada masa Ekspansi Islam ini sebenarnya sudah diawali pada masa Rasulullah,  kerika beliau menjalin hubungan kepada dua imperium besar di luar jazirah arab, Persi dan romawi. Kontak ini dimulai dengan mengirimkan suart kepada seluruh penguasa yang ada pada waktu itu, khususnya Kaisar ( Romawi ) dan Kisra (Persi)  pada tahun ke-7 Hijrah (628) mengajak mereka untuk masuk Islam. Lalu terjadilah perang pertama Mu`tah tahun ke-8 H. dan Tabuk tahun ke 9 H. Bahkan menjelang wafatnya, Rasulullah telah menyiapkan pasukan baru  dibawah pimpinan Uthman tahun ke 11 H.  Dan berkali-kali memberikan berita kepada kaum muslim tentang janji Allah yang akan membebaskan persi dan Roma bagi mereka.[3] Namun demikian penguasan atas wilayah yang sangat luas itu telah menimbulkan berbagai masalah baru, baik dalam bidang politik , keamanan dan pendidikan, budaya serta  ekonomi.
Dampak yang dirasakan dari berbagi masalah tersebut adalah . Pertama, beberapa harta rampasan perang mulai memiliki sifat yang berbeda, jika pada Rasulullah harta ini bersifat bergerak dan langsung dibagikan maka pada masa ini tidak sehingga masalah ini mendorong para sahabat untuk berijtihad. Kedua, harta rampasan yang sangat banyak tentu menambah surplus pada kas negara.
Adapun yang menjadi sumber pendapatan negara pada masa setelah Rasulullah ini adalah :
Zakat : harta yang idambildari harta kaum muslim yang telah mencapai nisab.
Ghanimah : harta rampasan perang yang bergerak, seperti uang, senjata dan kendaraan, yang diperoleh dari orang musyrik atau kafir melalui perang.
Kharaj : harta tidak bergerak yang diperoleh dari orang musyrik atau kafir baik dengan cara perang atau perjanjian damai.
Jizyah : pajak yang ditarik dari orang non muslim yang hidup di wilayah Islam dengan mendapatkan jaminan keamanan.
Usyur : pajak yang ditarik dari pengguna jasa lalu lintas perdagangan di wilayah-wilayah islam.
Pada masa ini pula, didirikan Baitul Mal di zaman Umar bin Khaththab yang berfungsi untuk menjaga keselamatan kas negara.
Kalau pada masa Rasulullah wahyu senantiasa menyertai realitas, maka pada masa ini ijtihad terus menyertai realitas.
3.Masa Ijtihad Dan Penyusunan Ilmu-Ilmu
Pada masa ini ekspansi islam terus dilanjutkan oleh Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Pada masa ini pulalah dimulai era baru bagi kaum muslim yang memasuki era Peradaban Islam.
Pada masa ini ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat baik keislaman maupun alam yang terjadi pada abad kedua sampai pertengahan abad kelima Hijrah. Sesuatu yang penting yang menandai masa ini adalah terjadinya proses kristalisasi keilmuan. Pada masa ini juga timbul ulama-ulama besar dalam berbagai disiplin ilmu.
Sedangkan tentang Ekonomi Islam pada saat itu masih belum berdiri sendiri, ia masih hanya terangkum dalam ilmu fikih.walaupun begitu tercatat ada beberapa ulama dengan sejumlah karya ilmiah tentang masalah ekonomi. Diantaranya Hafshawaih dengan Kitab al-Kharaj, Abdullah bin al-Muqaffa’ dengan Risalat al-Shahabah, Abu Hamid bin Zanjawaih dengan Kitab al-Amwal, dan lain-lainnya.
Demikianlah pada masa ini pemikiran ekonomi islam telah merasuk jauh dalam seluruh dimensi realitas kehidupan perekonomian masyarakat muslim.
4.Masa Stagnasi Pemikiran
Pada abad kelima hijrah gerakan ilmiah yang menandai sejarah peradaban islam mulai memudar. Era ijtihad telah ditutup dan menggantinya dengan era taklid (ikut-ikutan). Walaupun ada mujtahid yang lahir namun jumlahnya sangat sedikit. Sementara berbagai masalah yang melilit dunia islam dan masyarakat muslim terus berkembang dan semaikn kompleks, akal-akal muslim justru mengisolir diri, tidak terlibat dalam pergumulan sosial dan membiarkan realitas itu bergerak tanpa bingkai ilmiah yang mengarahkannya.
Kemudian dalam bidang ilmu pengetahuan terjadi pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu dunia. Secara perlahan ilmu dunia termasuk ekonomi mulai tergeser dan perhatian hanya pada ilmu syariat. Sebab lainnya adalah kediktatoran dan tirani politik pada masa itu. Intimidasi ulama juga banyak terjadi pada masa akhir masa Dinasti Abbasiyah.
Walau pada masa ini islam mengalami stagnasi pemikiran tetaoi kita masih menemukan karya ilmiah dalam bidang ekonomi. Misalnya dalam Muqaddimah Ibnu Khaldun untuk buku sejarahnya. Pada umumnya masalah ekonomi terpencar dalam lembaran-lembaran Muqaddimah, namun secara khusus Ibnu Khaldun juga meletakkan satu bab tentang masalah ekonomi dalam berbagai aspeknya.
Masa Invasi Ideologi : Konflik Segitiga Islam, Sosialisme dan Kapitalisme
Dunia islam memasuki fase paling gelap dalam sejarahnya pada abad ke-18 dan 19 dan paruh pertama abad ke-20 M. Eropa tidak saja menjajah fisik dunia islam, merampas sumber daya alamnya, tetapi juga menginvasi budayanya dan merekonstruksi pola pikirnya.
Pada paruh pertama abad ke-20 berbagai bentuk perjuangan kemerdekaan merebak. Saat itu ada tiga arus pemikiran yang saling berseteru, yakni Islam, Komunisme dan Sekulerisme (Nasionalisme). Namun islam sering mengalami kekalahan.
Secara perlahan islam mengalami proses marginalisasi dari segala bidang kehidupan terutama ekonomi, sosial dan politik. Selain itu massa islam tidak solid dan terpecah kedalam berbagai aliran ideologi. Sementara itu, kedua golongan lainnya memiliki induk yang kuat yang bukan hanya memberi dukungan finansial tetapi juga dukungan sumber daya manusia.
Masa Kebangkitan Islam : Islamisasi Kehidupan
Walau gerakan-gerakan islam di berbagai dunia mengalami kekalahan, namun gerakan islamisasi terus berlangsung sejak Jamaluddin al-Afghani, al-Kawakibi, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha hingga Hasan al-Banna di Mesir.
Hasan al-Banna hadir ke pentas pergerakan islam dengan merumuskan dua visi, yaitu visi islam dan visi pergerakan. Dalam rumusan visi islam, misalnya ia membahas sistem-sistem islam; sosial, ekonomi, politik dan lainnya. Kebesarannya sebagai politikus atau ekonom atau pemikir tidak terutama terlihat karya ilmiahnya tetapi kemampuannya menghadirkan islam dengan bahasa yang lekat dengan realitas pemikiran ketika itu.
Visi islam telah berhasil mengembalikan kepercayaan umat islam terhadap keunggulan islam sebagai konsep dan terhadap kemampuan umat islam untuk bangkit kembali. Apa yang terjadi pada masa kebangkitan awal itu adalah sebuah proses islamisasi dalam segala bidang kehidupan yang lahir dari visi universalitas dan integralitas islam.
5. Islamisasi Ilmu Pengetahuan : Islamisasi Ilmu Ekonomi
Pada masa ini islam mulai menjalani hari-hari senjanya, salah satunya dengan merekonstruksi ilmu pengetahuan. Dan salah satu disiplin ilmu yang paling cepat mengalami proses islamisasi adalah ilmu ekonomi. Secara umum islamisasi ilmu ekonomi telah melalui beberapa tahapan penting.
i. Tahap Komparasi
Disini, islam diperhadapkan dengan sistem-sistem ekonomi lainnya, seperti Sosialisme dan Kapitalisme. Beberapa pemikir yang karyanya dapat dianggap mewakili era komparasi ini adalah Abul A’la al-Maududi dari Pakistan yang menulis buku tentang perbandingan antara islam, Sosialisme dan Kapitalisme yang berjudul “Dasar-Dasar Ekonomi: Antara Islam dan Sistem Modern”.
Kemudian Sayyid Quthub yang menulis buku “Keadilan dalam islam”, selain itu ada juga DR. Musthafa al-Siba’I dari Syria, Abul Hasan Ali al-Hasani al-Nadawi dari India, dan juga yang lain-lainnya.
ii.Tahap Konseptualisasi
Pada tahap ini kita menyaksikan para ekonom dalam mengislamisasi ilmu ini. Mereka kemudian melangkah lebih jauh dengan merumuskan konsep ekonomi islam dengan pendekatan teoritis yang kuat.
Pada awal dekade 60-an, beberapa karya ilmiah yang membahas konsep ekonomi islam mulai bermunculan, diantaranya “Konsep Ekonomi Islam: Filosofi dan Sarana-sarana Modern” yang ditulis oleh DR. Abdul Hamid Abu Sulaiman, dan lain-lainnya.
Konsep Ekonomi Islam telah diajukan dan diadakan beberapa konferensi. Ada beberapa Konferensi Islam yang membahas tentang bidang ekonomi islam terhitung sejak 1973 sampai Koneferensi Islam di Islamabad tahun 1983.
Diantara bagian konsep Ekonomi Islam yang sangat banyak mendapat perhatian adalah aspek moneter dan keuangan. Hal ini dikarenakan tema ekonomi yang secara luas dibahas dalam al-Qur’an adalah riba. Juga karena masalah moneter dan finance secara langsung terkait dengan masalah institusi ekonomi.
iv.Tahap Institusionalisasi
Seperti telah dikatakan, perhatian para pakar ekonomi islam kepada aspek moneter dan keuangan telah mendorong lahirnya sejumlah institusi ekonomi islam, khususnya sektor perbankan. Pada tahun 1963, di Mesir berdiri sebuah Bank Tabungan Lokal yang mencoba menerapkan sistem mudarabah. Kemudian muncul institusi ekonomi islam lainnya, diantaranya di Uni Emirat Islam dengan Bank Islam Dubai, dan juga yang lain-lainnya.
Bank Islam dengan taraf internasional pertama kali berdiri pada 20 Oktober 1975, yaitu Islamic Development Bank (IDB) di Jeddah. Selanjutnya  berdirilah sebuah asosiasi internasional untuk Bank islam pada 21 Agustus 1977 yang kini telah memperoleh pengakuan internasional.
v.Tahap Evaluasi dan Pengembangan
Pada masa ini adalah menjadikan kerangkan acuan untuk melakukan sebuah evaluasi total atas perjalanan Islamisasi ekonomi, baik pada skala konseptual maupun pada skala aplikatif. Para pendahulu telah membuka jalan, dan kini menjadi tugas kita untuk melakukan pengembangan lebih jauh. Islamisasi ekonomi harus selalu diletakkan sebagai salah sati piranti islamisasi kehidupan, dan karenanya selaruh piranti-piranti lain dalam proses islamisasi itu berpengaruh secara positif atau negatif terhadap laju islamisasi.
Khursid Ahmad, bengawan ekonomi Islam asal Pakistan, mengatakan, bahwa minimal ada tiga langkah yang kita lakukan dalam upaya evaluasi dan pengembangan itu: Pertama, mengumpulkan seluruh aktifitas ekonomi baik pemukuran maupun aplikatif yang telah dilakukan oleh para ekonom muslim, dan menghindari memfokuskan perhatian hanya pada salah satu kasus saja misalnya; moneter dan perbankan. Pada tahap ini kita harus membedakan antara aspek-aspek makro dengan aspek-aspek mikro secara detail. Kedua, melakukan evaluasi atas pengalaman empiris tersebut denag yujuan merefisi konsep dan memperbaiki kemampuan implikasi. Pada tahapan ini semua konsep dan teori harus diuji tingkat kebenarannya, demikan juga semua lembaga-lembaga khususnya keuangan harus segera dievaluasi kemampuan dan prospeknya. Ketiga, seluruh konsep dan teori serta pengalaman aplikatif dalam satu sector ekonomi-perbankan misalnya; harus diletakkan dalam konteks system ekonomi Islam secara umum, serta akitan system tersebut dalam tatanan nilai dan norma social Islam secara keseluruhan. Karena setiap sb system tersebet dalam tatanan nilai dan norma social Islam secara keseluruhan. Karena setiap subsistem Islam, betapapun pentingnya, betapapun pentingnya, tidak memberi hasil yang baik jika hanya bekerja sendiri dan terpisah dari sub-sub system Islam lainnya.











[1]. Proses turunnya wahyu terjadi dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari
[2]. Fase sejarah ummat muslim pada masa itu secara umum dibagi menjadi dua ; periode Mkakkah dan pereode Madinah yang menjadi dasar pembagaian surat adan ayat dalam al-Quran yaitu surat Makiyah dan Madaniyah yang turun pada 13 tahun pertama pada masa kenabian rasulullah.
[3]. Muhammad Dhiya al-Din Arrayis, al-Daulah al-Islamiya,: Al-Kharraj wa al-Amwal , hal 17 , dalam reading in public finance in Islam, Fist Editor: 1995, Islamic reasec and training institut-IDB, Jeddah baca juga  Mohammad Anis Matta dalam Wawasan Islam dan Ekonomi, sebuah bungai rampai, Lembaga penerbitan fakultas Ekonomi UI Jakarta, 1997, 83

Follow Us

Profile

About Me
Dr. Abdurrohman S.Ag. M.EI
Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura. . Selengkapnya

Total Pageviews

Recent Posts

Random

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *

Populer

item