rohmans

PELUANG DAN TANTANGAN EKONOMI ISLAM DI MAADURA

PELUANG DAN TANTANGAN EKONOMI ISLAM DI PULAU MADURA Oleh: Dr.Abdur Rohman. S.Ag.MEI [1] Dosen Ekonomi Islam di Prodi Ekonomi Isl...

PELUANG DAN TANTANGAN EKONOMI ISLAM
DI PULAU MADURA

Oleh: Dr.Abdur Rohman. S.Ag.MEI[1]
Dosen Ekonomi Islam di Prodi Ekonomi Islam Universitas Trunojoyo Madura
 Latar Belakang
Problema dunia yang selalu menjadi perhatian utama manusia modern, kata Baqir al-Shadr, adalah pertanyaan tentang sistem apa yang paling sesuai untuk membangun kehidupan sosial umat manusia itu sendiri.[2] Inilah pertanyaan paling pelik dan sangat sensitif yang selalu menghadang mereka sejak kehidupan sosialnya dimulai. Karena saling bekerjasama merupakan basis kehidupan sosial, maka diperlukan suatu sistem hukum untuk mengatur hubungan-hubungan antara sesama manusia tersebut. Semakin relevan dan semakin konsisten sistem itu dengan watak dan kepentingan-kepentingan manusia, maka ia akan semakin menjamin kemakmuran dan solidaritas masyarakat manusia dalam arti yang sesungguhnya. Di antara sistem hukum kehidupan yang amat dibutuhkan oleh umat manusia tersebut adalah sistem ekonomi yang harus berbeda dengan sistem-sistem sebelumnya yang lebih memiliki dimensi Ilahiyah dan Insyaniah.
Selanjutnya, bagaimana dengan Madura ? melihat perkembangan ekonomi Islam dewasa ini?
Potensi  dan Peluang Ekonomi Madura
Sejak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada 10 Juni 2009 telah meresmikan Jembatan yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Madura. Jembatan sepanjang 5.438 meter yang diberi nama Jembatan Suramadu ini diharapkan akan menjadi penopang kemajuan, khususnya di bidang ekonomi bagi warga Madura.. Untuk mendukung program pembangunan terintegrasi, serta mempercepat pembangunan di Pulau Madura pascaoperasional Jembatan Suramadu ini, pemerintah membentuk badan khusus, yakni Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS), melalui Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2008.
Diantara potensi ekonomi adalah
1.    Lahan investasi 1.400 hektar untuk dikembangkan, Nilai investasi untuk mengembangkan wilayah tersebut, diperkirakan sebesar Rp 220 triliun. Investasi tersebut untuk membangun di antaranya infrastruktur, hotel berbintang, dan lain-lain. [3]
2.    Potensi Wisata. Madura memiliki kawasan pantai yang indah seperti dimiliki pulau lain, layaknya Bali dan Lombok. Potensi wisata tersebut mulai terbuka dan mudah diakses setelah dibangunnya Jembatan Suramadu..dan banyak lagi lainya misalnya wisata religi
3.    Pertanian : Misal tembakau, madura merupakan salah satu penghasil tembakau terbaik dunia bersma 4 daerah lainnya di Inodonesia yaitu Deli,Temanggung, Jember dan lombok.
4.    Jamu :  Madura adalah salah satu wilayah yang sangat populer hingga ke mancanegara karena pesona ramuan herbal yang sudah teruji oleh pemakaian empiris. Isu global mengenai back to nature memberi peluang Jamu Madura sebagai “green product” untuk mengambil peran lebih banyak (supporting agent), baik di tingkat nasional maupuan internasional.
5.    Peternakan :  Sumenep memiliki populasi sapi terbanyak di Indonesia..Salah satunya di pulau Sepudi mencapai 50.000  ekor, sementara warganya hanya 40.000  jiwa[4].
6.    Potensi Alam  ( salah satunya adalah MIGAS ) sejak tahun 90-an silam, ada dugaan, ladang  Migas di Madura itu banyak terhampar diberbagai sisi Madura dari  daratan hingga lautan. Saking besarnya potensi Migas Madura, ada yang mengatakan kalau Madura itu ‘madunya’ Negara.
7.    Pondok Pesantren...merupakan potensi besar dalam pengembangan ekonomi syariah. Jumlah pondok pesantren di Sumenep ada 230 pesantren,[5] di pamekasan  513 pesantren, [6]
Tantangan Utama  Ekonomi  Islam di Madura
Setidak ada beberapa hal menjadi pokok tanta tangan ekonomi Islam, terkesan lambat di Madura :
1.      Masih belum banyak masyarakat Madura yang mengerti tentang ekonomi Islam, terutama perbankan Islam, adalah tantangan utama yang harus diresponi secara bijak dan konsepsional.
2.      Masih langkanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar paham dengan sistem ekonomi Islam di internal lembaga-lembag ekonomi Islam itu sendiri, sehingga masyarakat Madura tidak merasa dapat pemahaman yang tepat tentang ekonomi Islam dan akhirnya menganggap lembaga ekonomi Islam adalah lembaga ekonomi konvensional yang memakai label atau simbol-simbol Islam saja, sementara substansinya tetap saja ekonomi konvensional.
3.      Masih minimnya contoh yang akan diikuti untuk membuktikan bahwa sistem ekonomi Islam adalah sistem alternatif yang dinanti-nanti.
Solusi Alternatif
Dinatara langkah-langkah dalam rangka membumikan ekonomi syariah di Madura diantaranya ditempuh adalah  sebagai berikut:
1.      Pertama untuk berbagai tantangan di atas adalah memperhebat sosialisasi dengan merangkul pihak-pihak yang lebih berpengaruh di semua strata masyarakat. Bahkan bila mungkin, perlu ada dana khusus sebagai penghargaan untuk setiap jasa yang dipakai. Mungkin diperlukan dakwah ekonomi Islam
2.      Kedua, tingkatkan daya tarik, karena setiap orang yang berbisnis, walau dengan syari’at atau ekonomi Islam sekalipun, pasti mengutamakan untung atau laba untuk dirinya. Untuk itu sebarkan “gula” agar semut terpancing dan berkerumun hendak mencoba.
3.      Ketiga, siapkan SDM yang tidak hanya skill dalam pekerjaan fisik, tetapi juga memiliki wawasan yang memadai secara ilmiah. Di sini, pendidikan khusus perlu dilakukan secara terus menerus.
4.      Melakukan lobi-lobi politik bisnis “tingkat tinggi” agar kaum pemegang opini publik ikut terlibat dalam pengembangan ekonomi Islam di Madura, sehingga masyarakatpun akhirnya juga berminat. Untuk itu agaknya diperlukan team marketing yang handal.
Kesimpulan
Kesimpulan kecil yang dapat dikemukakan dalam wacana ini adalah bahwa secara makro, prospek ekonomi Islam di Madura ke depan cukup cerah dan menjanjikan,. Tetapi karena masih kurang dipahami dan masih kurang daya tarik, akhirnya sistem nilai ini masih kurang pula diminati. Oleh sebab itu, semua pihak yang ingin agar sistem ekonomi Islam benar-benar manjadi tawaran konstruktif untuk kebangkitan umat dan bangsa, khususnya di Madura, perlu bekerja lebih keras lagi sehingga nilai-nilai Islam tentang ekonomi tidak hanya sekedar wacana, tetapi mewujud dalam arti yang sesungguhnya.



[1] Disampaikan pada Seminar Ekonomi Islam Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah (BEM-FS) INSTIKA Guluk-Guluk Sumenep Jawa Timur, pada hari Kamis 11 Pebruari 2016
[2] إن من أنظمة الأحكام التى يحتاجها الإنسان أشد احتياجا هو النظام الاقتصادى كالنظام القيمي الذى يتعلق بالقضايا حول صور الأثمان و تشر الدخل و فرصة العمل و العملة و التجارة و غيرها   Muhammad Bagir Al Sadr As Shahid dilahirkan di Kadhimiyeh pada 25 Dzulqaidah 1353 H/ 1 Maret 1935 M  penulis buku ekonomi perdana, Iqtishoduna
[3] Deputi Perencanaan Badan Penhgembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS) Agus Wahyudi  tanggal 18 Desember 2015
[4] http://radarmadura.co.id/2013/12/sumenep-miliki-populasi-ternak-terbanyak-se-indonesia/
[5] https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_Pondok_Pesantren_di_Sumenep
[6]Depag Kabupaten Pamekasan

Related

Semua 2253423797917148977

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Profile

About Me
Dr. Abdurrohman S.Ag. M.EI
Dosen Ekonomi Syariah Fakultas Ilmu Keislaman, Universitas Trunojoyo Madura. . Selengkapnya

Total Pageviews

Recent Posts

Random

Comments

Contact Us

Name

Email *

Message *

Populer

item