Kaidah-Kaidah Fiqih Ekonomi Syariah
Kaidah-kaidah fiqih terdiri dari kaidah fiqih yang umum dan kaidah fiqih yang khusus, salah satu kaidah fiqih yang khusus yaitu kaida...
https://rohman-utm.blogspot.com/2018/02/kaidah-kaidah-fiqih-yang-berhubungan.html
Kaidah-kaidah fiqih
terdiri dari kaidah fiqih yang umum dan kaidah fiqih yang khusus, salah satu
kaidah fiqih yang khusus yaitu kaidah yang berhubungan dengan masalah ekonomi (muamalah),
kaidah-kaidah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1. الأصل في المعاملة
الإباحة إلا أن يدل دليل على تحريمها
“Hukum asal
dalam semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya”
2. الأصل في العقد رضى
المتعاقدين ونتيجته ما التزماه بالتعاقد
“Hukum asal
dalam transaksi adalah keridhaan kedua belah pihak yang berakad, hasilnya
adalah berlaku sahnya yang diakadkan”
3. لا يجوز لأحد أن يصرف
في ملك غيره بلا إذنه
“Tiada
seorangpun boleh melakukan tindakan hukum atas milik orang lain tanpa izin si
pemilik harta”
4. الباكل لا يقبل الإجازة
“Akad yang
batal tidak menjadi sah karena dibolehkan”
5. الإجازة اللاحقة
كالوكالة السابقة
“Izin yang
datang kemudian sama kedudukannya dengan perwakilan yang telah dilakukan lebih
dahulu”
6. الأجر والضمان لا
يجتمعان
“Pemberian upah dan tanggung jawab
untuk mengganti kerugian tidak berjalan bersamaan”
7. الخراج بالضمان
“Manfaat suatu benda merupakan fakor
pengganti kerugian”
8. الغرم بالغمن
“Risiko itu
menyertai manfaat”
9. إذا بطل شيئ بطل ما في
ضمنه
“Apabila
sesuatu akad batal, maka batal pula yang ada dalam tanggungannya”
10. العقد على الأعيان
كالعقد على منافعها
“Akad yang objeknya suatu
benda tertentu adalah seperti akad terhadap manfaat benda tersebut”
11. كل ما يصح تأبيده من
العقود المعاوضات فلا يصح توقيته
“Setiap akad mu’awadhah
yang sah diberlakukan selamanya, maka tidak sah diberlakukan sementara”
12. الأمر بالتصرف في ملك
الغير باطل
“Setiap
perintah untuk bertindak hukum terhadap hak milik orang lain adalah batal”
13. لا يتم التبرع إلا بالقبض
“Tidak
sempurna akad tabarru’ kecuali dengan penyerahan barang”
14. الجواز السرعي ينافي
الضمان
“Suatu hal
yang dibolehkan oleh syara’ tidak dapat dijadikan objek tuntutan ganti rugi”
15. كل قبول جائز أن يكون قبلت
“Setiap kabul/penerimaan
boleh dengan ungkapan saya telah terima”
16. كل شرط كان من مضلحة
العقد أو من مقتضاه فهو جائز
“Setiap
syarat untuk kemaslahatan akad atau diperlukan oleh akad tersebut, maka syarat
tersebut dibolehkan”
17. ما جاز بيعه جاز رهنه
“Apa yang
boleh dijual boleh pula digadaikan”
18. كل قرض جر منفعة فهو
ربا
“Setiap pinjaman dengan
menarik manfaat (oleh kreditor) adalah sama dengan riba”
19. الضَرَرُيُزَالُ
“Kemadharatan
harus dihilangkan”[1]
20. الحَاجَةُ تَنْزِلُ
مَنْزِلَةَ الضَرُورَةِعَامَةً كَانَ أَوْ خَاصَةً
“Kedudukan
kebutuhan itu menempati kedudukan darurat baik umum maupun khusus”
21. الاجرو واضمانل
لايجتمعان
“Sewa dan membayar
kerusakan, tidaklah berkumpul