KONSEP GUIDED IMAGERY (IMAJINASI TERBIMBING)
Pengertian Guided Imagery Imajinasi didefinisikan sebagai “penggunaan manfaat kekuatan imajinasi secara sadar...
https://rohman-utm.blogspot.com/2017/07/konsep-guided-imagery-imajinasi.html
Pengertian Guided
Imagery
Imajinasi
didefinisikan sebagai “penggunaan manfaat kekuatan imajinasi secara sadar
dengan maksud mengaktifkan penyembuhan biologis, psikologis, atau spiritual”
(Kozier, 2010 : 499). Individu berespons baik terhadap citra yang dapat
menghasilkan perubahan fisik, mental, emosional, dan spiritual. Sebagian besar
citra tidak disadari dan dapat menghasilkan perubahan. Imajinasi yang disadari
melibatkan penciptaan citra mental apa yang diinginkan dan dapat dibangkitkan
dari ingatan, mimpi, khayalan, dan harapan. Meskipun sering kali dianggap
sebagai visualisasi, imajinasi dapat melibatkan semua indra-melihat, mendengar,
merasakan, meraba, atau bahkan mengecap citra yang tercipta.
Imajinasi
terbimbing (guided imagery) adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan untuk
mengurangi stres dan meningkatkan perasaan tenang dan damai serta merupakan
obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan. Imajinasi terbimbing
atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk mengkaji kekuatan pikiran
saat sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa
ketenangan dan keheningan (National Safety Council, 2004).
Guided
imagery adalah
proses yang menggunakan kekuatan pikiran dengan menggerakkan tubuh untuk
menyembuhkan diri dan memelihara kesehatan atau rileks melalui komunikasi dalam
tubuh melibatkan semua indra meliputi sentuhan, penciuman, penglihatan, dan
pendengaran (Potter & Perry, 2005 : 1503).
Dasar Guided
Imagery
Imajinasi
merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi dengan tubuh.
Segala sesuatu yang kita lakukan akan diproses oleh tubuh melalui bayangan.
Imajinasi terbentuk melalui rangsangan yang diterima oleh berbagai indera
seperti gambar aroma, rasa suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006). Respon
tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan
aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa dengan menstimulasi otak melalui
imajinasi dapat menimbulkan pengaruh langsung pada system saraf dan endokrin
(Tusek, 2000).
C.
Manfaat Guided
Imagery
Guided
imagery dapat
bermanfaat untuk menurunkan kecemasan, kontraksi otot dan menfasilitasi tidur
(Black and Matassarin, 1998). Potter and Perry (2005: 1503) juga menyatakan
imajinasi terbimbing (guided imagery) dapat meningkatkan tidur.
Teknik guided imagery digunakan untuk mengelola stres dan koping dengan cara
berkhayal atau membayangkan sesuatu.
Menurut Townsend (1977),
manfaat guided imagery diantaranya mengurangi stress dan kecemasan,
mengurangi nyeri, mengurangi efek samping, mengurangi tekanan darah tinggi,
mengurangi level gula darah (diabetes), mengurangi alergi dan gejala
pernapasan, mengurangi sakit kepala, mengurangi biaya rumah sakit, meningkatkan
penyembuhan luka dan tulang, dan lain-lain (Rahmayanti, Yeni. N, 2010).
Mekanisme
Kerja Teknik Relaksasi Guided Imagery
Relaksasi dengan teknik guided
imagery akan
membuat tubuh lebih rileks dan nyaman dalam tidurnya. Dengan melakukan nafas
dalam secara perlahan, tubuh akan menjadi lebih rileks. Perasaan rileks akan
diteruskan ke hipotalamus untuk menghasilkan Corticotropin
Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF merangsang kelenjar pituitary untuk meningkatkan
produksi Proopioidmelano-cortin (POMC) sehingga produksi enkephalin oleh medulla adrenal meningkat.
Kelenjar pituitary juga menghasilkan endorphin sebagai neurotransmitter yang
mempengaruhi suasana hati menjadi rileks (Guyton and Hall, 2007 : 677).
Imajinasi terbimbing (Guided
Imagery) merupakan
suatu teknik yang menuntut seseorang untuk membentuk sebuah bayangan/imajinasi
tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang terbentuk tersebut akan diterima
sebagai rangsang oleh berbagai indra, kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan
ke batang otak menuju sensor thalamus. Ditalamus rangsang diformat sesuai
dengan bahasa otak, sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala
dan hipokampus sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim ke korteks serebri,
dikorteks serebri terjadi proses asosiasi pengindraan dimana rangsangan
dianalisis, dipahami dan disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak
mengenali objek dan arti kehadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai
penentu sinyal sensorik dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus
memutuskan sinyal yang masuk adalah penting maka sinyal tersebut akan disimpan
sebagai ingatan. Hal-hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh
hipokampus sehingga diproses menjadi memori. Ketika terdapat rangsangan berupa
bayangan tentang hal-hal yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan
akan muncul kembali dan menimbulkan suatu persepsi dari pengalaman sensasi yang
sebenarnya, walaupun pengaruh / akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari
suatu sensasi (Guyton and Hall, 2007 : 678).
Amigdala merupakan area perilaku
kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar. Amigdala berproyeksi pada
jalur system limbik seseorang dalam hubungan dengan alam sekitar dan pikiran.
Berlandaskan pada informasi ini, amigdala dianggap membantu menentukan pola
respon perilaku seseorang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan setiap
keadaan. Dari hipokampus rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim ke
amigdala. Amigdala mempunyai serangkaian tonjolan dengan reseptor yang
disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter yang mengirim rangsangan
kewilayah sentralnya sehingga terbentuk pola respons perilaku yang sesuai
dengan makna rangsangan yang diterima (Guyton & Hall, 2007: 678).
Dengan relaksasi nafas dalam secara
perlahan sehingga meningkatnya enkephalin dan endorphin dan dengan adanya suatu rangsangan
berupa bayangan tentang hal-hal yang disukai, lansia akan merasa lebih rileks
dan nyaman dalam tidurnya.
E.
Prosedur Teknik Relaksasi Guided
Imagery
1. Anjurkan
klien mengenakan pakaian yang longgar.
2. Tidur
dengan posisi yang nyaman.
3. Anjurkan
klien untuk menutup mata dengan lembut.
4. Minta
klien menarik napas dalam dan perlahan untuk menimbulkan relaksasi.
5. Minta
klien untuk menggunakan seluruh pancaindranya dalam menjelaskan bayangan dan
lingkungan bayangan tersebut.
6. Mulailah
membayangkan tempat yang menyenangkan dan dapat dinikmati.
7. Minta
klien untuk menjelaskan perasaan fisik dan emosional yang ditimbulkan oleh
bayangannya, dan bantu klien untuk mengekplorasi respons terhadap bayangannya.
8. Ulangi
10 sampai 15 menit sampai Anda tertidur.
9. Ciptakan
lingkungan yang sunyi dan bebas dari gangguan (Berman, 2009).
Sebaiknya dilakukan pada waktu kita
kesulitan untuk memulai tidur. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam
relaksasi, ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu : posisi yang nyaman,
pikiran yang tenang dan lingkungan yang nyaman. Dengan melakukan latihan selama
tujuh hari, pemenuhan kebutuhan tidur dapat terpenuhi baik kualitas maupun
kuantitasnya. Tulisan khoirul anis (
belum direvisi)