rohmans

BENARKAH AL-KITAB = FIKSI

Sambil befikir menulis soal UTS, tiba-tiba terbersit untuk menulis dan menanggapi pemberitaan yang sedang hangat di medsos tetntang  ...


Hasil gambar untuk alquran

Sambil befikir menulis soal UTS, tiba-tiba terbersit untuk menulis dan menanggapi pemberitaan yang sedang hangat di medsos tetntang  tentang statemen Rocky Gerung bahwa Kitab Suci itu Fiksi.
Sebaiknya kaum muslimin jangan mudah terbakar seperti pentol korek api. Dengan digesek sedikit aja langsung terbakar, Mari bersama menggali dan mengedapankan how to know sehingga Islam terasa Indah dimata dunia.
Mari bersama dikaji lebih dalam, sebenarnya para ahli Balaghah dan ahli Tafsir Al-Quran pun menyatakan hal yang sama…
Fiksi berbeda dengan fiktif. Fiksi adalah sebuah prosa naratif yang bersifat imajiner, namun tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran. Sedangkan fiktif adalah cerita bohong  demikian kata Rocky Gerung  prof filsafat UI.
Bahasa Arab yang tepat untuk istilah fiksi adalah al-khayal atau al-tashawur, sedangkan bahasa Arab untuk cerita fiktif adalah asathir/usthurah. Di zaman dahulu, para penolak al-Quran menuduh al-Quran sebagai cerita bohong warisan nenek moyang (asatirul awalin).
Para ahli ilmu balaghah dan ahli tafsir menyatakan bahwa di dalam al-Quran terdapatkan cerita fiksi (qishatul khayal) untuk mengimajinasikan kiamat beserta sifat surga neraka, mendramatisasikan cerita umat terdahulu, dan hal-hal yang ghaib lainnya, sehingga seakan-akan dekat, hadir, tampak nyata, dan mudah dipahami oleh umat manusia. Unsur-unsur fiksi tersebut dikaji dalam bab Tasybih dan Isti’aroh yang berfungsi untuk menyerupakan dan mengumpamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Para ulama klasik yang mengkaji teori-teori tersebut antara lain Al-Jahid dalam kitab Al Kamil, Abdullah bin al-Mu’taz dalam kitab Al-Badi’, Musa Al-Ramani dalam I’jazul Quran, Abu Hilal al-Askari dalam kitab al-Shana’atayn, Al-Baqilani dalam kitab I’jazul Quran, dan Al-Jurjani dalam Asrarul Balaghah dan Dalailul I’jaz.
Dalam perkembangan kajian modern Al-Quran, Sayid Qutb dan Rasyid Ridha mengembangkan kajian fiksi tersebut dalam Teori Seni Imajinasi (Nadhariyatu Tashwir al-Fanni). Bahkan, mereka menilai, salah satu kemukjizatan Al-Quran terletak pada nilai sastra yang tinggi, antara lain keindahan dan kekuatan bahasa Al-Quran yg memanfaatkan seni imajinasi sehingga Al-Quran mampu menghadirkan hal-hal yang ghaib, kejadian masa lalu, dan masa depan dengan cara yg mudah dicerna oleh akal manusia.
Di era kontemporer ini, banyak juga para sarjana ilmu Al-Quran yang menulis hal itu, antara lain Muhammad Khalafullah dalam kitab Al-Fann al-Qashashi fil Qur’an (Seni Cerita dalam Al-Quran), Dr. Salman Ibn Fahd Al-Audah dalam artikelnya yg berjudul Tajribatu Al-Takhayul Al-Qurani (Eksperimentasi Fiksi Al-Quran) dan lain-lain.
Saya masih belum menyimpulkan….benarkah Al-Quran Al-Karim yang  turun dalam masa sekitar 22 tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh dua hari. Dikatakan Fiksi…?????
Sebelum diakhiri Mari kita merenungkan  Al Quran Surat Ath Thuur ayat 34 (52:34) “ Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar “
Jika al-Qur.an adalah fiksi, mungkin akan didapati sejumlah orang yang membuat dan menyusun fiksi semacam al-Quran, dan sejauh ini belum ada satupun manusia yang bisa menandingi bahasa al-Qur’an dengan segala keistimewaan-keistimewaanya….
Wallahu a’lama bi alshawabi


Related

Semua 3472984766424399793

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Profile

About Me
Dr. Abdurrohman S.Ag. M.EI
Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura. . Selengkapnya

Total Pageviews

Recent Posts

Random

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *

Populer

item