rohmans

KH. MOH. TIDJANI JAUHARI, MA DAN CIKAL BAKAL PRODI EKONOMI SYARIAH

Dr. Abdurra c hman Tsanie , S.Ag. M.E.I * “Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapka...

Dr. Abdurrachman Tsanie, S.Ag.M.E.I *

“Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini”
Alhamdulillah, Saya termasuk orang sangat beruntung selama di al-Amen, Ada waktu sangat special saat berada di Ma,had Aly  atau Pesantren Tinggu Al-Amien (PTA, karena  langsung dibawah bimbingan KH. Mohammad Tidjani Jauhari, MA, selama dua tahun, sekalipun hanya 11 maha santri,  beliau tetap istiqomah, sehingga beliau menyebut kami dengan sebutan mahasiswa Ahada asara Kaukaba (sebelas bintang). Harapan besar KH. Mohammad Tidjani Jauhari, MA  kepada kami, “ agar menjadi bintang ditengah-tengah ummat dimasa mendatang”. Mungkin disinilah sesungguhnya yang titik tolak keberuntungan saya dalam menjalani bahtera kehidupan, sekaligus menjadi sugesti tersendiri dalam hidup saya secara pribadi.  Untain dan Doa beliu menjadi motivasi besar dalam hidup saya.
Dalam kajian Mind Empowerment, bahwa sugesti jika diterima dengan otak bawah sadar, memiliki potensi 80 % menjadi sebuah kenyataan. Selama 2 tahun saya digembleng di kawah Condrodimuko bernama PTA, belajar langsung menyelami lautan makna dan himah, kadang dikelas, di masjid, bahkan tidak jarang KH. Mohammad Tidjani Jauhari, MA  memanggil kami di ruangan pribadinya.
            Ma’had Aly kini hanya tinggal sejarah, karena perkemnbangan Ma’had Aly pada periode selanjutnya dianggap telah melenceng dari manhajut dirasah  yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan banyaknya alumni yang melahirkan pemikiran berhaluan dengan kaum Liberal ( JIL).  Hal ini, diperkuat saat KH.Mohammad Tidjani Jauhari MA, hadir sebagai pembicara pada halaqah Ma’had Aly di PP Salafiyah Safiiyah 18/09/2006. Halaqoh ini bertema “ Jika Ma’had Aly di Terpa Gosip Liberal: Sebuah Aksi dan Refleksi”
Tulisan sederhana ini sesungguhnya hanya sebagian kisah perjuangan KH KH.Mohammad Tidjani Jauhari MA, sehingga bersifat over view belum merupakan kajian lengkap tentang kehidupan beliau secara lengkap. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Nama “ Tsanie” dalam Namaku dan KH. Mohammad Tidjani Jauhari, MA
Sesungguhnya pada hari kiamat nanti kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak-bapak kalian. Oleh karena itu, buatlah nama-nama yang baik untuk kalian.” (HR. Abu Daud)
Hanya sebagian teman saya yang tahu, kalau nama saya sesungguhnya hanya Abdurrachman, dan Tsanie adalah pemberian KH. Mohammad Tidjani Jauhari, MA. Mengapa bisa demikian?, Saat saya  masuk ke al-Amien, ternyata nama abdurrachman merupakan nama pasaran, sehingga beliau menambahkan “Tsanie “ dibelakang. Nama ini (Tsanie) menjadikan kebanggan tersendiri dalam hidup pribadi, sehingga di hampir tulisan saya, dikoran, majalah dan buku-buku yang saya tulis, selalu menyantumkan nama Abdurrachman Tsanie. Bahkan hinggga kini nama itu tetap melekat, sekalipun pada tahun 2009 sejak menjadi ASN pada waktu-waktu tertentu hanya memakai sesuai pemberian oang tua.
Apa sesungguhnya pesan moral dibalik pemberian nama ini? Sungguh betapa perhatiannya beliau, kepada santri-santrinya. Dari sinilah saya menulis pada pengantar buku “Ulama Rabbani, Islami, Ma’hady dan Qurani, (Baca buku, Iwan Kuswadi, Mengenal KH,Moh Tidjani DJauhari, MA: Menelusuri Kiprah dan perjuanganya, (Sby, MQA, 2007)
Baik Menurut KH.Moh Tidjani Djauhari MA, Terbaik buat kami
Sebuah kisah yang tak pernah terlupakan begitu saja, bahwa saya pernah mendapatkan kesempatan studi di Universitas Al-Azhar Mesir bersama mahasiswa Ma’had Aly dan IDIA kala itu, sesungguhnya merupakan masa penantian menunnggu panggilan pembrangkatan ke Al-Azhar Cairo.
Satu bulan sebelum pembrangkatan saya secara pribadi di panggil oleh KH.Muhammad Tidjani Djauhari, MA, KH,Idris Djauhari, dan KH.Maktum Djauhari MA  (Tri Murti Al-Amien), beliau menanyakan tentang kesiapan saya ke Al-Azhar, saya pun menjawab” sudah siap pak kiyahi dhohiron wa bathinan” beliau bertiga berdiam sesaat sambil mengatur nafas, kemudian berkata “ kami bertiga mohan maaf,” berulang-ulang beliau sampaikan. “Mengapa pak kiyahi harus minta maaf” Beliau bertiga menyampaikan pesan dengan pelan-pesan dan terkesan hati-hati. Seraya berkata:
Beberapa hari ini kita ( pimpinan al-amien) dimintai bantuan kiyahi GONTOR untuk membantu alumni GONTOR  KH Asrory Hermany Bahauddin, MA untuk membuat sebuah pesantren, dan kami ( pimpinan al-amien) melihat Abdurrachman tsanie yang cocok dan insya Allah bisa mendampingi beliau”
KH,Mohammad Tidjani Djauhari, MA bersama dua pimpinan  Al-Amien melanjutkan pembicaraanya, “ Abdurrachman, tapi kami tidak memaksa, sekali lagi tidak memaksa abdurrachman, karena kami ( pimpinan) tahu, abdurrachman sedang mempersiapkan pembrangkatan ke Al-Azhar Cairo”
Selanjutnya beliau bertiga bertanya“ madza ro’yukum ya Abdurrachman?, sembari menyampaikan permintaam maaf. Kami-pun menjawab” pak kiyahi, kalau memang menurut  bapak kiyahi, bahwa saya harus membantu mendirikan pesantren tersebut BAIK, ( baik menurut bapak kiyahi), maka insya Allah terbaik buat kami.
Akhirnya beliau bertiga memeluk saya, sambil berlinang air mata seraya berkata” terimakasih dan selamat berjuang”
Sejak itulah, saya mengubur dalam-dalam impian saya untuk study Al-Azhar, dan focus mendidik santri. Dalam sebuah wawancara majalah IQRA edisi : XXXI tahun 2014, perjalanan saya ini ditulis dengan bahasa dengan “sekalipun dengan merobohkan cita-cita”  Saya berfikir pada saat itu, “berkah dan doa sang Guru adalah segala-galanya.”
Akhirnya dengan niat dan keyakinan kuat, kami berangkat berjuang untuk mendirikan pesantren di Sumenep, dengan nama impian saya PESANTREN MODERN AL-AZHAR SUMENEP. Alhamdulillah sampai detik pesantren ini terus berkembang menyesuaikan perkembangan zaman.

KH.Moh Tidjani Djauhari MA dan Ekonomi Syariah
Pada tahun 2002/2003, saya pamit kepada KH,Moh Tidjani DJauhari, MA untuk melanjutkan studi program pascasarjana di IAIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), sembari konsultasi jurusan yang paling tepat untuk saya, beliau langsung memberikan saran “ambilah ekonomi syariah, karena hanya dengan ekonomi syariah abdurrachman akan tahu sesungguhnya Maqahshid syraiah” Maka sejak saat itulah, kami sering diskusi dengan beliau mengenai maqashid syariah,  mulai dari referensi kitab-kitab, hingga para mufakkirin an al-maqhashid al-syariah.
Sebagai seorang santri “ sabda pandito ratu”dan  sam’an wa thaatan adalah sebuah keharusan, bahkan sifatnya mutlak, jika merupakan kebenaran.   Pesan KH Muhammad Tidjani Djauhari, MA,  mengantarkan pada sebuah pemahaman bahwa “ tujuan utama syariah adalah mendorong kesejahteraan manusia, yang terletak dalam perlindungan terhadap agama mereka (diin), dari (nafs), akal, keturunan (nasl), harta benda (maal) . Apa saja yang menjamin terlindungnya lima perkara ini berarti melindungi kepentingan umum dan dikehendaki.” Konsep ini sudah ada sejak imam al-Juwaini, al-Ghazali dan al-Syatibi. (Tidak mungkin penulis sampaikan disini.
Seiring dengan perjalanan waktu, diskusi semakin menarik dari yang santai hingga serius,  pada giliranya menghantarkan saya untuk menulis sebuah tesis, pada mulanya berjudul Pemikiran al-Ghazali tentang Maqhashid al-syariah  kemudian berubah menjadi Pemikiran Ekonom al-Ghazali (Telaaah Kitab Ihya Ulum al-Din), akhirnya tesis ini menjadi sebuah buku diterbitkan dengan judul “ Ekonomi al Ghazali: Menelusuri Konsep Ekonomi Islam dalam Kitab Ihya Ulum al-Din).
Buah diskusi antara sang guru dan murid hinga mengenal pada sosok al-Ghazali pada sejumlah karyanya, ternyata tidak cukup sampai pada tesis, Alhamdulillah, berangkat dari irsayadat wa al-taujihat KH.Mohammad Tidjani Djauhari, MA, sehingga saya memiliki himmah kuat untuk melanjutkan studi S3, dan tetap focus kosentarasi ekonomi syariah wa bi al khusus tentang pemikiran ekonomi al-Ghazali, sehingga mengantarkan ke penulisan disertasi saya dengan judul “ Kontruksu Teori Konsumsi al-Ghazali: Telaah Sejumlah karya imam al-Ghazali..
Kesan saya seorang santri bahwa beliau adalah tokoh sangat Fathanah /cerdas, sangat detail dan tajam dalam analisis. Kecerdesan beliau memiliki makna yang khusus bagi saya, yaitu suatu perpaduan dari kekuatan penalaran, kecerdasaan, inteligensi, penilaian yang sehat, dan kebijaksanaan yang jauh melebihi kemampuan manusia biasa melalui kekuatan pemahaman sangat tinggi. Saya harus mencatat beberapa kali, bahkan saya terkadang harus berpura-pura paham, kemudian baru belajar lagi setelah usai diskusi. Sesungguhnya ingin mengajarkan kepada saya bahwa “Pendidikan bukanlah proses mengisi wadah yang kosong. Pendidikan adalah proses menyalakan api pikiran” karena pikiran manusia sangat luar biasa, saking hebatnya pikiran manusia, Allah-pun tidak pernah ikut campur pikiran manusia.
Mimpi itu sekarang jadi Kenyataan
Dalam kajian Mind Empowerment, ada istilah Pikiran membentuk keyakinan, keyakinan membentuk prilaku atau membentuk kenyataan, potensinya hingga 80 % menjadi kenyataan. Apa hubungannya dengan KH.Moh Tidjani Djauhari MA?
Pada awal Ramadlan tahun 2005, saya dimintai bantuan KH.Moh Tidjani Djauhari MA bagaimana mendirikan prodi ekonomi syariah dibantu ust Amrullah Umar, sekaligus menghubungkan sejumlah dosen ekonomi syariah di perguruan Tinggi Jawa Timur mulai dari UNAIR, UB, UINSA dan UIN. ( baca tulisan saya pada kala itu. “Kegelisahan akademik KH, Mohammad Tidjani Djauhari, MA dan WARKAT 2007 ” Angan Prodi ekonomi syariah, edisi khusus KH.Mohammad Tidjani Djauhari.MA)
Kini mimpi KH.Mohammad Tidjani Djauhari, MA” sudah menjadi kenyataan prodi ekonomi syariah dan perbankan syraiah sudah terbentuk di IDIA, semoga menjadi prodi yang dapat diperhitungkan dimasa mendatang. 
Detik-Detik Terakhir Bersama Sang Guru
Setelah menjalani pengobatan di RS Harapan kita Jakarta, saya menyempatkan diri untuk silatuurahmi, sekaligus mohon doa agar dipermudah dalam proses ujian doktor saya. Saya didampingi sejumlah ust di Al-amien, beliau hanya berpesan kalau disertasi sudah selesai, saya (KH, Mohammad Tidjani Djauhari, MA) dikasih ya? Sambil meneteskan air mata,  saya  menjawab “Insya Allah pak Yai dan sambung doanya” dengan perlahan berbisik, saya suruh mendekat seraya berkata “ bersabar ya Abdurrachman?: Air mata semakin tak tertahan, Kondisi  fisik sang guru memaksanya untuk selalu berbaring di ranjang dan saya hanya bisa berdoa “ya Allah sembuhkan guru kami” berulang-ulang doa kami panjatkan. Akhirnya kami harus bertolak ke Surabaya.
Sesampai di Surabaya, saya ditelp Ust Slamet Fiddin bahwa beliau  berada dirumah sakit Bakti Mulya Surabaya, saya terdiam, Ya Allah baru kmrn saya ketemu, sekarang sudah dirumah sakit lagi,,”Ya Allah berikan kesembuhan dan ketabahan pada guru kami,”  tanpa menunggu lama bersama kawan-kawan  alumni al-Amien di Surabaya dan kawan dosen STIS Surabaya, bahkan menunggu beliau hingga larut malam.
Sehari Sebelum Menghadap Ilahi
Berangkat dari sebuah informasi bahwa KH, Mohammad Tidjani Djauhari, MA dalam keadaan kritis dan membutuhkan dukungan doa para alumni, saya langsung ke pondok ingin menuju ke kediaman beliau, kami hanya bias menangis menyaksikan sang guru di pembaringan, beliau hanya biasa memejamkan mata, dan sesekali menggerakkan tangan beliau untuk mohon doa.
Saya tidak tahu, ternyata pertemuan kali ini, adalah pertemuan terakhir kami pada sang Guru. Linangan air matapun menetes tak terbendung, Untai do’a  yang mampu ku persembahkan, semoga akan selalu menjadikan kami menuju jalan yang terang. serta dapat mengharumkan Namamu. Smoga kami semua tetap Istiqomah terhadap apa yang telah Engkau Tanam dalam Qalbu dan tetap menjalankan irsyadat wa al-taujihat sang Guru. Selamat Jalan Sang Guru. Innalillahi wa innaillaihiraji’un
Beliau mengajari kami tentang semangat juang yang tak pernah redup, tentang idealisme yang tak tergoyahkan, tentang loyalitas kepada sesama, tentang konsistensi sikap yang tegak, tentang resiko perjuangan, tentang sebuah amanah dan tanggungjawab, tentang kesederhanaan dan kebersahajaan, tentang maqhashid al-syariah, tentang kezuhudan dan kesabaran, tentang sikap optimisme dan ketegaran, tentang sufi modern, tentang banyak hal dalam kehidupan ini.
Semoga kita bisa meneladani beliau dan bisa istiqomah menjalankan nilai-nilai perjuangan beliau.

·         Wakil Dekan bidang kemahasiswaan  Fakultas Keislaman Universtas Trunojoyo Madura, Ketua pusat Sudi Ekonomi Syariah UTM, Dewan Penasehat IAEI Madura, Bidang Perkonomian DMI Wilayah Bangkalan, Penulis beberapa buku diantaranya, Ekonomi al-Ghazali (Surabaya, Bina Ilmu,), Sejarah pemikiran Ekonomi Islam ( Malang, GNP), Manajemen Sumber Daya Insani (Malang,GNP), Teori Kebocoran  (Sby, Pustaka,Radja), Kewirausahaan Islam (Pustaka Radja, Sby), Fawaid ahruf al-Arabiyah ( al-ikhlas, Surabaya ) dan lain-lain.

      Tulisan ini akan di muat pada buku, yang akan diterbitkan oleh pondok pesantren  al Amien Prenduan
      





Related

Kisahku 8438733055686774699

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Profile

About Me
Dr. Abdurrohman S.Ag. M.EI
Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura. . Selengkapnya

Total Pageviews

638664

Recent Posts

Random

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *

Populer

item