KH. MOH. TIDJANI JAUHARI, MA DAN CIKAL BAKAL PRODI EKONOMI SYARIAH
Dr. Abdurra c hman Tsanie , S.Ag. M.E.I * “Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapka...

https://rohman-utm.blogspot.com/2020/03/kh-moh-tidjani-jauhari-ma-dan-cikal.html
Dr. Abdurrachman Tsanie, S.Ag.M.E.I *
“Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari
esok dimiliki oleh orang-orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini”
Alhamdulillah,
Saya termasuk orang sangat beruntung
selama di al-Amen, Ada waktu sangat special saat
berada di Ma,had Aly atau Pesantren Tinggu Al-Amien (PTA, karena langsung dibawah bimbingan KH. Mohammad
Tidjani Jauhari, MA, selama dua
tahun, sekalipun hanya 11 maha santri, beliau tetap istiqomah, sehingga beliau menyebut
kami dengan sebutan mahasiswa Ahada asara
Kaukaba (sebelas bintang). Harapan besar KH. Mohammad
Tidjani Jauhari, MA kepada kami, “ agar menjadi bintang ditengah-tengah ummat dimasa mendatang”.
Mungkin disinilah sesungguhnya yang titik tolak
keberuntungan saya dalam menjalani
bahtera kehidupan, sekaligus menjadi sugesti tersendiri
dalam hidup saya secara pribadi. Untain dan Doa beliu menjadi motivasi besar dalam
hidup saya.
Dalam
kajian Mind Empowerment, bahwa
sugesti jika diterima dengan otak bawah sadar, memiliki potensi 80 % menjadi
sebuah kenyataan. Selama 2 tahun saya digembleng di kawah Condrodimuko bernama
PTA, belajar langsung menyelami lautan makna dan himah, kadang dikelas, di
masjid, bahkan tidak jarang KH. Mohammad Tidjani Jauhari, MA memanggil kami di ruangan pribadinya.
Ma’had Aly kini hanya tinggal
sejarah, karena perkemnbangan Ma’had Aly pada periode selanjutnya dianggap
telah melenceng dari manhajut dirasah
yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini disebabkan banyaknya alumni
yang melahirkan pemikiran berhaluan dengan kaum Liberal ( JIL). Hal ini, diperkuat saat KH.Mohammad Tidjani
Jauhari MA, hadir sebagai pembicara pada halaqah Ma’had Aly di PP Salafiyah
Safiiyah 18/09/2006. Halaqoh ini bertema “
Jika Ma’had Aly di Terpa Gosip Liberal: Sebuah Aksi dan Refleksi”
Tulisan sederhana ini sesungguhnya hanya sebagian
kisah perjuangan KH KH.Mohammad Tidjani Jauhari MA, sehingga bersifat over view belum merupakan kajian lengkap
tentang kehidupan beliau secara lengkap. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Nama “ Tsanie” dalam Namaku dan KH. Mohammad Tidjani
Jauhari, MA
“Sesungguhnya pada hari kiamat
nanti kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama-nama bapak-bapak
kalian. Oleh karena itu, buatlah nama-nama yang baik untuk kalian.” (HR. Abu
Daud)
Hanya
sebagian teman saya yang tahu, kalau nama saya sesungguhnya hanya Abdurrachman,
dan Tsanie adalah pemberian KH. Mohammad
Tidjani Jauhari, MA. Mengapa bisa
demikian?, Saat saya masuk ke al-Amien,
ternyata nama abdurrachman merupakan nama pasaran, sehingga beliau menambahkan “Tsanie
“ dibelakang. Nama ini (Tsanie) menjadikan kebanggan tersendiri dalam hidup
pribadi, sehingga di hampir tulisan saya, dikoran, majalah dan buku-buku yang
saya tulis, selalu menyantumkan nama Abdurrachman Tsanie. Bahkan hinggga kini
nama itu tetap melekat, sekalipun pada tahun 2009 sejak menjadi ASN pada waktu-waktu
tertentu hanya memakai sesuai pemberian oang tua.
Apa
sesungguhnya pesan moral dibalik pemberian nama ini?
Sungguh betapa perhatiannya
beliau, kepada santri-santrinya. Dari sinilah saya menulis
pada pengantar buku “Ulama Rabbani,
Islami, Ma’hady dan Qurani, (Baca buku, Iwan Kuswadi, Mengenal KH,Moh Tidjani DJauhari, MA: Menelusuri Kiprah dan
perjuanganya, (Sby, MQA, 2007)
Baik Menurut KH.Moh Tidjani Djauhari MA, Terbaik buat
kami
Sebuah
kisah yang tak pernah terlupakan begitu saja, bahwa saya pernah mendapatkan kesempatan
studi di Universitas Al-Azhar Mesir bersama mahasiswa Ma’had Aly dan IDIA kala
itu, sesungguhnya merupakan masa penantian menunnggu panggilan pembrangkatan ke
Al-Azhar Cairo.
Satu
bulan sebelum pembrangkatan saya secara pribadi di panggil oleh KH.Muhammad
Tidjani Djauhari, MA, KH,Idris Djauhari, dan KH.Maktum Djauhari MA (Tri Murti Al-Amien), beliau menanyakan
tentang kesiapan saya ke Al-Azhar, saya pun menjawab” sudah siap pak kiyahi dhohiron
wa bathinan” beliau bertiga berdiam sesaat sambil mengatur nafas, kemudian
berkata “ kami bertiga mohan maaf,” berulang-ulang
beliau sampaikan. “Mengapa pak kiyahi
harus minta maaf” Beliau bertiga menyampaikan pesan dengan pelan-pesan dan
terkesan hati-hati. Seraya berkata:
” Beberapa hari
ini kita ( pimpinan al-amien) dimintai bantuan kiyahi GONTOR untuk membantu
alumni GONTOR KH Asrory Hermany Bahauddin, MA untuk membuat sebuah pesantren, dan
kami ( pimpinan al-amien) melihat Abdurrachman tsanie yang cocok dan insya
Allah bisa mendampingi beliau”
KH,Mohammad
Tidjani Djauhari, MA bersama dua pimpinan
Al-Amien melanjutkan pembicaraanya, “
Abdurrachman, tapi kami tidak memaksa, sekali lagi tidak memaksa abdurrachman,
karena kami ( pimpinan) tahu, abdurrachman sedang mempersiapkan pembrangkatan ke
Al-Azhar Cairo”
Selanjutnya
beliau bertiga bertanya“ madza ro’yukum
ya Abdurrachman?, sembari menyampaikan permintaam maaf. Kami-pun menjawab” pak kiyahi, kalau memang menurut bapak kiyahi, bahwa saya harus membantu
mendirikan pesantren tersebut BAIK, ( baik menurut bapak kiyahi), maka insya
Allah terbaik buat kami.
Akhirnya
beliau bertiga memeluk saya, sambil berlinang air mata seraya berkata” terimakasih dan selamat berjuang”
Sejak
itulah, saya mengubur dalam-dalam impian saya untuk study Al-Azhar, dan focus
mendidik santri. Dalam sebuah wawancara majalah IQRA edisi : XXXI tahun 2014,
perjalanan saya ini ditulis dengan bahasa dengan “sekalipun dengan merobohkan
cita-cita” Saya berfikir pada saat itu,
“berkah dan doa sang Guru adalah
segala-galanya.”
Akhirnya
dengan niat dan keyakinan kuat, kami berangkat berjuang untuk mendirikan
pesantren di Sumenep, dengan nama impian saya PESANTREN MODERN AL-AZHAR SUMENEP. Alhamdulillah sampai
detik pesantren ini terus berkembang menyesuaikan perkembangan zaman.
KH.Moh Tidjani Djauhari MA dan Ekonomi Syariah
Pada
tahun 2002/2003, saya pamit kepada KH,Moh Tidjani DJauhari, MA untuk
melanjutkan studi program pascasarjana di IAIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA),
sembari konsultasi jurusan yang paling tepat untuk saya, beliau langsung
memberikan saran “ambilah ekonomi syariah, karena hanya dengan ekonomi syariah
abdurrachman akan tahu sesungguhnya Maqahshid
syraiah” Maka sejak saat itulah, kami sering diskusi dengan beliau mengenai
maqashid syariah, mulai dari referensi kitab-kitab, hingga para mufakkirin an al-maqhashid al-syariah.
Sebagai
seorang santri “ sabda pandito ratu”dan sam’an
wa thaatan adalah sebuah keharusan, bahkan sifatnya mutlak, jika merupakan
kebenaran. Pesan KH Muhammad Tidjani
Djauhari, MA, mengantarkan pada sebuah
pemahaman bahwa “ tujuan utama syariah adalah mendorong kesejahteraan manusia,
yang terletak dalam perlindungan terhadap agama mereka (diin), dari (nafs), akal,
keturunan (nasl), harta benda (maal) . Apa saja yang menjamin
terlindungnya lima perkara ini berarti melindungi kepentingan umum dan
dikehendaki.” Konsep ini sudah ada sejak imam al-Juwaini, al-Ghazali dan
al-Syatibi. (Tidak mungkin penulis sampaikan disini.
Seiring
dengan perjalanan waktu, diskusi semakin menarik dari yang santai hingga serius, pada giliranya menghantarkan saya untuk
menulis sebuah tesis, pada mulanya berjudul Pemikiran
al-Ghazali tentang Maqhashid al-syariah kemudian berubah menjadi Pemikiran Ekonom al-Ghazali (Telaaah Kitab Ihya Ulum al-Din),
akhirnya tesis ini menjadi sebuah buku diterbitkan dengan judul “ Ekonomi al Ghazali: Menelusuri Konsep
Ekonomi Islam dalam Kitab Ihya Ulum al-Din).
Buah
diskusi antara sang guru dan murid hinga mengenal pada sosok al-Ghazali pada
sejumlah karyanya, ternyata tidak cukup sampai pada tesis, Alhamdulillah,
berangkat dari irsayadat wa al-taujihat
KH.Mohammad Tidjani Djauhari, MA, sehingga saya memiliki himmah kuat untuk
melanjutkan studi S3, dan tetap focus kosentarasi ekonomi syariah wa bi al khusus tentang pemikiran
ekonomi al-Ghazali, sehingga mengantarkan ke penulisan disertasi saya dengan
judul “ Kontruksu Teori Konsumsi
al-Ghazali: Telaah Sejumlah karya imam al-Ghazali..
Kesan
saya seorang santri bahwa beliau adalah tokoh sangat Fathanah /cerdas, sangat detail dan tajam dalam analisis.
Kecerdesan beliau memiliki makna yang khusus bagi saya, yaitu suatu perpaduan
dari kekuatan penalaran, kecerdasaan, inteligensi, penilaian yang sehat, dan
kebijaksanaan yang jauh melebihi kemampuan manusia biasa melalui kekuatan
pemahaman sangat tinggi. Saya harus mencatat beberapa kali, bahkan saya terkadang
harus berpura-pura paham, kemudian baru belajar lagi setelah usai diskusi. Sesungguhnya
ingin mengajarkan kepada saya bahwa “Pendidikan bukanlah proses mengisi wadah
yang kosong. Pendidikan adalah proses menyalakan api pikiran” karena pikiran manusia sangat luar biasa,
saking hebatnya pikiran manusia, Allah-pun tidak pernah ikut campur pikiran
manusia.
Mimpi itu sekarang jadi Kenyataan
Dalam
kajian Mind Empowerment, ada istilah
Pikiran membentuk keyakinan, keyakinan membentuk prilaku atau membentuk
kenyataan, potensinya hingga 80 % menjadi kenyataan. Apa hubungannya dengan
KH.Moh Tidjani Djauhari MA?
Pada
awal Ramadlan tahun 2005, saya dimintai bantuan KH.Moh Tidjani Djauhari MA
bagaimana mendirikan prodi ekonomi syariah dibantu ust Amrullah Umar, sekaligus
menghubungkan sejumlah dosen ekonomi syariah di perguruan Tinggi Jawa Timur
mulai dari UNAIR, UB, UINSA dan UIN. ( baca tulisan saya pada kala itu.
“Kegelisahan akademik KH, Mohammad Tidjani Djauhari, MA dan WARKAT 2007 ” Angan Prodi ekonomi syariah, edisi
khusus KH.Mohammad Tidjani Djauhari.MA)
Kini
mimpi KH.Mohammad Tidjani Djauhari, MA” sudah menjadi kenyataan prodi ekonomi
syariah dan perbankan syraiah sudah terbentuk di IDIA, semoga menjadi prodi
yang dapat diperhitungkan dimasa mendatang.
Detik-Detik Terakhir Bersama Sang Guru
Setelah
menjalani pengobatan di RS Harapan kita Jakarta, saya menyempatkan diri untuk
silatuurahmi, sekaligus mohon doa agar dipermudah dalam proses ujian doktor
saya. Saya didampingi sejumlah ust di Al-amien, beliau hanya berpesan kalau
disertasi sudah selesai, saya (KH, Mohammad Tidjani Djauhari, MA) dikasih ya?
Sambil meneteskan air mata, saya menjawab “Insya
Allah pak Yai dan sambung doanya” dengan perlahan berbisik, saya suruh
mendekat seraya berkata “ bersabar ya
Abdurrachman?: Air mata semakin tak tertahan, Kondisi fisik sang guru memaksanya untuk selalu berbaring di ranjang dan saya
hanya bisa berdoa “ya Allah sembuhkan
guru kami” berulang-ulang doa kami panjatkan. Akhirnya kami harus bertolak
ke Surabaya.
Sesampai
di Surabaya, saya ditelp Ust Slamet Fiddin bahwa beliau berada dirumah sakit Bakti Mulya Surabaya,
saya terdiam, Ya Allah baru kmrn saya ketemu, sekarang sudah dirumah sakit lagi,,”Ya Allah berikan kesembuhan dan ketabahan pada
guru kami,” tanpa menunggu lama
bersama kawan-kawan alumni al-Amien di
Surabaya dan kawan dosen STIS Surabaya, bahkan menunggu beliau hingga larut
malam.
Sehari Sebelum Menghadap Ilahi
Berangkat
dari sebuah informasi bahwa KH, Mohammad Tidjani Djauhari, MA dalam keadaan
kritis dan membutuhkan dukungan doa para alumni, saya langsung ke pondok ingin menuju
ke kediaman beliau, kami hanya bias menangis menyaksikan sang guru di
pembaringan, beliau hanya biasa memejamkan mata, dan sesekali menggerakkan
tangan beliau untuk mohon doa.
Saya
tidak tahu, ternyata pertemuan kali ini, adalah pertemuan terakhir kami pada
sang Guru. Linangan air matapun menetes tak terbendung, Untai do’a yang
mampu ku persembahkan, semoga akan selalu menjadikan kami menuju jalan yang
terang. serta dapat mengharumkan Namamu. Smoga kami semua tetap Istiqomah
terhadap apa yang telah Engkau Tanam dalam Qalbu dan tetap menjalankan irsyadat
wa al-taujihat sang Guru. Selamat Jalan Sang Guru. Innalillahi wa innaillaihiraji’un
Beliau
mengajari kami tentang semangat juang yang tak pernah redup, tentang idealisme
yang tak tergoyahkan, tentang loyalitas kepada sesama, tentang konsistensi sikap
yang tegak, tentang resiko perjuangan, tentang sebuah amanah dan tanggungjawab,
tentang kesederhanaan dan kebersahajaan, tentang maqhashid al-syariah, tentang
kezuhudan dan kesabaran, tentang sikap optimisme dan ketegaran, tentang sufi
modern, tentang banyak hal dalam kehidupan ini.
Semoga
kita bisa meneladani beliau dan bisa istiqomah menjalankan nilai-nilai
perjuangan beliau.
·
Wakil Dekan bidang kemahasiswaan Fakultas Keislaman Universtas Trunojoyo
Madura, Ketua pusat Sudi Ekonomi Syariah UTM, Dewan Penasehat IAEI Madura,
Bidang Perkonomian DMI Wilayah Bangkalan, Penulis beberapa buku
diantaranya, Ekonomi al-Ghazali (Surabaya, Bina Ilmu,), Sejarah pemikiran Ekonomi Islam (
Malang, GNP), Manajemen Sumber Daya
Insani (Malang,GNP), Teori Kebocoran (Sby,
Pustaka,Radja), Kewirausahaan
Islam (Pustaka
Radja,
Sby), Fawaid
ahruf al-Arabiyah ( al-ikhlas, Surabaya ) dan lain-lain.
Tulisan ini akan di muat pada buku, yang akan diterbitkan oleh pondok pesantren al Amien Prenduan
Tulisan ini akan di muat pada buku, yang akan diterbitkan oleh pondok pesantren al Amien Prenduan