Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Pemikiran ekonomi Islam lahir dari kenyataan bahwa Islam adalah sitem yang diturunkan Allah kepada seluruh manusia untuk menata seluru...

https://rohman-utm.blogspot.com/2011/04/sejarah-pemikiran-ekonomi-islam.html
Pemikiran
ekonomi Islam lahir dari kenyataan bahwa
Islam adalah sitem yang diturunkan Allah kepada seluruh manusia untuk menata
seluruh aspek kehidupan dalam ruang dan waktu Karakter agama yang paling kuat
adalah fungsi system dan penataan. Objek dari system inilah seluruh aspek kehidupan, individu , keluarga
social pendidikan, budaya, potik termasuk ekonomi politik. Ia juga menata aspek
spritual dari kehidupan manusia.
Zat yang
menurunkan system ini adalah zat yang menciptakan manusia sebagai pelaku
kehidupan, serta bumi dan waktu sebagai landscap ruang dan waktu diatas
manusia bergerak menjalani kehidupannya. Kesatuan sumber ini telah melahirkan satu karakteristik
tertentu yang memebedakan antara Islam
dan yang lain. Yaitu bahwa system itu
memiliki kesesuaian yang akurasintnya bersifat mutlak – antara manusia dengan fungsi
gandanya; subjek dan objek dan dengan realitas
sebagai realitas serta waktu
sebagai batasan masa kerja. Sistem ini serasa dan sebangun dengan structural kepribadian manusia., sama
seprti ia serasi dan sebangun dengan structural ruang dan waktu di mana manusia
hidup.
Selain cirri
keserasian, system ini juga memiliki cirri yang lain yaitu, bahwa ia juga
memberi porsi penambahan yang seimbang anatara semua aspek kehidupan manusia.
Ia memandang manusia suatu kesatuan, dan
bahwa aspek-aspek parsialnya bukanlah
sesuatu yang berdiri sendiri dan tidak
saling terkait . Ia adalah realitas yang sama dan terkait, dan dengan
posisisnya masing-masing, seluruh aspek itu memebentuk kerangka kehidupan yang
utuh bagi yang utuh bagi manusia. Itulah sebabanya Islam tidak mengenal
ekstrimisme dimensional, dalam arti bahwa ia memberikan penekanan yang kuat
terhadap suatu dimensi kehidupan
melebihi porsi yang sebenarnya dalam
keseluruhan struktur kehidupan manusia.
Islam dengan
begitu merupakan konsep tentang sebuah
proyek peradaban. Dan peradaban itu
meliputi berdiri diatas empat
kerangka ini: bumi ( tanah), waktu, manausia dan sistem. Tanah merupakan lanscap
peradaban ummat manusia sepanjang masa. Jika manusia berasal dari tanah, dan
seluruh kehidupan biologusnya untuk survive secara keseluruhan disuplay dari
tanah, maka hubungan antara manusia dengan tanah merupakan suatu yang azali dan
primer. Dalam pengertiannya yang sangat
natural, ekonomi sesungguhnya membahas hubungan anatara manusia dengan tanahnya
dalam proses mempertahankan dan melanjutkan serta menikmati kehidupannya. Harta
kemudian menjadi hasil yang tercipta dari hubngan anatar amanusia dengan
tanahnya.
Dalam kontek
itulah kita menemukan bahwa sejak awalnya, al-Quran telah menyorott
masalah-masalah ekonomi secara intern dalam deratan ayat-ayatnya, baik pada
masa Mekkah apalagi pada masa Madinah. Demikian pula dalam sunah Rasulullah,
baik yang bersifat Qauliyah ( perkataan ), atau fi`liyah ( perbuatan ) atau
taqririyah ( persetujuan/ penegasan ), atau pada perjalanan panjang kehidupan
beliau membangun masayarakat muslim, kita bertemu dengan deretan hadith yang
membahas ini secara rinci.
Al-Quran dan
sunah, dalam kontek ini menyertai dengan proses intern pertumbuhan masayarakat
muslim, dimana petnjuk-petunjuknya kemudian seperti menjadi alur sungai dalam
mana gerakan pertumbuhan masyarakat muslim adalah air yang mengalir deras.
Petunjuk-petunjuk al-Quran dan sunah telah memberi arah dan bingkai bagi ruang
gerak masyarakat muslim tersebut.
Perhatian
yang begitu besar dari al-Quran dan
sunah selanjutnya telah menjadi pendorong bagi para ulama Islam untuk mendalami
mnasalah ini lebih jauh dalam tulisan-tulisan mereka, Maka disamping mewarisi
al-Quran dan sunayang tyelah memebahas masalah ekonomi, kita juga mewarisi
I;lmiyah dari para ulama` Islam dalam bidang ekonomi. Dan sekarang, ketika
kebangkitan Islam telah menjadi fenomena internasional, kita juga menjyaksikan
deretan buku-buku Islam uang memebahas masalah ini dalam pustaka pemikiran
dunia Islam modern. Para pemikir dan ulama kebangkitan Islam, dari berbagaio
belahan dunia Islam, sejak awal telah memberi perhatian yang sangat serus
terhadap masalah ini.
Tetapi, bila
masalah ini kita urut secara histories maka urutan kronologis berkut ini
mungkin akan memudahkan kita memahaminya.
Masa Wahyu
Wahyu
adalah al-quran dan al-Sunah yang keduanya merupakan sumber utama ( grand
teori ) agama Islam Kandungan kedua
sumber ini adalah petunjuk bagi manusia dalam menata berbagai aspejk
kehidupannya, karena ekonomi merupakan bagaian vital dari kehidupan manusia.
Maka kedua sumber itu memberi ruang yang luas terhadap masalah ini.
Namun
demikian, untuk hikmah tertentu al-Quran tidak diturunkan sekaligus, melainkan
diturunkan secara bertahap menmgkuti perkembangan masyarakat muslim yang tumbuh
dibawah bimbingan wahyu dari langit.[1]
Runtut tema wahyu yang turun mengikut tahapan pertumbuhan masyarakat muslim
dalam egala kebutuhan yang has pada setiap fase pertumbuhannya.[2]
Secara
tematis, ayat-ayat Makiyah berisiskan pandangan ummat Islam tentang berbagai masalah fundamental bagi kehidupan manusia, khususnya
maslah-maslah Tuhan, manusia, alam, dan
kehidupan. Al-Quran menjelaskan masalah ke-Tuhanan ( Tauwhid ) sebagai dasar
aqidah dan keimanan amnusia muslim. Al-Quran juga menjelaskan masalah
penciptaan manusia makana kehadirannya dimuka bumi, hakikat hidup dan tujuannya
serta bagaimana seharusnya ia menjalani hidup. Al-Quran juga menjelaskan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya dalam suatu istilah yang dsebut dengan
hubiungan pendayagunaan.Semua tema itu secara keseluruhan membentuk paradiqma
Islam yang sebagai system kehidupan yang komprehensif. Islam dengan begitu
memilki karakter sebagai system yang Ilahi ( Rabbaniyah atau berbasis dari Allah ), Universal
( berlaku untuk semua waktu, teempat dan memasuki semua aspek kehidupan
manusia), integral, seimbang dan permanen.
Dari
paradiqma itu, al-Quran selanjutmnya melangkah lebih jauh menjabarkan
[paradiqma kedalam prisip-prinsip umum yang eklak menjadi aqidah diatas mana system
Islam dibangun. Prinsip-umum itu ada
berada pada setiap aspek kehidupan dan berfungsi, dismaping sebagai dasar
system atau hokum yang datyang kemudian juga membentuk bingkai etiuka kehidupan
manusia muslim dalam berbagai aspek.
Masa Ekpansi Islam
Pada masa Ekspansi Islam ini
sebenarnya sudah diawali pada masa Rasulullah,
kerika beliau menjalin hubungan kepada dua imperium besar di luar
jazirah arab, Persi dan romawi. Kontak ini dimulai dengan mengirimkan suart
kepada seluruh penguasa yang ada pada waktu itu, khususnya Kaisar ( Romawi )
dan Kisra (Persi) pada tahun ke-7 Hijrah
(628) mengajak mereka untuk masuk Islam. Lalu terjadilah perang pertama Mu`tah
tahun ke-8 H. dan Tabuk tahun ke 9 H. Bahkan menjelang wafatnya, Rasulullah
telah menyiapkan pasukan baru dibawah
pimpinan Uthman tahun ke 11 H. Dan
berkali-kali memberikan berita kepada kaum muslim tentang janji Allah yang akan
membebaskan persi dan Roma bagi mereka.[3] Namun demikian penguasan atas wilayah yang
sangat luas itu telah menimbulkan berbagai masalah baru, baik dalam bidang
politik , keamanan dan pendidikan, budaya serta
ekonomi.
Dampak yang dirasakan dari
berbagi masalah tersebut adalah . Pertama, beberapa harta rampasan
perang mulai memiliki sifat yang berbeda, jika pada Rasulullah harta ini
bersifat bergerak dan langsung dibagikan maka pada masa ini tidak sehingga
masalah ini mendorong para sahabat untuk berijtihad. Kedua, harta
rampasan yang sangat banyak tentu menambah surplus pada kas negara.
Adapun yang menjadi sumber
pendapatan negara pada masa setelah Rasulullah ini adalah :
Zakat
: harta yang
idambildari harta kaum muslim yang telah mencapai nisab.
Ghanimah
: harta rampasan
perang yang bergerak, seperti uang, senjata dan kendaraan, yang diperoleh dari
orang musyrik atau kafir melalui perang.
Kharaj
: harta tidak
bergerak yang diperoleh dari orang musyrik atau kafir baik dengan cara perang
atau perjanjian damai.
Jizyah :
pajak yang ditarik dari orang non muslim yang hidup di wilayah Islam dengan
mendapatkan jaminan keamanan.
‘Usyur
: pajak yang ditarik dari pengguna jasa lalu lintas perdagangan di
wilayah-wilayah islam.
Pada masa ini pula, didirikan
Baitul Mal di zaman Umar bin Khaththab yang berfungsi untuk menjaga keselamatan
kas negara.
Kalau pada masa Rasulullah
wahyu senantiasa menyertai realitas, maka pada masa ini ijtihad terus menyertai
realitas.
3.Masa Ijtihad Dan Penyusunan Ilmu-Ilmu
Pada masa ini ekspansi islam
terus dilanjutkan oleh Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah. Pada masa ini pulalah
dimulai era baru bagi kaum muslim yang memasuki era Peradaban Islam.
Pada masa ini ilmu
pengetahuan berkembang sangat pesat baik keislaman maupun alam yang terjadi
pada abad kedua sampai pertengahan abad kelima Hijrah. Sesuatu yang penting
yang menandai masa ini adalah terjadinya proses kristalisasi keilmuan. Pada
masa ini juga timbul ulama-ulama besar dalam berbagai disiplin ilmu.
Sedangkan tentang Ekonomi
Islam pada saat itu masih belum berdiri sendiri, ia masih hanya terangkum dalam
ilmu fikih.walaupun begitu tercatat ada beberapa ulama dengan sejumlah karya
ilmiah tentang masalah ekonomi. Diantaranya Hafshawaih dengan Kitab al-Kharaj,
Abdullah bin al-Muqaffa’ dengan Risalat al-Shahabah, Abu Hamid bin Zanjawaih
dengan Kitab al-Amwal, dan lain-lainnya.
Demikianlah pada masa ini
pemikiran ekonomi islam telah merasuk jauh dalam seluruh dimensi realitas
kehidupan perekonomian masyarakat muslim.
4.Masa Stagnasi Pemikiran
Pada abad kelima hijrah
gerakan ilmiah yang menandai sejarah peradaban islam mulai memudar. Era ijtihad
telah ditutup dan menggantinya dengan era taklid (ikut-ikutan). Walaupun ada
mujtahid yang lahir namun jumlahnya sangat sedikit. Sementara berbagai masalah
yang melilit dunia islam dan masyarakat muslim terus berkembang dan semaikn
kompleks, akal-akal muslim justru mengisolir diri, tidak terlibat dalam
pergumulan sosial dan membiarkan realitas itu bergerak tanpa bingkai ilmiah
yang mengarahkannya.
Kemudian dalam bidang ilmu
pengetahuan terjadi pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu dunia. Secara
perlahan ilmu dunia termasuk ekonomi mulai tergeser dan perhatian hanya pada
ilmu syariat. Sebab lainnya adalah kediktatoran dan tirani politik pada masa
itu. Intimidasi ulama juga banyak terjadi pada masa akhir masa Dinasti
Abbasiyah.
Walau pada masa ini islam
mengalami stagnasi pemikiran tetaoi kita masih menemukan karya ilmiah dalam
bidang ekonomi. Misalnya dalam Muqaddimah Ibnu Khaldun untuk buku sejarahnya.
Pada umumnya masalah ekonomi terpencar dalam lembaran-lembaran Muqaddimah,
namun secara khusus Ibnu Khaldun juga meletakkan satu bab tentang masalah
ekonomi dalam berbagai aspeknya.
Masa Invasi Ideologi :
Konflik Segitiga Islam, Sosialisme dan Kapitalisme
Dunia islam memasuki fase
paling gelap dalam sejarahnya pada abad ke-18 dan 19 dan paruh pertama abad
ke-20 M. Eropa tidak saja menjajah fisik dunia islam, merampas sumber daya
alamnya, tetapi juga menginvasi budayanya dan merekonstruksi pola pikirnya.
Pada paruh pertama abad ke-20
berbagai bentuk perjuangan kemerdekaan merebak. Saat itu ada tiga arus
pemikiran yang saling berseteru, yakni Islam, Komunisme dan Sekulerisme
(Nasionalisme). Namun islam sering mengalami kekalahan.
Secara perlahan islam
mengalami proses marginalisasi dari segala bidang kehidupan terutama ekonomi,
sosial dan politik. Selain itu massa islam tidak solid dan terpecah kedalam
berbagai aliran ideologi. Sementara itu, kedua golongan lainnya memiliki induk
yang kuat yang bukan hanya memberi dukungan finansial tetapi juga dukungan
sumber daya manusia.
Masa Kebangkitan Islam :
Islamisasi Kehidupan
Walau gerakan-gerakan islam
di berbagai dunia mengalami kekalahan, namun gerakan islamisasi terus
berlangsung sejak Jamaluddin al-Afghani, al-Kawakibi, Muhammad Abduh, Rasyid
Ridha hingga Hasan al-Banna di Mesir.
Hasan al-Banna hadir ke
pentas pergerakan islam dengan merumuskan dua visi, yaitu visi islam dan visi
pergerakan. Dalam rumusan visi islam, misalnya ia membahas sistem-sistem islam;
sosial, ekonomi, politik dan lainnya. Kebesarannya sebagai politikus atau
ekonom atau pemikir tidak terutama terlihat karya ilmiahnya tetapi kemampuannya
menghadirkan islam dengan bahasa yang lekat dengan realitas pemikiran ketika
itu.
Visi islam telah berhasil
mengembalikan kepercayaan umat islam terhadap keunggulan islam sebagai konsep
dan terhadap kemampuan umat islam untuk bangkit kembali. Apa yang terjadi pada
masa kebangkitan awal itu adalah sebuah proses islamisasi dalam segala bidang
kehidupan yang lahir dari visi universalitas dan integralitas islam.
5. Islamisasi Ilmu Pengetahuan : Islamisasi Ilmu
Ekonomi
Pada masa ini islam mulai
menjalani hari-hari senjanya, salah satunya dengan merekonstruksi ilmu
pengetahuan. Dan salah satu disiplin ilmu yang paling cepat mengalami proses
islamisasi adalah ilmu ekonomi. Secara umum islamisasi ilmu ekonomi telah
melalui beberapa tahapan penting.
i. Tahap Komparasi
Disini, islam diperhadapkan
dengan sistem-sistem ekonomi lainnya, seperti Sosialisme dan Kapitalisme.
Beberapa pemikir yang karyanya dapat dianggap mewakili era komparasi ini adalah
Abul A’la al-Maududi dari Pakistan yang menulis buku tentang perbandingan
antara islam, Sosialisme dan Kapitalisme yang berjudul “Dasar-Dasar Ekonomi:
Antara Islam dan Sistem Modern”.
Kemudian Sayyid Quthub yang
menulis buku “Keadilan dalam islam”, selain itu ada juga DR. Musthafa al-Siba’I
dari Syria, Abul Hasan Ali al-Hasani al-Nadawi dari India, dan juga yang
lain-lainnya.
ii.Tahap Konseptualisasi
Pada tahap ini kita
menyaksikan para ekonom dalam mengislamisasi ilmu ini. Mereka kemudian
melangkah lebih jauh dengan merumuskan konsep ekonomi islam dengan pendekatan
teoritis yang kuat.
Pada awal dekade 60-an,
beberapa karya ilmiah yang membahas konsep ekonomi islam mulai bermunculan,
diantaranya “Konsep Ekonomi Islam: Filosofi dan Sarana-sarana Modern” yang
ditulis oleh DR. Abdul Hamid Abu Sulaiman, dan lain-lainnya.
Konsep Ekonomi Islam telah
diajukan dan diadakan beberapa konferensi. Ada beberapa Konferensi Islam yang
membahas tentang bidang ekonomi islam terhitung sejak 1973 sampai Koneferensi
Islam di Islamabad tahun 1983.
Diantara bagian konsep Ekonomi
Islam yang sangat banyak mendapat perhatian adalah aspek moneter dan keuangan.
Hal ini dikarenakan tema ekonomi yang secara luas dibahas dalam al-Qur’an
adalah riba. Juga karena masalah moneter dan finance secara langsung terkait
dengan masalah institusi ekonomi.
iv.Tahap Institusionalisasi
Seperti telah dikatakan,
perhatian para pakar ekonomi islam kepada aspek moneter dan keuangan telah
mendorong lahirnya sejumlah institusi ekonomi islam, khususnya sektor
perbankan. Pada tahun 1963, di Mesir berdiri sebuah Bank Tabungan Lokal yang
mencoba menerapkan sistem mudarabah. Kemudian muncul institusi ekonomi islam
lainnya, diantaranya di Uni Emirat Islam dengan Bank Islam Dubai, dan juga yang
lain-lainnya.
Bank Islam dengan taraf
internasional pertama kali berdiri pada 20 Oktober 1975, yaitu Islamic
Development Bank (IDB) di Jeddah. Selanjutnya
berdirilah sebuah asosiasi internasional untuk Bank islam pada 21
Agustus 1977 yang kini telah memperoleh pengakuan internasional.
v.Tahap Evaluasi dan
Pengembangan
Pada masa ini adalah
menjadikan kerangkan acuan untuk melakukan sebuah evaluasi total atas
perjalanan Islamisasi ekonomi, baik pada skala konseptual maupun pada skala
aplikatif. Para pendahulu telah membuka jalan, dan kini menjadi tugas kita
untuk melakukan pengembangan lebih jauh. Islamisasi ekonomi harus selalu
diletakkan sebagai salah sati piranti islamisasi kehidupan, dan karenanya
selaruh piranti-piranti lain dalam proses islamisasi itu berpengaruh secara
positif atau negatif terhadap laju islamisasi.
Khursid Ahmad, bengawan
ekonomi Islam asal Pakistan, mengatakan, bahwa minimal ada tiga langkah yang
kita lakukan dalam upaya evaluasi dan pengembangan itu: Pertama, mengumpulkan
seluruh aktifitas ekonomi baik pemukuran maupun aplikatif yang telah dilakukan
oleh para ekonom muslim, dan menghindari memfokuskan perhatian hanya pada salah
satu kasus saja misalnya; moneter dan perbankan. Pada tahap ini kita harus
membedakan antara aspek-aspek makro dengan aspek-aspek mikro secara detail. Kedua,
melakukan evaluasi atas pengalaman empiris tersebut denag yujuan
merefisi konsep dan memperbaiki kemampuan implikasi. Pada tahapan ini semua
konsep dan teori harus diuji tingkat kebenarannya, demikan juga semua
lembaga-lembaga khususnya keuangan harus segera dievaluasi kemampuan dan
prospeknya. Ketiga, seluruh konsep dan teori serta pengalaman
aplikatif dalam satu sector ekonomi-perbankan misalnya; harus diletakkan dalam
konteks system ekonomi Islam secara umum, serta akitan system tersebut dalam
tatanan nilai dan norma social Islam secara keseluruhan. Karena setiap sb
system tersebet dalam tatanan nilai dan norma social Islam secara keseluruhan.
Karena setiap subsistem Islam, betapapun pentingnya, betapapun pentingnya,
tidak memberi hasil yang baik jika hanya bekerja sendiri dan terpisah dari
sub-sub system Islam lainnya.
[1]. Proses turunnya wahyu terjadi dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan
22 hari
[2]. Fase sejarah ummat muslim pada masa itu secara umum dibagi menjadi
dua ; periode Mkakkah dan pereode Madinah yang menjadi dasar pembagaian surat
adan ayat dalam al-Quran yaitu surat Makiyah dan Madaniyah yang turun pada 13
tahun pertama pada masa kenabian rasulullah.
[3]. Muhammad Dhiya al-Din Arrayis, al-Daulah al-Islamiya,: Al-Kharraj
wa al-Amwal , hal 17 , dalam reading in public finance in Islam, Fist Editor:
1995, Islamic reasec and training institut-IDB, Jeddah baca juga Mohammad Anis Matta dalam Wawasan Islam dan
Ekonomi, sebuah bungai rampai, Lembaga penerbitan fakultas Ekonomi UI Jakarta,
1997, 83